Additional Part (4.)

321 29 3
                                        

"Kakak pulangnya jam berapa?", yeri berbicara kepada kekasihnya yang masih bertugas di rumah sakit lewat telepon.

"Aku baru kelar nya jam 7-an yer, kenapa?", irene menjawab.

"Emm.. engga gapapa, tapi kakak gak pulang ke tempat aku kan?", yeri sudah bisa merasakan jantungnya berdetak dengan cepat.

"Aku rencananya mau ke tempat kamu sih, tapi kenapa yer? Kamu gaada di rumah?", yang di sebrang sana bingung, masalah nya biasanya yang lebih muda selalu begitu bersemangat bila irene akan mengunjungi apartment miliknya.

"A-aku ada di rumah kok, cuman...", yeri menghentikan kalimatnya. Jujur ia sangat gugup saat ini.

"Cuman apa?", suara irene kini berubah menjadi sedikit mengintimidasi.

*gulp*

Yeri menelan ludahnya, sebelum hendak melanjutkan kalimatnya.

"G-gak, gapapa kak. Yaudah kakak dateng aja kesini ya", bibir yeri bergetar saat berbicara, ia sangat ketakutan saat ini.

"Ok, pulang dinas aku kesana", telfon nya langsung ditutup oleh irene.

Apakah ada yang tau, apa yang membuat yeri sampai sebegitu takutnya sekarang? Oke jadi gini, mereka berdua pernah ngobrol ngobrol tentang apa yang mereka suka dan tidak suka. Yeri ingat betul semua yang irene katakan saat itu. Dan salah satu hal yang irene tidak suka itu ada yang yeri lakukan. Apa itu?

Mengecat rambut menjadi warna blonde.

Aneh? Ya sedikit. Kenapa hanya mengecat rambut, yeri sampai sebegitu takutnya? Jawabannya adalah karena irene tidak suka orang yang memiliki rambut pirang/blonde. Irene bilang bahwa orang Asia tidak begitu pantas memiliki rambut berwarna pirang karena terlihat sangat aneh, tapi itu hanya menurut irene. Selera orang berbeda-beda.

Kenapa yeri melakukan hal yang irene tidak sukai itu? Well, jawabanny lagi yaitu, karena ia melihat penyanyi idolanya, Baek Yerin, baru saja mengubah warna rambutnya menjadi blonde dan itu membuat yeri sangat tertarik karena hasilnya yang sangat cantik. Maka dari itu, pagi tadi yeri nekad pergi ke salon tanpa memberi tahu siapa pun untuk mengubah warna rambutnya. Ia pikir, ia bisa merayu irene nantinya agar tidak marah setelah ia mengecat rambutnya.

Namun sepertinya nyali yeri tidak sebesar itu. Sekarang ia sedang ciut duduk di tepi ranjang sambil memeluk lutut. Keringat dingin membasahi pelipisnya. Pikiran aneh aneh mulai mendominasi pikiran yeri. Bagaimana kalau irene benar benar tak suka dan meminta yeri untuk putus dengannya? Yeri menyesal atas perbuatannya yang nekad ini. Rasanya ingin membotaki rambutnya sekarang juga.

~~

~2 jam kemudian~

*ding dong*
Pasti yang memencet bell itu irene. Terdengar suara kunci yang di putar dan sukses dibuka, seorang wanita cantik yang sedang mengenakan sweater polos berwarna abu-abu masuk ke dalam unit apartment milik kekasihnya. Irene mencari keberadaan yeri kedalam kamarnya, namun tak menemukan seseorang pun di dalam sana. Sampai beberapa saat kemudian irene dikagetkan dengan sosok wanita berambut pirang yang baru saja keluar dari kamar mandi.

"Aaaa siapa kamu? Saya gak salah masuk apart kan?" Irene terkejut dan menutup wajahnya tengah tangan mungilnya.

"Kak... ini yeri", dengan gugup yeri melepaskan tangan irene dari wajahnya.

Betapa terkejutnya irene lagi mendapati yeri yang penampilannya sangat berubah menurutnya.

"Yeri ini apa apaan?", tuh kan yeri sudah dapat menebak reaksi irene.

"S-surprise..", dengan keringat dingin yang makin banyak membasahi pelipisnya, yeri memaksakan senyumannya berharap irene tidak tambah marah.

"Surprise apaan ini yer? Sejak kapan kamu begini? Haduh", irene kembali menutup wajahnya setelah mengucapkan kalimat barusan. Tidak tau apa tanggapan irene tentang hal itu.

"Jelek ya kak? Kakak gak suka ya?", kini yeri yang menjadi murung. Ya memang ia tau ia berbuat salah, tapi.. ah sudahlah.

"Maaf kak, besok aku ganti lagi deh warnanya jadi semula, udah ya kak jangan marah. Aku minta maaf udah ngelakuin hal yang aku tau kakak gasuk-", yeri terkejut saat tiba tiba ia merasakan sepasang bibir irene menempel di bibir kenyalnya. Diciumnya bibir yeri agak lama, lalu dilepaskannya.

"K-kak?", yeri gugup sekaligus shock mendapat perlakuan seperti barusan.

"Aku tau aku gak suka orang yang rambutnya blonde, tapi kayaknya kamu bisa ngubah itu deh yer", ucap irene dengan senyum manisnya.

"Maksudnya?", yeri bingung.

"Maksudnya adalah, kamu keliatan cantik banget dengan rambut blonde yeriiii", irene gemas dan mencubit kedua pipi yeri.

"Jadi kakak suka?", yeri bertanya, memastikan kembali.

"Suka banget, kamu cantik banget sayang. tapi aku kesel", kini wajah irene dibuat nya sedikit menekuk.

"Eh? Kenapa kak?", yeri kembali panik lagi.

"Kenapa kamu gak bilang aku dulu sih? Aku kan juga pengen ke salon yer, siapa tau kita bisa barengan kan gitu", kata irene sambil memanyunkan bibirnya.

Yeri merangkul pundak irene dan memeluknya.

"Hehe maaf ya kak, aku pikir kalo aku izin dulu kakak gabakal ngebolehin. Kalo aku udah ngelakuin kan udah terlanjur jadinya kakak gabisa ngelarang aku", yeri menggaruk kepalanya tanda malu.

"Hahahaha kamu kaya bocil banget tingkahnya tau gak sih", irene tertawa sangat lepas. Yeri sangat kekanak-kanakan. Ia tidak bisa marah pada kekasih kecil nan menggemaskannya ini.

"Yaudah besok kita foto ya" irene dan yeri saling berpelukan dan tertawa dalam pelukan mereka.

🐰🐢

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🐰🐢

IN BLOOMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang