Hamil [ 2 ]

221 21 0
                                        

Malam ini, Nata kembali pulang ke rumah orang tuanya untuk makan malam bersama. Gadis itu pulang menggunakan taksi lantaran sejak kejadian malam itu, Jeno tidak mengizinkan Nata untuk pergi keluar sendiri menggunakan kendaraan umum kecuali taksi. Jeno juga meminta kepada rekan kerja Nata untuk mengantarkan gadis itu pulang jika dirinya sedang tidak bisa menjemput Nata.

"Aduh... anak mama yang paling cantik akhirnya pulang..." ujar Irene sambil memeluk anak gadisnya itu.

Mereka kini sudah berada di ruang makan dan disini sudah ada Yunho, Jungwoo, Aera, istri Jungwoo, Jake dan juga Yuji, anak perempuan Jungwoo yang sudah menginjak usia 2 tahun.

"Pah, apa kabar." Sapa Nata sambil memeluk ayah tirinya itu.

"Baik sayang. Gimana pekerjaan kamu? Baik-baik aja kan?"

"Baik kok pah. Nata udah nyaman banget kerja di tempat yang sekarang."

"Bagus deh kalau gitu. Ayok duduk." Nata pun mendudukan dirinya di kursi sebelah Jake.

"Hai Yuji... masih inget sama aunty engga?" Sapa Nata pada Yuji yang kini sedang duduk di atas meja makan.

"Gimana mau inget Nat, kalau lo aja sulit banget ditemuin nya." Ujar Jungwoo sambil menggelengkan kepalanya.

"Hehe... sorry sorry. Ntar gue main-main deh ke rumah kalian. Sekalian mau buat kue bareng sama kak Aera, boleh kan kak?"

Aera pun tersenyum dan mengangguk. "Kakak tunggu pokok nya."

"Siap!!"

Mereka semua kemudian memulai makan malam hari ini sambil bercerita tentang kehidupan mereka setelah sudah tidak tinggal serumah lagi. Irene dan Yunho malam ini nampak sangat bahagia sekali lantaran ketiga anak mereka menyempatkan waktu untuk makan malam bersama. Ditambah kehadiran Aera dan Yuji yang membuat kehidupan keluarga ini lebih berwarna.

"Terus kalian berdua, kapan nyusul Jungwoo? Mama ga sabar tau nggendong cucu ke dua sama ke tiga. Ya kan pah?" Ujar Irene sambil melirik ke arah Jake dan Nata.

"Emangnya Nata udah punya pacar ma?" Kini Jungwoo malah bertanya kepada Irene.

"Loh, Jeno bukannya pacar kamu Nat?" Tanya Irene pada Nata.

"Eoh? Eee... dari awal kita emang ga pernah ada omongan pacaran sih ma, tapi kita berkomitmen kok. Jadi sama aja hehe..." jawab Nata sambil menggaruk lehernya yang tidak gatal.

"Jadi selama ini kalian ga ada ikatan apa-apa Nat?" Tanya Aera tak percaya. Nata pun hanya mengangguk sambil memberikan senyum simpulnya.

"Ada ada aja ya anak muda sekarang. Heran papa. Terus kamu Jake, sama Karina gimana?" Kini Yunho mulai bertanya pada anak lelakinya itu.

"Hmm? Ya ga gimana-gimana pa. Emangnya mau gimana lagi?"

"Kamu udah ada rencana kedepannya belum sama dia? Jangan sampe kamu nggantungin anak orang ya. Papa ga mau kamu kayak gitu."

Mendengar hal itu cukup membuat Nata tertohok. Pasalnya, sejak awal dirinya dan Jeno memutuskan untuk tidak berada di suatu hubungan yang mengikat, mereka tak pernah membicarakan tentang kelanjutan hubungan mereka kedepannya. Nata dan Jeno terlalu menikmati hari-hari mereka yang seperti ini dan melupakan fakta bahwa mereka bukanlah seorang sepasang kekasih. Memang dari awal Nata yang meminta seperti ini, namun semakin kesini, Nata juga menginginkan sebuah pengakuan dari Jeno bahwa dirinya adalah miliknya, begitupun sebaliknya.

"Kalau emang ga ada masa depan disana, jangan berani-berani membangun sesuatu yang ga ada ujungnya. Kalau emang ga serius, jangan buang waktu kamu dan waktu dia. Ngerti kamu Jake?."

Hello My Last...Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang