irene dan yeri menyantap pizza yang irene pesan ke apartment yeri. suasana disana telah berubah menjadi lebih cair, tidak dingin seperti sebelum pizza itu datang. sesekali irene menyuapi mantan pasiennya itu, yeri respon dengan malu malu tapi mau. hahaha sangat lucu bukan?
hari itu mereka habiskan dengan mengobrol, bermain video games bersama, sampai pada penghujung hari, yeri mengajak irene untuk masuk ke kamarnya. tangan irene di tarik secara tiba tiba oleh gadis muda itu membuat yang lebih tua sedikit terkejut. "sus kita ke kamar aja yuk, aku pegel pengen rebahan, kayaknya netflix asik deh hehehe" dengan cengiran khas nya yeri berbicara sambil menarik tangan irene. irene hanya bisa ikut dengan pasien mudanya itu.
mereka berdua sudah berada diatas ranjang yeri dengan satu selimut tebal yang membalut badan mereka. yeri mulai memasang film "the fault in our stars". irene tidak menolak, ia akan menonton apa saja asalkan berdua bersama yeri. selama film berlangsung, mereka sibuk menonton sambil memakan cemilan yang telah yeri sediakan. sampai pada akhirnya ketika ada adegan ciuman antara Hazel dan Augustus, tiba tiba yeri mendekatkan badannya kepada irene, wajah yeri sudah begitu merah ia salah tingkah akibat sepenggal adegan yang mereka tonton bersama. melihat perlakuan yeri, irene malah mengikis jarak diantara mereka. tangan irene mulai merangkul erat tubuh yeri yang ada didekatnya itu.
tanpa menatap satu sama lain mereka masih tetap lanjut menyaksikan film romantis itu dengan posisi nyaman mereka. tiba tiba yeri mulai meligkarkan lengannya pada perut irene. yeri tidak peduli bila suster cantik itu akan merasa risih atau bagaimana, ya yeri egois, ia harus mendapatkan apa yang ia mau. ternyata irene tidak keberatan dengan aksi yeri. yeri mendongak kearah wajah suster cantik itu, irene balas dengan tatapan nyaman dan juga senyuman. "sus-" baru saja yeri ingin membuka suara tiba tiba irene memotong. "jangan panggil suster, kita kan udah gak di rumah sakit. panggil kak atau panggil nama aja juga boleh" mendengar itu yeri makin menjadi salah tingkah, tetapi ia nyaman dengan panggilan biasanya kepada suster itu. "tapi aku lebih nyaman panggilnya pake suster, gapapa yaa sus?" kata yeri lalu sedikit memanyunkan bibirnya. mendengar itu irene tertawa, yeri sungguh menggemaskan. "oh iya tadi kamu mau bilang apa yer?" kata irene sambil mengelus kepala yeri dengan lembut. "umm aku cuman mau nanya tadi, suster pernah gak nanganin pasien kaya hazel gak sus yang selalu disemangatin pacarnya gitu? hehehe gapenting banget emang sih pertanyaannya" yeri terus saja memberi cengirannya yang khas itu.
baru saja ingin menjawab pertanyaan dari gadis muda itu, tetapi tiba tiba ponsel irene berdering. irene merogoh saku celananya untung melihat siapa yang telah merusak momen indahnya itu bersama yeri. tidak lain itu adalah panggilan dari bogum. irene mendengus kesal saat menatap ponselnya itu membuat yeri sedikit penasaran siapa yang tiba tiba merusak mood irene. "aku permisi sebentar ya yer", irene lalu keluar dari kamar yeri menuju ruang tamu apartemen yeri.
"aku lagi dirumah temen, udah kamu gausah jemput aku, aku mau main sampe malem. kita kan bisa ketemu besok-besok. hari masih banyak gum bukan cuman hari ini!" yeri sedikit mendengar percakapan antara suster cantik itu dengan seseorang yang membuatnya kesal dari balik pintu kamarnya. yeri langsung cepat cepat kembali ke posisi awalnya dan pura-pura menikmati film, padahal sebenarnya sekarang hatinya sedang bertana tanya mengenai hal yang baru saja terjadi. 'apakah itu pacarnya suster irene?', yeri mulai menerka nerka dalam hati. kalaupun iya memangnya yeri bisa apa? apa haknya untuk melarang irene memiliki seorang pacar? jujur yeri tidak bisa menerima bila kenyataan itu benar benar terjadi? tapi mau gimana lagi, suster itu pasti beorientasi seksual hetero. bukan seperti yeri.
"maaf ya yeri aku lama, barusan ditelfon temen hehe" kata irene yang langsung kebali ke posisi awal mereka, yeri yakin yang baru saja menelfon pasti kekasih irene, dan yeri tau kalau irene pasti berbohong. tapi yeri berusaha menutupi perasaan kecewanya itu karena tidak mau merusak suasana.
tak terasa waktu menunjukkan pukul sebelas malam. mereka terlalu asik melakukan movie marathon. telah beberapa film yang sudah mereka saksikan malam itu. "yer kayaknya aku harus pulang deh soalnya ini udah malem" tiba tiba irene membuka suara. "oh kalo gitu aku antar suster pulang ya" yeri menawarkan untuk mengantar irene pulang. "gausah yer bahya nanti kamu pas pulang baliknya, gapapa aku naik ojek online aja" tolak irene karena tidak ingin merepotkan dan membahayakan yeri. "tapi suter juga bahaya pulang naik ojek online sendirian, aku gamau" bantah yeri.
"serius yer gapap-"
"ga yaudah kalo gitu suster nginep aja disini pulangnya besok pagi."
yeri sangat keras kepala, bila ia bilang tidak ya berarti tidak. melihat perilaku yeri, irene hanya bisa pasrah. ia menuruti keinginan gadis cantik itu.
~~
salah satu dari mereka belum ada yang benar benar tidur baik irene maupun yeri hanya berpura-pura. mereka merasa gugup. melihat irene yang tidak bergerak sama sekali membuat yeri berpikir bahwa irene sudah tidur. yeri membalikkan posisi nya menghadap punggung irene. tanpa ragu yeri memeluk pinggang ramping irene. merasakan itu irene terkejut, tetapi ia tidak melawan. ia biarkan yeri melakukan apa yang dia inginkan kepadanya. irene sama sekali tidak merasa keberatan malah ia perlahan masuk ke alam mimpinya akibat kenyamanan yang yeri berikan.
![](https://img.wattpad.com/cover/285722434-288-k868444.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
IN BLOOM
Fanfic"Kalau tau begini, rasanya jadi ingin sakit terus" -Yerene fanfiction (gxg) Just for fun.