Additional Part (5.)

415 30 3
                                        

Irene dan yeri sedang berjalan-jalan santai di taman dekat apartment yeri. Irene mengalami hari yang cukup melelahkan hari ini jadi dia butuh sedikit refreshing. Yeri berinisiatif mengajak irene menghirup udara sore yang segar di taman. So sweet ya yeri nya irene.

"Kakak mau es krim?", tanya yeri ketika melewati bapak-bapak yang menjual es krim di gerobak merah khas es krim biasanya.

Irene menjawab dengan gelengan. Saat ini ia tidak berselera untuk memakan es krim.

"Yah, tapi aku mau.. kalo aku beli boleh ga?", yeri tidak enak bila ia memakan es krim hanya sendirian, tapi ia sangat ingin. Ia juga tidak bisa memaksa irene untuk makan es krim saat dirinya sedang tidak ingin.

"Ya boleh lah sayang, beli aja sana. Nih uangny—", saat irene ingin menyodorkan beberapa lembar uang, tiba tiba yeri memotong kalimat irene dan menahan tangannya yang tengah memegang uang.

"Gausah kak ih aku bawa uang kok. Tunggu sebentar ya disini, dua menit aja", kata yeri dan langsung berlari ke arah gerobak merah tersebut.

Irene hanya gemas dan menggeleng-gelengkan kepalanya saat melihat tingkah kekasihnya yang menggemaskan itu.

Setelah dua menit lebih 47 detik akhirnya yeri kembali kepada irene dengan membawa sebuah es krim rasa vanili di tangan kanannya. Lalu mereka berjalan ke arah bangku taman yang tengah kosong di sebelah pohon rindang dan teduh tak jauh dari mereka.

Yeri sibuk dengan es krimnya, sementara irene diam diam mengambil gambar wajah kekasihnya yang sedang memakan es krim sedikit belepotan di sudut bibit sebelah kanannya.

Yeri tak sadar akan aktivitas irene nya itu.

"Yer", panggil irene kepada seseorang yang sedang asik menjilat-jilati benda cair yang mudah mencair itu.

"Hm?", jawab yeri hanya dengan berdehem karena mulutnya penuh dengan es krim vanilla.

"Gini, besok dr. Wendy mau traktir aku sama rekan rekan tim yang lain untuk makan malam bersama, terus katanya boleh bawa pacar. Kalo kamu dateng sama aku besok mau gak sayang?" Kata irene panjang tetapi didengarkan oleh yeri.

"Hah suster serius mau ngajak aku? Emang suster pernah bilang kalo suster pacaran sama aku?, yeri sedikit terkejut karena sangat tiba tiba.

"Hmm, belum sih. Ini juga rencananya aku mau ngenalin pacar aku ke mereka, sekalian come out mungkin(?)", kalimat yang terakhir dituturkan oleh irene sedikit ragu-ragu.

"Ya intinya aku pengen ngenalin kamu ke dr. Wendy dan rekan-rekan yang lainnya juga. Masalah mereka gak terima atau gimana, ya kita tinggal pergi dari sana. Gampang kan sayang?". Lanjut irene.

"Emangnya kakak gak malu punya pacar perempuan?", yeri bertanya sedikit pelan, namun terdengar jelas oleh irene.

"Malu? Sayang kalo boleh jujur gaada sedikitpun lewat di pikiranku kalo aku malu punya pacar perempuan, apalagi orangnya itu kamu sayang", ucap irene begitu tegas dan yakin.

Penuturan irene barusan membuat yeri merasa begitu terharu. Bagaimana tidak, pengalaman pertamanya berpacaran ia langsung dapat perlakuan yang sangat amat penuh kasih sayang seperti ini. Yeri bersyukur memiliki irene sebagai kekasihnya, ia harap irene bisa menjadi yang pertama dan terakhir untuk dirinya.

~~

Keesokan harinya merupakan hari dimana yeri akan diperkenalkan irene sebagai kekasihnya di depan rekan-rekan kerjanya. Kalau boleh jujur, yeri sangat amat gugup sejak pagi hari. Bukan apa-apa, yeri hanya takut akan reaksi rekan rekan kerja irene nanti.

"Kak aku pake baju apa nih..?" Yeri sedikit berteriak dari arah lemarinya kepada irene yang sedang melakukan touch up make up di di wajahnya.

"Yang mana aja sayang, senyaman kamunya aja." Irene menjawab seadanya, karena ia sedang sibuk dengan make up nya.

IN BLOOMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang