13.

370 38 8
                                    

saat ini irene tengah berada di sofa empuk yang terdapat di ruang tamu yeri. ya irene yang memaksa ingin ke tempat yeri saja karena tidak ingin merepotkan mantan pasien muda nya itu karena dia yang mengajak gadis itu. sungguh perlakuan kecil dari irene ini dirasa begitu gentle bagi yeri. mereka masih marasa canggung satu sama lain, tidak tau alasannya apa. yeri sedang sibuk dengan ponselnya sedari tadi. irene yang masih mengenakan maskernya itu hanya bisa diam terduduk di sofa besar yg nyaman itu. ia sungguh bingung sekarang harus apa sekarang, yeri bahkan enggan untuk menatapnya sedari tadi ia datang. irene bingung ada apa sebenarnya yang terjadi kepada yeri.

waktu sudah menunjukkan pukul dua belas siang itu berarti sudah berjalan dua puluh menit mereka saling berdiam diaman. tetapi karena ini sudah siang irene jadi memiliki ide untuk membuka percakapan. "yeri kamu mau apa untuk makan siang?", yeri pun akhirnya menatap suster cantik itu. jujur sebenarnya ia merasa gugup dari tadi, karena ini pertama kalinya ia melihat susternya itu tanpa hazmat. "aku mau suster buka masker" yeri yang tanpa sadar mengatakan hal aneh itu. "uh-oh umm kenapa yer? maksudnya gimana ya?" irene begitu kebingungan mendengar jawaban dari yeri. ya irene mendengar jelas perkataan yeri itu namun ia merasa bingung. "eh engga, anu- maksudnya terserah suster aja sus" yeri begitu gugup sekarang, pikirannya tidak bisa berkompromi dengan baik. terlalu banyak hal didalamnya. "yakin terserah aku? yaudah kalo aku pesen pizza gimana? kamu suka ga?" irene bukan tipe orang yang uring-uringan. bila ia disuruh mengambil keputusan maka ia akan cepat memberi pendapat. "i-iya sus apa aja aku suka kok" yeri terlihat begitu gugup sekarang. ia pun tidak kuat bila harus menatap irene sekarang.

irene kalau bisa dibilang ia merasa begitu bingung dengan sikap yeri ini. irene pun berinisiatif untuk menghampiri yeri yang duduk tidak jauh dari dirinya. tanpa pikir panjang ia meraih wajah yeri yang sedari tadi tertunduk itu. perlakuan irene membuat yeri tersontak. irene mengangkat wajah yeri hingga kepala gadis itu menghadap pada wajahnya. "yeri kamu ada masalah? kamu sedih?" dengan tangan kanan irene masih berada di wajah yeri ia terus menatap gadis muda itu. tiba tiba irene membuka maskernya dan tersenyum kepada yeri. "kamu boleh cerita apapun ke aku yaa, jangan pendem sendiri, ga baik." irene mulai mengelis pipi yeri dengan ibu jarinya. mendapat perlakuan itu dan melihat pemandangan didepan matanya ini, yeri hanya bisa membeku ditempat. yeri sudah hilang akal sekarang.

masih dengan posisi mereka yang sama seperti tadi, tiba tiba yeri membuka suara, "sus" dirinya pun sebenarnya sudah kehabisan kata kata. irene yang tidak bosan menatapi wajah yeri pun menanggapi sengan suara lembutnya "hmm iya yeri? kamu lagi sedih ya?" Badan irene sedikit membungkuk untuk menyesuaikan posisinya dengan yeri. Jantung yeri rasanya sudah tidak aman lagi, berdetak seperti drum, begitu kencang. "Suster cantik banget" mendengar perkataan yeri wajah irene memanas akibat malu. Irene tersenyum kepada gadis muda didepannya itu sambil sedikit mengelus pipi yeri.

Tidak tau apa yang ada dipikiran yeri, tiba tiba ia memeluk irene dengan sangat erat membuat yang lebih tua tersontak kaget. "Aku kangen banget sama suster" yeri mengeratkan pelukannya. "Aku juga kangen banget sama kamu yer.." irene membalas pelukan yeri dengan erat juga. Mereka melepaskan rindu yang sudah begitu lama mereka pendam sendiri sendiri. "Suster kenapa tiba tiba pergi malam itu?" Mendengar itu irene tertegun. Ia tau itu adalah sebuah kesalahan besar yang ia perbuat kepada yeri. "Maafin aku yer" mereka berdua masih berada di posisi yang sama, irene yang berada diatas pangkuan yeri karena tadi badan irene ditarik kedalam pelukan irene sehingga terjadilah posisi mereka berdua itu. Tak ada percakapan apapun setelah permintaan maaf irene itu. Mereka saling nyaman memeluk satu sama lain sampai tiba tiba suara bell menginterupsi aktivitas mereka. Itu pasti satpam yang mengantar pizza yang irene pesan.

IN BLOOMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang