𝗖𝗵𝗮𝗽𝘁𝗲𝗿 𝗻𝗶𝗻𝗲

256 35 18
                                    

Anda mungkin berpikiran sama seperti aku sekarang. Cuma.. aku sulit untuk menjelaskannya. Bagaimana, ya? Setelah aku berterima kasih padanya, tiba-tiba kami teleport ke kosan. Aku juga kaget, bahkan aku ternganga dengan masih memegang kedua tangannya. Aku seperti orang bodoh dibuatnya.

Kemudian Ben mengeluarkan sebuah laptop yang entah sejak kapan ia membawanya lalu berbaring diatas kasur begitu saja.

Ben terkikik melihatku malu dengan tingkahnya sendiri. Ia juga melepaskan sweater dan juga celananya ketika sudah berbaring beberapa saat, terus menjatuhkan pakaiannya dilantai seperti rumahnya sendiri.

"Mau nonton sama-sama?" Ia mengajakku, tapi raut wajahnya membuatku ragu.

"M-mau nonton apa?!" Sialan, kenapa aku tergagap sih?! Aku tidak boleh terlihat lemah didepannya, setidaknya tidak didepan Ben yang sedang terkekeh aneh.

Ia memainkan kedua alisnya, "film seru!!" Katanya dengan nada bercanda.

"Ah, keknya aku skip dulu deh! Aku mau masak mie, kau makan mie tidak?"

"Iya, tentu saja aku makan mie! Siapa disini yang tidak suka mie?"

"Baiklah, tunggu sebentar!" Sebelum aku beranjak pergi, Ben terlebih dahulu memanggilku.

"(Y/N) bisa ambilkan aku tisu?"

Aku mencampakkan tempat tisu kearahnya, "buat apa?"

Ben terkekeh lagi, "filmnya menguras tenaga batinku.."

Aku berpikir sejenak, memahami setiap perkataannya. Ben mau nonton drakor, ya? Bisa jadi sih, tapi kenapa ia terkekeh dengan raut wajah seperti itu? Tunggu, kalau Ben punya laptop apa ia juga punya hp?!

"Ben, apa aku bisa pinjam ponselmu?"

Ben mengeluarkan hpnya dari kocek celana lalu memintaku untuk mendekat.

"Ini ambil!" Katanya.

:©️Pinterest

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

:©️Pinterest

Aku berdiri disebelahnya dan saat hpnya sudah ditanganku, aku jadi penasaran dengan film yang ia tonton.

Dilihat-lihat ini.. film anime, ya? Ternyata, Ben pencinta anime? Aku baru tahu, mungkin sesuatu yang mengerikan tidak selalu seram seperti dugaanku.

Kyaa.. aah~ aah~ yamete!

Jantungku rasanya mau copot, pipi aku langsung memanas seketika. Aku bisa lihat adegan dewasa didalam anime yang ditonton Ben.

Aku kehilangan kata-kata, apalagi setelah ia menoleh kearahku. Memperlihatkan senyuman tidak berdosanya itu!

Kyaa! Hentai..

Suara dari filmnya bergema didalam kosanku, orang luar mungkin bisa mendengarnya.

◦ ۪۪̥፧𝗕𝗹𝗮𝗰𝗸𝗺𝗮𝗶𝗹₍ꦼ🐢Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang