𝗖𝗵𝗮𝗽𝘁𝗲𝗿 𝘁𝗲𝗻

233 29 9
                                    

Ben POV
Hahaha.. baiklah. Mereka semua sudah tahu dan diantara mereka ada yang mengejekku, bilang kalau aku habis ditolak lah, patah hati lah atau semacamnya.

Pertengkaran antara monyet sama babi begitu seru untuk dilewatkan, ini sebabnya aku tidak pergi dan lebih memilih untuk tidak mendengarkan ocehan para netizen.

"Firasat kau bilang siapa yang akan menang kali ini?" Seseorang berdiri disebelahku, menyempatkan diri untuk mengajakku ngobrol.

"Si babi," jawabku spontan.

"Hah? Jeff dan Jane, siapa yang kau sebut si babi?"

"Jane, kalau Jeff si monyet! Karena, dia jelek. Kalau Jane si babi, karena saat dia marah hidungnya kembang," ucapku.

"Kau bisa kena masalah kalau mereka tahu nanti," katanya sambil mengunyah benda berlendir, apa lagi kalau bukan ginjal. Hanya saja, aku ragu kalau ginjal itu masih bagus untuk dimakannya.

"Kau ambil dari kuburan lagi?" Tanyaku tanpa menoleh kearahnya.

Ia terus mengunyah habis gumpalan daging itu, kemudian menelannya dengan sekali suapan. "Mau bagaimana lagi? Kau mau donor punyamu untukku, gitu?"

"Cih! Tidak akan!"

"Yaudah kalau gitu! Btw, gadis kau masih utuh tidak ginjalnya?" Tanya tiba-tiba.

Aku menatapnya tidak terima, "maksud kau apa? Tanya-tanya soal beginian?!"

"Oh, bukannya kau pacarnya? Masa tidak tahu sih..," nada bicaranya terdengar kurang ajar.

"Terus aku harus tanya gitu? Lagi pula, aku belum punya pacar! Jadi siapa yang kau bicarakan?!"

"(Y/N), benarkan itu nama gadismu?" Aku tidak tahu raut wajahnya seperti apa, karena topeng aneh itu. Tapi, dari suaranya aku bisa tebak kalau ia sedang menyeringai.

"Siapa yang bilang ke kau?" Dan aku tidak mau bercanda lagi. Aku tatap dirinya, yang sialnya lebih tinggi dariku.

"Seseorang yang mirip dengan kau, tapi dirimu sendiri yang menolak untuk mengakuinya."

"Dark link? Dia yang kasih tahu?!"

Ia tertawa, kemudian pergi tanpa menjawab pertanyaanku. Sudah jelas sekali, kalau Dark link orangnya.

•❂✲❂•

Aku mengusap kedua mataku, terus merenggangkan otot dipinggang sambil mengangkat kedua tanganku. Huaam.. aku bangun saat hari sudah cerah, aku lihat jam ternyata ini sudah pukul 08:00 pagi.

Mata aku melotot dan segera bangkit dari kasur, tapi setelah ingat ini hari Sabtu aku langsung tumbang lagi diatas kasur. Kemudian aku bangkit lagi, ingat kalau ada banyak perkerjaan rumah yang harus aku selesaikan.

Aku ambil tas sekolahku lalu mengeluarkan semua isi yang ada didalamnya. Beberapa buku pelajaran ikut keluar, alat tulis dan beberapa kertas yang sudah tidak aku pakai lagi.

Aku duduk diatas kasur, bermain dengan alat tulis ditanganku, terus memandang buku pelajaran yang kini sudah ada dihadapanku.

Perkerjaan rumah yang paling mudah cuma disuruh catat rangkuman dari pelajaran IPS. Yah, tentu saja pelajaran ini lebih banyak catatan daripada latihan soal. Mereka pikir, apa yang aku tulis bisa otomatis tersimpan diotak gitu?

Dan yang paling susah adalah pelajaran Matematika. Perkerjaan rumah kali ini, aku disuruh kerjakan soal Persamaan kuadrat, menyusun persamaan kuadrat dan disuruh pakai cara. Agar tahu siapa yang benar-benar mengerjakannya.

◦ ۪۪̥፧𝗕𝗹𝗮𝗰𝗸𝗺𝗮𝗶𝗹₍ꦼ🐢Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang