26.

8.6K 858 221
                                    

*******

Aldebaran, bersama istri nya dan Arga sudah di dalam sebuah ruangan, bertemu dengan dokter Maya, dokter anak keluarga Alfahri. Maya adalah teman masa SMA Aldebaran, lebih tepatnya teman kelasnya. Mereka berteman cukup dekat dulu, sampai akhirnya terpisah di masa kuliah. Mereka duduk berhadapan, Arga baru selesai di periksa, dengan rasa nyaman dan tanpa ketakutan sama sekali.

"Pinter banget anak papa, gak nangis.."
"Jagoan ya, Arga..." ucap dokter Maya
"Jadi gimana May, is everything OK?" tanya Aldebaran

"Semua nya dalam kondisi baik, berat badan Arga baik, pertumbuhannya juga baik. Waktu itu, Arga sempat demam, itu bisa jadi karena pengaruh dari mama nya. Jadi aku sarankan, untuk Andin agar bisa lebih rileks dan tenang dalam menghadapi sesuatu. Karena Arga kan masih ASI eksklusif, jadi terkadang apa yang dirasakan mama nya, Arga juga bisa merasakan. Lalu untuk beberapa hari ini, dia rewel dan badannya agak anget, itu karena Arga mau tumbuh gigi"


"Tumbuh gigi?" Al nampak begitu bersemangat
"Bener Al, Arga kan udah 6 bulan, biasanya tumbuh gigi memang umur se Arga ini, tapi ada juga yang 3 bulan udah mulai tumbuh, bergantung anaknya sih"

"Bentar lagi sakit dong kalau gigit papa" kata Al
"Biar lo gak gangguin mama nya terus, di gigit sama anak lo"
"Jadi kira-kira selain demam dan rewel, ada lagi gak dok, yang bakal dialami Arga sekarang-sekarang ini?" tanya Andin
"Untuk bayi yang mau tumbuh gigi, biasanya bakalan lebih rewel dan sering nangis pas mama papa nya mau tidur, jadi akan lebih susah tidur untuk semua orang. Terus juga banyak mengeluarkan air liur, pipinya yang kemerahan, apalagi Arga ini kan kulitnya putih banget kaya mama nya"

"Terus juga suhu badannya naik, tapi tenang, gak akan sampai demam kaya waktu itu kok. Terus yang di takutkan kalau memang justru gak mau minum ASI"
"Kenapa, kok gak mau?" tanya Al
"Karena kan bisa kena ke gusinya, dan mungkin akan terasa sakit. Nafsu makan juga bisa turun"
"Terus"

"Arga udah mulai suka gigit-gigit apa aja yang dia temuin gak?" tanya dokter Maya
"Iya sih, dia gigitin apa aja yang dia pegang"
"Nah itu, mungkin ketika itu gusinya terasa gatal, makanya dia suka gesekin gusinya ke benda di sekitarnya. Jadi yang jagain Arga atau kalian juga harus hati-hati, jangan sampai dia gigitin barang yang bisa jadi kotor atau gak steril"
"Pantesan dia suka banget gigit gajahnya ya" ucap Al

"Iya mas"
"Di gesekin ke gusinya gitu May"
"Nah itu bisa juga, jadi boneka nya harus rajin di bersihin"
Aldebaran dan Andin mengangguk bersamaan
"Jadi ya gitu, ikuti aja tumbuh kembangnya, lagi masanya gini ya nikmatin dulu, nanti pasti bakalan kangen kok masa-masa nemenin anak bayi" ucap Maya

Mereka akhirnya keluar dari ruangan dokter Maya. Namun Andin di bawa ke lorong yang bukan jalan untuk keluar,

"Loh mau kemana mas?" tanya Andin
Al yang masih merangkul istri nya itu, hanya diam,
"Mas..."
"Ikut aja, jangan nanya terus kaya wartawan" ucap Aldebaran
"Sus, saya mau ketemu sama dokter Dinda, saya udah bikin janji tadi pagi" ucap Aldebaran
"Oh baik pak, atas nama siapa ya?"
"Aldebaran Alfahri"

Beberapa detik kemudian, suster menunjuk sebuah ruangan,
"Silahkan pak, lurus, ruangan paling ujung, itu ruangan dokter Dinda"
"Terima kasih sus"
"Sama-sama"
"Mas, dokter Dinda siapa sih?"
"Penggantinya dokter Anne, banyak yang gak suka dokter itu, katanya galak, jadi di ganti" ucap Aldebaran

"Ok, terus kita mau ngapain, aku takut mas"
Andin tak bisa menyembunyikan rasa takutnya, seperti ada yang membuatnya tak kuasa masuk, mengingat rasa sakit dan kecewa yang pernah menghantamnya. Dia tak pernah siap untuk banyak hal setelah itu. Jari-jarinya bergerak tak beraturan. Aldebaran yang menyadari perubahan sikap Andin pun segera menenangkan istrinya, dia menggenggam tangan Andin, lalu menciuminya
"Semua akan baik-baik aja, percaya sama saya" kata Al

SECRET 2 : DEBARANDINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang