Aku tidak mau membicarakannya, lagi. Sudah cukup, karena ada yang lebih penting daripada kejadian yang sudah lewat 2 hari itu.
Oh, bagaimana aku bisa lupa? Seorang pria melanggar privasiku, membuatku takut dengan keadaan setengah telanjang lalu ia menghilang.
Tapi, untuk kali ini aku memilih untuk melupakannya. Anggap saja, aku sedang membuka lembaran baru untuk memulai sebuah kisah.
Ah, hampir saja lupa! Milos hilang! Aku dapat telpon dari bibi yang mengatakan kalau Milos tidak pulang selama dua hari. Beliau mengira, kalau Milos bersamaku selama tidak berada dirumahnya.
Aku dengar dari beberapa siswi yang membicarakan Milos disekolah, mereka bilang Milos kabur dari rumah setelah bertengkar dengan orangtua nya ditelpon. Gosip ini menyebar setelah ada yang melihat Milos berteriak ditepi jalan sambil menelepon seseorang, mereka berpikiran itu pasti telpon dari orangtua nya.
Aku tidak tahu kalau selama ini ia menyimpan masalah, yang aku tahu ia tidak suka bercerita banyak hal padaku.
Tidak sedikit para murid mendatangiku lalu bertanya soal Milos. Aku sendiri malu mengakui bahwa aku tidak tahu apa-apa tentangnya, bahkan aku tidak tahu dimana ia sekarang.
Teman macam apa aku? Mungkin, aku tidak pantas memiliki seorang teman.
Mereka yang tidak mendapatkan jawaban dariku langsung kecewa, pergi meninggalkan aku sambil berkata, "masa kawan sendiri tidak tahu, sih?" Atau semacamnya.
Dan ketika aku berjalan sendirian ke kantin, beberapa siswa melirikku lalu berkata, "takde kawan ke kawan??" Nada bicaranya yang seolah-olah mengejekku sekaligus mempermalukan aku didepan banyak orang.
Marah sih, tapi tidak ada gunanya. Hidup terus berputar, jadi biarkanlah lawanmu diatas selagi dirimu dibawah. Karena, ada saatnya kau akan menginjak-injak mereka yang berada dibawahmu.
Tring!
Dering hp berbunyi, aku seharusnya mematikan suaranya bila berada disekolah. Jika ketahuan membawa hp, maka aku tinggal mengucapkan selamat tinggal pada hp buntutku ini.
Kedua mataku menyimpit, aku sempat mengira kalau nenek lah yang mengirim pesan padaku. Hanya ada nomor nenek sama Milos dihp aku, jadi selain mereka berdua siapa lagi, dong?
Namun, dugaan aku salah. Bukan nenek yang mengirimkan pesan padaku, begitu juga Milos. Ada nomor yang tidak aku kenal mengirim sebuah pesan singkat padaku.
Kau ingin tahu siapa aku? Kalau iya, kau tinggal membalas pesan ini^^
Apa ini lelucon? Sebelum berpikir begitu, aku sibuk mempermasalahkan dimana orang ini mendapatkan nomorku. Apa dari Milos? Atau nenek? Masa iya dari nenek? Tidak mungkin lah!
Atau.. ini Milos?! Untuk memastikannya aku membalas pesan itu dan berharap bahwa dugaan aku benar.
Milos?! Itu kau, kah? Kalau iya, bilang dong!!
Kau kemana saja, huh?!Tidak lama kemudian, pesan aku dibalas olehnya.
Milos? Aku bukan Milos.
Kau salah orang, kalau kau pikir aku adalah orang yang bernama Milos itu.Ayoklah, aku sudah tahu kalau itu kau! Jangan bercanda! Sekarang kasih tahu aku dimana kau?!
Aku didekatmu..
Milos! Berhenti bercanda! Aku tidak melihatmu disini!! Kau dimana? Bibi sangat mengkhawatirkanmu!
Jangan habiskan pulsa aku hanya untuk lelucon murahanmu!!
KAMU SEDANG MEMBACA
◦ ۪۪̥፧𝗕𝗹𝗮𝗰𝗸𝗺𝗮𝗶𝗹₍ꦼ🐢
Fiksi Remaja[Ben drowned x readers] Satu persatu masalah bermunculan, antara berat dan tidak. Namun, apa yang paling berat ialah (Y/N) harus membiasakan diri. Dan juga, ia terpaksa menerima keberadaan Ben drowned yang secara mendadak menghampiri hidupnya. ****...