Ben POV
Sungguh memalukan, aku tidak bisa menatap matanya. Rambut aku berantakkan, jantungku masih berdetak cepat, belum pernah aku membayangkan dirinya akan menciumku.Kami tidak saling bicara atau menatap satu sama lain setelah apa yang terjadi dimenara tadi. Aku terus menundukkan kepala sambil berjalan menuju dapur, begitu juga dengan (Y/N). Ia tersenyum sedari tadi, aku ingin melihat senyumannya lebih lama lagi.
Tarik napas, Ben! Lalu hembuskannya perlahan, kau pasti bisa!! Aku sudah yakin sekarang, kalau (Y/N) memiliki perasaan yang sama denganku! Tinggal menunggu waktu yang tepat untuk aku menjadikan ia miliku selamanya.
"Kalian kemana, huh?!" Haa.. pria ini selalu mengganggu kami berdua, bisa tidak sih menjauh? Setidaknya, biarin aku sama (Y/N) bersenang-senang.
"Bukan urusanmu!" Balasku jutek.
Semua penghuni turun ke dapur, termasuk Slendy. Hari ini kami beneran sarapan layaknya sebuah keluarga besar, tapi tidak seperti biasanya. Maksudku, Slendy tidak pernah turun untuk sarapan didapur selama ini. Ia lebih memilih menghabiskan sebagian waktunya diruang kerja.
Jane juga masak lebih banyak dari sebelumnya. Ada nasi goreng, ayam goreng, pancake dan lain-lain. Sebaik-baiknya mood Jane, dia tidak pernah memasak sebanyak ini.
Bahkan, para Proxy berkumpul. Yang rasanya jarang sekali mereka mau duduk bersama dimeja makan.
Aku bisa lihat, Milos tidak memperdulikan penampilan penghuni mansion ini. Ia bertengkar dengan lancar sama Dark link lalu mengajak kami untuk duduk bersamanya dimeja makan.
"Hey! Kalian mau sampai kapan berdiri disitu? Ayok, kita sarapan!" Ajaknya.
Kami jadi sorotan, bahkan Slendy yang diam-diam membaca koran menyempatkan diri untuk menoleh kearah kami.
Aku bisa lihat (Y/N) terdiam cukup lama memandang mereka semua, apa ia merasa tidak nyaman? Aku menarik lengannya, ia menatap diriku setelah aku memanggilnya.
"Kalau kau tidak suka, kita bisa makan ditempat lain."
(Y/N) mengerutkan dahinya, ia tampak bingung dan sekaligus sedih disaat bersamaan.
"Aku suka kok! Hanya saja, aku belum pernah mengalami situasi ini selama hidupku. Rasanya sangat asing, tapi terlihat harmonis."
Deg—
Iya juga, aku tidak tahu apa-apa tentang keluarganya. Yang aku tahu, ia tinggal sendirian dikosan dan temannya cuma Milos.
Aku membawanya ke salah satu kursi kosong yang ada didepan meja makan, ia tampak gugup ketika ia harus duduk disebelah EJ.
Sebelum itu, aku sudah memberi peringatan pada EJ. Aku tidak tahu kalau dia menyadarinya atau tidak, tapi dari sorot mataku aku sudah menjelaskan semua ancamannya. Kurang lebih seperti; masihku pantau..
(Y/N) menundukkan kepalanya malu, ia tersenyum simpul dengan sesekali memperhatikan sekitarnya.
"(Y/N), bukan?" Jane menghampirinya.
"Iya, salam kenal!" Jawabnya sambil bungkuk.
"Tidak perlu berlebihan, kau bisa bicara senyamannya ke aku."
"Okeh!"
Jane memberinya sepiring nasi goreng, karena (Y/N) memilih menu itu untuk sarapan.
"Terima kasih, umm.."
"Jane, kau bisa panggil aku Jane."
(Y/N) mengangguk, aku terus memperhatikannya sambil menompang daguku dimeja. Aku tidak bisa berhenti tersenyum, menyadari (Y/N) tidak mempermasalahkan tempat tinggalku.
KAMU SEDANG MEMBACA
◦ ۪۪̥፧𝗕𝗹𝗮𝗰𝗸𝗺𝗮𝗶𝗹₍ꦼ🐢
Teen Fiction[Ben drowned x readers] Satu persatu masalah bermunculan, antara berat dan tidak. Namun, apa yang paling berat ialah (Y/N) harus membiasakan diri. Dan juga, ia terpaksa menerima keberadaan Ben drowned yang secara mendadak menghampiri hidupnya. ****...