"Gue mau ngomongin soal Jisung."
Renjun sempat menaikkan alisnya sebelah sambil mencoba menerka-nerka apa yang akan Nata bicarakan. "Jisung?"
"Hmm... Jisung."
"Ada apa sama Jisung?" Jujur saja, perasaan Renjun saat ini tidak enak lantaran sejak tadi pagi, dirinya juga bertanya-tanya tentang Jisung yang belakangan hari ini terlihat berbeda.
"Selama ini, orang yang paling deket sama Jisung itu lo kan Njun. Dan selama itu juga, lo adalah orang yang paling tahu tentang Jisung daripada gue sama anak-anak yang lain."
Renjun masih terdiam menunggu Nata menyelesaikan ucapannya.
"Gue ga tau apa yang lagi Jisung alamanin sekarang ini. Tapi gue harap, dia selalu baik-baik aja dan gue harap, lo bisa terus ada di samping Jisung karena jujur, buat saat ini, hubungan gue sama Jisung lagi gak baik-baik aja."
Renjun mengerutkan dahinya bingung. "Gue ga tau maksud pembicaraan lo ini apa Nat. Jisung..., apa yang lo tau tentang anak itu sekarang?"
Nata menegak salivanya kasar sambil meremat kaleng minumannya. "Jisung..., gue rasa, dia sekarang lagi ada di jalan yang salah."
Renjun masih menatap Nata dengan pandangan yang sulit diartikan.
"Gue pernah hampir dirampok sama Jisung Njun. Dan dia juga ga segan-segan buat nodongin pisau ke arah gue."
Kini Nata mulai menatap intens mata Renjun. "Jisung udah ngaku sendiri ke gue. Dan setelah itu, gue ga pernah ketemu lagi sama dia. Bahkan waktu itu dia ga dateng ke acara pernikahan nya Chenle karena gue tau, dia ga dateng karena dia ga mau ketemu sama gue."
"Njun, jujur saat ini gue ga bisa cerita hal ini ke siapapun terutama ke Jeno. Gue cuman bisa ngomongin hal ini ke lo karena gue tau, cuman lo orang yang Jisung percaya. Gue takut Jisung ngelakuin hal-hal yang lebih berbahaya lagi Njun."
Renjun kini benar-benar terkejut dengan apa yang baru saja Nata katakan. Fakta bahwa dirinya juga merasakan keanehan Jisung membuat dirinya merasa gagal sebagai sahabat.
🍓🍓🍓
Waktu berlalu begitu cepat. Tanpa disadari, pementasan drama musikal yang sudah Nata persiapkan hampir kurang lebih 6 bulan itu sebentar lagi akan digelar. Hal itu juga membuat Nata semakin hari semakin sibuk dan membuatnya jarang bertemu dengan Jeno.
"Karena waktu kita tinggal satu minggu lagi, gue harap kalian semua bener-bener jaga kesehatan kalian masing-masing. Jangan sampe sakit, jangan lupa makan, dan jangan lupa buat istirahat. Percuma kalau kalian latihan setiap hari sampe mampus tapi waktu hari-h kalian malah ga bisa tampil. So... bener-bener jaga kesehatan kalian. Paham semua?"
"Paham..."
Kun baru saja selesai memberikan penyampaian kepada seluruh pemain dalam drama musikal mereka. Sebagai penanggung jawab acara, Kun harus benar-benar memastikan bahwa seluruh artisnya tidak ada yang sakit.
"Jaehyun, Nata, abis ini kalian jangan balik dulu ya. Ada yang mau gue omongin sama kalian berdua." Ujar Kun sambil menatap Jaehyun dan Nata secara bergantian.
Setelah kepergian para pemain dan kru, kini hanya tersisa Kun, Jaehyun dan Nata yang masih duduk diatas panggung.
"Mau ngomongin apa kak, sama kita berdua?" Tanya Nata sambil menyesap kopi hangatnya.
"Jadi gini Nat, Jae. Gue denger-denger, kalian ini kan udah saling kenal lumayan lama ya. Nah... kalian ga ada niatan buat jadian gitu?"

KAMU SEDANG MEMBACA
Hello My Last...
Fiksi PenggemarSequel dari Bye My First... Jeno pernah bertanya pada Nata, apakah setelah dewasa nanti, mereka akan lebih sering menangis dan terluka? Sebuah pertanyaan yang dulu dilontarkan oleh seorang remaja berusia 18 tahun itu pada akhirnya mendapatkan jawab...