𝗖𝗵𝗮𝗽𝘁𝗲𝗿 𝘁𝘄𝗲𝗹𝘃𝗲

184 28 2
                                    

🔙FLASHBACK ON

Ben POV
Jadi, begini rasanya Chatan dengan (Y/N)? Kenapa rasanya lebih menebarkan daripada bicara langsung? Apa karena aku membaca isi hatinya?

Jantungku berdetak cepat melihatnya sedang mengetik. Aku menunggu dengan sabar, kira-kira apa yang ia ketik, yah? Atau mungkin, ia akan bilang Miss you too? Atau sesuatu yang berkaitan dengan gadis tsundere? Aduh, kebanyakkan nonton anime hentai jadi kemana-mana pikiran aku.

"Eh?" Kenapa (Y/N) tiba-tiba berhenti ngetik? Apa dia lagi sibuk? Aku lihat jam dihp, ini sudah lewat jam kerjanya jadi apa yang menjadi gejalanya?

Aku terus menunggu, berharap ia segera membalas pesanku. Tapi, sudah lewat 30 menit aku tunggu. Apa dia ketiduran? Itu mustahil, tidak mungkin dia tertidur secara mendadak saat mengetik. Apa dia baik-baik saja?

Aku mengirim pesan lagi padanya. Namun, tetap tidak ada balasan darinya. Apa aku harus telpon, ya? Nanti kalau dia terganggu bagaimana? Ish, aku jadi khawatir sekarang.

Ditambah lagi, perasaan aku mulai tidak enak. Untuk pertama kalinya, aku gelisah tidak menentu gara-gara tidak dibalas pesan. Mungkin aku yang berlebihan, bisa jadi hpnya lowbet terus mati. Tapi, dia bisa langsung cas hpnya, kan? Aku juga sudah kasih pengecas hp untuknya.

Aku meneleponnya, berdering tapi tidak diangkat-angkat. Sebaiknya kau segera mengangkatnya sebelum aku yang kesana, batinku.

Sudah beberapa kali aku telpon tidak diangkat. Akhirnya, aku bersiap-siap untuk mendatanginya. Bisa-bisanya (Y/N) membuatku seperti ini cuma gara-gara tidak dilayan. Bagaimana kalau nanti dia pergi dariku? Apa aku bisa melewatinya? Sialan, perasaan buruk aku terus bertambah.

Sesudah berpakaian aku teleport ke kosan nya. Aku sudah memikirkan bagaimana aku akan menghadapi (Y/N) yang mengeluh didatangin malam-malam, tapi setibanya ditujuan aku tidak menemukannya dimana-mana.

Mata aku melotot, tidak henti-hentinya aku mengelilingi isi kosan itu, terus memanggil namanya yang entah bisa ia dengar atau tidak.

Aku tidak bisa menjelaskannya dengan kata-kata. Namun, perasaan ini pernah aku rasakan sebelumnya. Sudah lama aku tidak merasakannya lagi, karena aku hanya mati satu kali. Iya, rasa takut terdalam ketika tahu nyawaku akan terancam. Rasa takut ini sama persis seperti yang aku rasakan sekarang.

Bagiku (Y/N) lebih dari itu, aku hanya tidak menyangka kehilangan dirinya bisa membuatku sepanik ini.

•❂✲❂•

Milos POV
Rambut aku gatal sekali, sudah beberapa hari aku tidak mandi. Makhluk sialan itu tidak mengurusku dengan baik. Sebenarnya apa tujuannya membawaku ke sini? Dan juga, ini dimana sih? Aku sudah mengelilingi tempat ini lebih dari yang harus dihitung, tapi aku tetap tidak menemukan jalan keluar.

Aku memang diculik, namun makhluk itu tidak perlu lagi memborgolku kalau aku sendiri tidak bisa kabur dari sini.

Untung makan dan minum, makhluk itu tidak tahu cara memberiku makan. Maksudku, dia memberiku air kotor yang entah dari mana untuk diminum. Sedangkan untuk makan, dia membawakan aku bangkai tikus. Dia pikir aku ini kucing, huh?!

Tentu saja aku tidak makan atau minum apapun darinya, mending aku kelaparan daripada harus mengikuti katanya.

"Hey! Kau masih hidup, kan?" Dia datang dengan susah payah. Aku mengetahui satu hal tentangnya, yaitu ada saatnya ia akan membeku seperti ngebug. Kalau kau pernah main game pasti tahu apa yang aku katakan. Kemudian ia akan meringis sebelum akhirnya bergerak lagi.

◦ ۪۪̥፧𝗕𝗹𝗮𝗰𝗸𝗺𝗮𝗶𝗹₍ꦼ🐢Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang