Berita kepergian Jisung sukses menghebohkan awak media. Banyak reporter dari berbagai stasiun televisi yang saat ini menunggu di luar rumah duka. Beberapa penggemar Jisung yang mengikuti karir lelaki itu dari awal hingga kejuaraan terakhirnya itu juga memberikan bunga mawar putih dan meletakkan di depan rumah duka untuk memberikan penghormatan terakhir kepada sang idola. Namun sayang, tak sedikit pula yang ikut menyertakan berita Jisung yang pensiun dari dunia atlet dan beralih menjadi bandar narkoba pun turut diberitakan.
Nata yang menjadi salah satu orang yang mengetahui hal itu kini hanya bisa diam. Gadis itu sejak tadi tak mampu mengeluarkan sepatah kata dari bibirnya. Ia menagis, tapi tak bersuara. Gadis itu juga sejak tadi berusaha menyibukkan dirinya dengan membantu memberikan makanan dan minuman untuk tamu yang datang kerumah duka. Dan tanpa gadis itu sadari, sejak tadi, ada sepasang mata yang terus memperhatikan nya.
"Nat, lo istirahat dulu aja. Biar gue yang bawain makanan ke tamu yang lain." Ujar Karina mencoba membantu.
"Eh, ga usah Rin, biar gue aja." Tolak Nata.
Namun saat gadis itu ingin kembali melangkah, dirinya ditahan oleh beberapa polisi, termasuk Haechan.
"Maaf mbak Nata, bisa kita ngobrol sebentar?" Tanya salah satu dari polisi itu.
Dengan sedikit ragu, Nata mengangguk. Gadis itu kemudian memberikan nampan yang tadi ia bawa kepada karina dan ia berlaih untuk duduk disalah satu meja yang kosong bersama beberapa polisi termasuk Haechan.
"Jadi begini mbak Nata, sebelumnya, kami ingin mengucapkan turut berduka cita atas meninggal nya sahabat mbak Nata, yakni Park Jisung." Nata mengangguk ramah.
"Sesuai dengan pemeriksaan pihak kepolisian, kami akhirnya menemukan fakta bahwa orang yang ditemui Park Jisung di malam sebelum dirinya ditemukan tewas adalah mbak Nata, apa benar itu mbak Nata?" Nata kembali mengangguk.
Kini semua sahabatnya termasuk Jeno ikut mendegarkan penyaksian dari Nata.
"Jika benar, maka saat Park Jisung menemui mbak Nata di Studio tempat mbak Nata bekerja, apa yang ia sampaikan kepada mbak Nata?"
Nata kini meremat jari-jarinya lantaran gugup. Melihat hal itu, Haechan pun langsung memegang tangan Nata dan mengelusnya pelan.
"Ga papa Nat. Jujur aja." Ujar lelaki berkulit tan itu.
Kini pandangan Nata mulai menurun. Air mata pun mulai menggenangi mata sendunya.
"Jisung... alasan dia dateng ke studio adalah... karena dia mau minta maaf." Ujar Nata lemah.
Jeno yang bingung dengan maksud Nata itu pun mulai mendekatkan langkahnya agar dirinya bisa mendegarkan lebih jelas.
"Minta maaf? Memang sebelumnya kalian ada masalah?" Tanya polisi itu.
Nata pun mengangguk. "Iya... sebelumnya hubungan kita memang kurang baik."
"Kalau boleh tau, masalah apa yang membuat hubungan kalian jadi kurang baik pada saat itu?"
"Jisung... d-dia..."
"Jisung kenapa Nat?" Kini Haechan mulai memegangi pundak Nata yang mulai bergetar.
"Jisung pernah hampir ngerampok saya." Sontak anak-anak yang lain pun membulatkan mata mereka kaget.
"Tapi setelah dia tau kalau itu gue, dia langsung pergi Chan." Lanjut Nata cepat dan menatap Haechan.
"Jadi orang yang hampir ngerampok lo dan buat muka lo bonyok malem itu Jisung Nat?" Tanya Haechan memastikan.
"Dia udah minta maaf Chan. Dia nyesel. Karena itu semalem dia nyamperin gue ke studio-"
KAMU SEDANG MEMBACA
Hello My Last...
FanfictionSequel dari Bye My First... Jeno pernah bertanya pada Nata, apakah setelah dewasa nanti, mereka akan lebih sering menangis dan terluka? Sebuah pertanyaan yang dulu dilontarkan oleh seorang remaja berusia 18 tahun itu pada akhirnya mendapatkan jawab...