Waktu yang ditunggu pun tiba. Sesuai rencana, Nata pun akhirnya ikut ke dalam mobil Jake bersama Karina, Giselle dan Renjun. Dengan alasan Ningning yang terus-terusan mual karena disetiri oleh Jake, membuat Nata akhirnya mau bertukar mobil. Mobil Jake berangkat lebih dulu agar Jeno bisa membeli bunga di tempat yang Ningning maksud.
"Pak, kita beli semua bunga mawar nya. Langsung masukin ke bagasi aja." Ujar Ningning pada penjualan bunga mawar.
Dua bak bunga mawar itupun masuk kedalam bagasi mobil. Setelah membayar, Jeno pun bergegas menyusul mobil Jake yang sepertinya sudah mau sampai ke pantai.
"Duh... jantung gue deg-deg an banget nih... gimana dong..." risau Jeno sambil sesekali menggigiti kuku jarinya itu.
Haechan yang saat ini duduk di samping kursi pengemudi itu pun hanya bisa menepuk pundak Jeno, mencoba untuk menyalurkan semangat kepada sahabatnya itu. Sedangkan di kursi bagian penumpang, Chenle nampak memeriksa kembali barang-barang yang akan mereka bawa dalam acara nanti.
"Eh Jen, cincin nya lo bawa kan?" Tanya Chenle memastikan.
Jeno pun merogoh kantong celananya dan mengambil sebuah kotak berwarna merah yang berisi cincin lamaran nya itu.
"Nih, ada kok." Ujar Jeno sambil mengangkat kotak itu lalu memasukkan kembali kedalam kantong.
"Aduhh... Ningning jadi ikutan deg-deg an deh. Perut Ningning jadi mules nih..." ujar Ningning sambil memegangi perut besarnya.
"Lo mau boker dulu Ning? Kalau iya gue berhenti di pom dulu nih." Tanya Jeno sambil melirik kearah belakang.
"Ga usah kak. Ini mules nya gara-gara Ningning nervous aja kok. Bentar lagi juga ilang." Jawab Ningning.
"Iya Jen, kebiasaan nih anak kalau lagi nervous suka mules. Biarin aja." Jelas Chenle.
🍓🍓🍓
Setelah tiba di lokasi, Karina, Giselle, Renjun dan Nata lebih dulu naik ke atas tebing untung melihat sanset. Rencananya mereka hendak melihat sanset bersama diatas tebing sambil makan makanan dari Cafe yang letaknya tidak jauh dari pantai. Tanpa Nata sadari, sisa teman-temannya yang tidak ikut ke atas tebing kini sedang menyiapkan berbagai hal untuk acara lamaran Jeno nanti.
Haechan mendapatkan tugas untuk membuat tulisan bertuliskan 'well you mary me' di atas pasir menggunakan patongan ranting kayu. Chenle dan Ningning membantu untuk menyiapkan bunga yang akan ditabur di atas tulisan hasil karya Haechan itu. Sedangkan Jeno kini tengah sibuk menyiapkan lilin yang akan ia pasang melingkari tulisan mawar itu.
"Jake! Gimana? Kamera aman?" Tanya Jeno agak berteriak.
Yang dipanggil pun menoleh. "Aman! Gue ambil take dari sini!"
Haechan yang baru saja selesai dengan tugasnya itu pun menghampiri Chenle dan Ningning. "Udah selesai nih. Tinggal taburin aja kelopak bunga mawarnya."
Ningning dan Chenle pun segera menyusun kelopak bunga mawar yang tadi dibeli diatas tulisan Haechan. Setelah selesai, Jeno pun mulai menyusun lilin-lilin mengitari tulisan itu dan menyalakan satu persatu.
"Okeiii... tinggal tunggu waktu yang pas aja nih." Ujar Haechan semangat saat melihat semuanya sudah siap.
Sedangkan diatas sana, Karina, Giselle, Renjun dan Nata sudah berada hampir diujung tebing. Langit juga sudah mulai nampak gelap. Itu artinya sebentar lagi acara lamaran Jeno akan segera berlangsung. Namun, tanpa mereka sadari, gelapnya langit saat ini bukan hanya lantaran matahari yang mulai terbenam, namun juga karena cuaca kini sedang mendung dan nampaknya akan segera turun hujan deras.

KAMU SEDANG MEMBACA
Hello My Last...
FanfictionSequel dari Bye My First... Jeno pernah bertanya pada Nata, apakah setelah dewasa nanti, mereka akan lebih sering menangis dan terluka? Sebuah pertanyaan yang dulu dilontarkan oleh seorang remaja berusia 18 tahun itu pada akhirnya mendapatkan jawab...