Setelah malam di hari natal mereka habiskan bersama, ternyata hari-hari selanjutnya mereka juga habiskan bersama hingga tak terasa hari ini adalah hari terakhir di tahun 2021.
Yeri sungguh senang dan semangat melihat beberapa bungkus kembang api yang telah dibelinya, tak sabar untuk bermain bersama suster kesayangannya.
Sebenarnya tepat jam dua belas malam Nanti saat pergantian tahun, yeri berencana ingin "menembak" irene, dan memnintanya untuk menjadi kekasihnya. Sebenarnya yeri masih sedikit ragu dikarenakan jarak usia mereka yang sedikit jauh yaitu empat tahun, ya yeri empat tahun lebih muda dari irene, bukankah agak canggung.
Tetapi balik lagi, yeri pikir bahwa dirinya bukan seorang minor lagi, jadi ia pikir jarak usia segitu selagi sudah legal ya tidak masalah kan.
~
Waktu sudah menunjukkan pukul sebelas lewat lima puluh yang dimana sepuluh menit lagi tahun akan berganti. Yeri yang sedang asik mempersiapkan kembang apinya di balkon, tiba tiba melihat irene yang terlihat seperti merenung di atas sofa. Tetapi yeri tidak mau terlalu ikut campur akan masalah irene dan memilih untuk mempersiapkan dirinya yang akan "menembak" irene jam dua belas nanti.
Tak terasa lima menit lagi tahun baru akan tiba, irene yang masih berada di sofa tiba tiba dihampiri oleh yeri, "sus, ayo sini ke balkon, kita tunggu petasan hehe". Melihat senyuman yeri, irene langsung menurut dan mengikuti yeri ke balkon apartemen nya.
Banyak petasan meluncur dari beberapa tempat, menghiasi langit terlihat sangat warna warni dan indah.
HAPPY NEW YEAR!!!
Suara terdengar dari beberapa orang yang berada di balkon apartemen lain, semua orang terdengar sangat senang.
"Happy new year suster" yeri langsung menghadap irene dengan senyuman yang sumringah.
"Happy new year yeri" irene yang juga sedang menatap yeri kini merasa gugup.
Mereka saling menatap hingga hening sejenak.
"Sus/yer aku mau bilang sesuatu" mereka bicara hal yang sama bersamaan membuat dua individu itu terkejut.
"Uh umm- eh iya suster duluan deh" yeri berbicara terbata bata, sebenarnya ia takut akan apa yang ingin dikatakan oleh irene.
"Eh.. k-kamu duluan aja gapapa" kini irene yang ingin mengalah karena pasalnya ia juga sangat gugup memikirkan apa yang akan yeri katakan.
Waktu sudah menunjukkan pukul jam dua belas lewat sepuluh menit, rencana awal yeri bisa dibilang gagal, karena menurutnya di atas jam dua belas pas, kurang romantis. Tapi yeri akan tetap melanjutkan niatnya itu walau tidak sesuai harapan.
"Engga suster dulu ajaa" yeri menolak lagi membiarkan irene bicara duluan.
"Oke". Yeri sangat degdegan, jantungnya rasanya ingin lompat sekarang, irene terlihat sangat serius. Yeri takut bila irene akan mengatakan hal yang tak ingin ia dengar, yeri takut bila irene akan meninggalkannya.
"Aku kan sudah tau ya akan perasaan kamu untuk aku, mau mau berterima kasih banget karena kamu udah mau nungguin aku yang ga jelas ini sampe sekarang. Maaf kalo selama ini aku terkesan cuman memberi harapan saja ke kamu. Jujur aku gaada niatan kaya gitu, aku menunggu waktu yang tepat untuk bilang ini, dan aku pikir sekarang adalah waktu yang tepat. Yeri.. aku juga suka sama kamu, kamu selalu bikin aku nyaman, bahkan gaada laki laki yang bisa bikin aku senyaman saat aku lagi sama kamu. Aku sayang kamu yer, mau ya jadi pacar aku?" Irene memalingkan wajahnya ke arah luar karena ia merasa malu gelar berbicara panjang lebar.
Yeri mematung sebab dirinya keduluan oleh irene, tapi di saat yang sama yeri juga merasa senang karena hal yang ia nanti nanti akhirnya tiba. Ia membeku sekarang.
"Gimana yer?" Irene kini melambaikan tangannya di depan wajah yeri karena ia masih melamun sedari tadi.
"Eh.. um.. i-iya sus, aku mau.. mau banget!!!" Yeri langsung memeluk irene dengan antusias, ia tidak bisa membendung lagi rasa senangnya ini. Irene pun begitu, ia tak bisa menahan kebahagiaan saat mendengar jawaban dari yeri. Ia sangat menyayangi gadis imut ini.
Mereka berpelukan lumayan lama di tontoni oleh sejumlah petasan yang masih mekar di atas sana. Akhirnya mereka menyudahi pelukan itu.
"Oh iya, tadi kamu mau ngomong apa yer" mendengar itu yeri langsung menggelengkan kepalanya, sebab yang ia ingin sampaikan, sudah lebih dulu disampaikan oleh irene. "Enggaaa sus gajadi, aku udah lupa hehehe".
"Jangan boongin aku loh yer" kini tatapan irene sungguh tajam melebihi gergaji. Sungguh menyeramkan, yeri kembali meyakinkan irene kalau itu bukan apa apa lagi.
"Serius suster.." yeri begitu gugup.
"Oke bener yaa" "Iyaa suster.."
~
Suasana masih ramai ditemani berbagai macam petasan, kedua pasangan baru ini kembali saling menatap.
"So this is the beginning?" Tanya irene yang sedikit mendekatkan tubuhnya ke arah yeri.
"Yes, and i'll make it the last too" jawab yeri, lalu irene meraih tengkuk yeri dan menariknya, menyatukan kedua bibir mereka dan disaksikan oleh langit malam yang indah dihiasi warna warninya petasan.
Kembang api yang sedari tadi menunggu untuk dinyalakan, diabaikan begitu saja karena kedua pasangan baru tersebut sedang berbahagia.
"Oh ya yer.."
"Hmm?"
"Boleh gak kalau manggil aku jangan suster lagi..?"
"Eoh..?"
"Gak bisa ya.." wajah irene sedikit tertekuk.
"Hm.. hehehe iyaa sayang" kata yeri dan langsung merangkul bahu irene lalu mencium pelipis milik kekasihnya. Keduanya sangat bahagia malam itu. Terutama irene yang tak menyangka bahwa gadis yang dulu merupakan pasiennya, sekarang bisa memiliki hatinya seutuhnya.
~END.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.