𝗣𝗲𝗻𝗴𝘂𝗺𝘂𝗺𝗮𝗻

163 24 6
                                    

Hai, aku bicara disini sebagai Author diakun wattpad (PocaleMpus dan NagaBrOwN ). Sebelum itu, aku mau banyak terima kasih pada siapa saja yang baca karya aku diwattpad. Dari yang vote sampai komen dichapternya, atau yang hanya sekedar mampir juga.

Aku suka berkarya dalam bentuk tulisan, seperti yang aku lakukan dikedua akun wattpad itu. Mungkin masih banyak kesalahan, tapi semua itu sudah jadi pelajaran bagiku dimasa yang akan datang.

Aku bukannya tidak senang, hanya bingung. Sejauh ini yang aku pikirkan cuma kematian, memang alay aku tuh. Tapi—

Baru-baru ini, aku baru saja kehilangan seorang yang aku sayangi selain sesosok ayah. Beliau merupakan seorang nenek yang sudah menemani aku selama ini, bahkan beliau juga yang menasihati aku hingga bisa jadi seperti sekarang.

Nenek aku ada 2 dan yang meninggal ini nenek dari papa, aku lebih sayang dia daripada nenek dari mama.

Pada tanggal 16 Maret 2022, aku dapat telpon dari mamy (adek papa aku). Dia bilang kalau nenek jatuh tidak sadarkan diri dipintu belakang rumahnya, aku yang dengar itu langsung terkejut dan hendak pergi dari rumah menuju kesana.

Sekedar informasi, aku tinggal dikota dan nenek aku tinggal disuatu pulau. Mau tidak mau, aku harus naik kapal kesana lalu dijemput pakai boat atau semacamnya.

Namun, sesampainya aku didalam kapal..

Hp mama aku bunyi dan disaat itulah aku pikir kalau ini semua hanya mimpi.

Nenek aku meninggal disaat perjalanan menuju ke rumah sakit, mendengar itu aku cuma bisa diam sambil bergetar. Karena, pada awalnya aku terus menolak kenyataan bahwa nenek aku sudah tiada.

Aku tidak punya siapa-siapa lagi disini, walaupun aku punya seorang ibu dan keluarga lainnya. Aku tetap lebih menyayangi nenek dan papa, dua orang itu yang aku percaya didalam keluarga munafik ini.

Merasa kehilangan arah, aku jadi stress lalu pingsan saat termenung didepan mayat nenek.

Dalam hati, aku berkata "nenek harus bangun dulu lihat (nama panggilan) baru boleh pergi."

Atau—

"Ini kesempatan nenek," disetiap kali aku berharap nenek aku hidup lagi, meskipun hanya sesaat saja.

Ketika dikubur, aku masih sempat bilang kalau ini adalah kesempatan terakhir nenek untuk bangun sekarang atau tidak selamanya.

Seperti yang aku katakan sebelumnya, keluarga munafik. Aku tidak tahu siapa lagi dan apa yang harus aku lakukan setelah hak warisan jatuh pada cucunya yaitu, aku sendiri.

Nenek punya 2 anak (papa dan mamy), sedangkan cucu ada 3 termasuk aku.

Aku anak tunggal, cucu terakhir dan papa aku anak pertama. Apa yang aku dapat ini seharusnya jatuh ke tangan papa, karena dia sudah tiada sebelum nenek. Secara otomatis, mamy adalah penerima warisan ini.

Hanya saja, nenek tulis nama lengkap aku disurat warisannya.

Mamy sudah lama mengetahui fakta ini, sebab nenek pernah bertanya padanya. Setidaknya, dia ingin tahu apakah tidak masalah jika hak warisan miliknya jatuh ke anak abangnya.

Karena tidak keberatan, nenek bikin surat penyerahan kebun / lahan (dari nenek ke cucu) dan mamy yang menjadi saksinya.

Bukan hanya itu, ternyata..

Nenek termasuk orang paling hemat, padahal dia bisa beli apa saja yang dia mau. Setiap ada kesempatan mamy selalu kirim uang ke nenek, entah itu berupa rupiah atau dollar.

Dan baru terbongkarlah, kalau nenek telah menyimpan uang sebesar 28 juta, 2.600 dollar Australia, 20 euro dan 3 ringgit didalam kaleng berkarat dibawah tempat cuci piring. Bukan hanya itu, bahkan ada perhiasan didalamnya.

Aku tidak mau bercerita buruk tentang keluarga aku, tapi semua berkas-berkas dan barang berharga lainnya diserahkan pada kakak ipar nenek aku (Tong ucu).

Semua ada alasannya dan mamy bisa dipercayakan untuk itu, walaupun kakak ipar nenek aku terkenal dengan sifat tamaknya.

Sebenarnya, aku sudah tahu apa yang akan aku dapat dari nenek. Beliau pernah bercerita bahwa akulah yang akan dapat semua tanah kebun yang dia punya, hanya saja aku tidak terlalu menganggapnya serius dan selalu diiringi candaan receh.

Sebab.. nenek bilangnya seakan mau pergi jauh.

"Kalau nenek mati.." atau "kau harus tahu, sebelum nenek tidak ada.."

Aku tidak percaya kalau nenek beneran pergi, sekarang orang yang aku percaya tersisa mamy seorang. Aku sudah kehilangan 2 orang penting dalam hidupku, sekaligus keluarga.

Keluarga mama munafik, sombong dan berburuk sangka. Tidak beda jauhnya dari keluarga papa—

Waktu kecil, aku menilai seseorang baik dan buruk dari apa yang aku terima darinya. Setelah sudah besar, mana yang baik tidak selalu baik didalamnya.

Terkadang senyuman mereka punya maksud lain, tidak bisa dianggap tulus.

Apa yang aku dengar waktu kecil begitu luas, hingga ketika aku sudah besar semua itu jadi sangat jelas.

Selama ini yang aku hiraukan, ternyata penting dan seharusnya itu adalah milik aku. Entahlah, aku tidak peduli dengan harta.

Sudah lama aku capek hidup, namun setelah ditekan lebih dalam aku merasa semakin tumpul. Kalau begini terus.. lama-lama aku bisa patah.

Saat ini.. aku belum mau nulis. Kuharap readers bisa paham situasi aku disini, karena aku sendiri tidak tahu bagaimana cara jelasinnya.

Akhir kata, aku mau berterima kasih dan minta maaf atas kesalahan yang pernah aku lakukan selama menulis diwattpad.

Semoga ini bukan yang terakhir kalinya aku menulis..

PocaleMpus
🦈

◦ ۪۪̥፧𝗕𝗹𝗮𝗰𝗸𝗺𝗮𝗶𝗹₍ꦼ🐢Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang