𝗕𝗼𝗻𝘂𝘀+

167 23 39
                                    

Waktu berlalu sangat cepat, aku lulus sekolah dengan nilai yang bagus. Dengan berbekalan niat dan keberanian, aku nekat ikut pendaftaran beasiswa diluar negeriku.

Diluar dugaan, aku jebol—
Nama aku tertulis sebagai mahasiswa dikampus itu! Sejauh ini, aku masih ditempat tinggalku dan berangkat sebulan lagi.

Bagaimana dengan Ben? Ah, dia masih marah padaku. Sedangkan Dark link, dia mendukungku. Walaupun terkadang dia harus bertengkar sama Ben, dia tetap berpikir logis seakan semua hal tidak dipermasalahkan.

Kalau Milos? Aku mungkin akan merindukannya, dia juga akan merantau sepertiku. Demi cita-cita, dia masuk kedokteran dikampus ternama yang ada dinegara ini.

Sementara itu, ibu akhir-akhir ini selalu murung. Mungkin, karena aku akan pergi jauh darinya. Aku sudah membujuknya, tapi tampaknya itu hanya akan bertahan sebentar saja.

Dan nenek.. beliau sudah meninggal, dia pergi dengan tenang tanpa harus menanggung beban lagi dihidupnya. Lalu meninggalkan warisan untuk ibuku, mau sebagai manapun nenek marah kepada ibu, nenek tetap menyayanginya sebagai anak perempuannya.

Aku tengah berkemas-kemas untuk berangkat seminggu lagi, dan aku masih belum bertemu dengan Ben. Apa yang dipikirkannya? Setiap aku berkunjung dimansion, Ben tidak mau keluar dari kamarnya.

"Maaf, Nak. Ben memang belum ada keluar dari kamarnya dari sebulan yang lalu..," kata Slenderman. Dia mulai memanggilku dengan sebutan Nak sejak setahun yang lalu, pas pengambilan rapot kenaikan kelasku.

Awalnya aku terkejut mendengarnya, bahkan orang-orang sini ikut merasakan keanehan pada diri Slenderman. Namun, aku hanya bisa menerimanya sebagai ungkapan bahwa aku telah mempercayainya.

"Duduklah, saya mau hidangkan teh hangat."

"Ah, tidak perlu—"

"Duduklah, saya memaksa," titahnya. Yang mau tidak mau, aku turutin.

Aku duduk disofa ruang tamu, yang entah semakin diperhatikan semakin sunyi. Kemana semua orang yang ada disini? Tidak mungkin mereka semua mengurungkan diri dikamar, seperti Ben.

Slenderman datang dengan membawa nampan berisi dua cangkir teh hangat, dia menaruh gelas teh itu didepan mejaku lalu duduk disebelahku sambil melipat koran yang mau dibacanya.

Karena canggung, aku berusaha untuk mencarikan suasana dengan sesekali bertanya padanya.

"Dimana Dark link?"

"Dia sedang diluar mansion."

"Ngapain?"

"Saya tidak tahu, mungkin dia sedang mencari teman baru. Semenjak tahu kamu dan Milos mau pergi jauh, dia jadi lebih sering keluar mansion."

Aku merenung sambil menundukkan kepalaku, tapi Slenderman langsung mengusap kepalaku sambil berkata, "tidak perlu merasa sedih. Dimana ada pertemuan, disitu ada perpisahan. Selagi itu baik untukmu, saya tidak bisa mencegahnya."

Aku mengangguk, "kalau yang lainnya?"

Slenderman berhenti mengusap kepalaku lalu berkata, "manusia-manusia bodoh itu.. mereka berpencar, saya tidak tahu dimana mereka sekarang."

"Apa yang terjadi?" Tanyaku, berharap Slenderman mau memberitahuku.

Slenderman duduk sambil memegang korannya, "Jack pergi, karena suatu alasan. Yang bisa saya beritahu, hanya sekadar bahwa dirinya sedang mencari makan diluar sana."

"Jeff, orang bodoh itu menghilang. Terakhir kali, dia keluar mansion saat mabuk berat lalu masuk ke dalam hutan dan semenjak itu, dia tidak pernah kembali lagi."

◦ ۪۪̥፧𝗕𝗹𝗮𝗰𝗸𝗺𝗮𝗶𝗹₍ꦼ🐢Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang