29. Satnight Dating With Baby

8K 829 112
                                    

********  

Malamnya, Aldebaran sudah mulai tenang, dia sedang tiduran di atas ranjang, bersama Arga. Berkali-kali Al menciumi Arga sampai bayi itu merasa kegelian. Andin baru selesai mandi, dengan handuk yang masih melingkar di tubuhnya, dia berjalan ke arah suaminya, Andin mengajak Aldebaran untuk pergi bersama anak-anaknya, sayangnya Reyna justru ikut mama Sarah sejak sore dan bilang akan menginap, sebab besoknya adalah hari libur.

Mama Sarah datang mengantarkan rendang untuk keluarga besannya, di temani suaminya, Surya. Andin hanya pesan agar anak perempuannya itu selalu menurut kata opa dan oma, harus baik dan mau makan, jangan merepotkan karena tidak ada Mirna yang menemani.

“Kemana?” tanya Al
“Ya kemana gitu mas, jalan-jalan malam” ucap Andin
“Reyna kemana?” Aldebaran balik bertanya
“Reyna tadi ikut papa sama mama aku, ke rumah, katanya mau nginep”

“Loh nginep? Apa gak repot? Mirna ikut?”
“Enggak sayang, Mirna gak ikut. Insya Allah gak repot, kan Reyna juga udah biasa sendiri. Gak apa-apa lah, sekali kali biar Reyna di tempat opa sama oma nya”
“Ndin...”

Andin yang masih berdiri di depan cermin riasnya, menoleh ke arah suaminya,
“Kenapa mas?”
“Soal tadi siang, tadi sore dan kemarin, saya minta maaf ya”

Andin tersenyum, “Udah mas, jangan di bahas ya, aku gak mau kamu jadi keinget yang udah-udah” ucap Andin

Al kembali tersenyum, sedangkan Andin masih menatap suaminya dari cermin. Kadang, Andin masih berpikir, kenapa suami nya bisa menyimpan luka sedalam itu, hingga membuat Al ketakutan setiap kali kejadian di masa lalu teringat oleh nya.
Tapi yang Andin pikirkan saat ini adalah bagaimana tetap menjaga perasaan Aldebaran yang kadang sering tak menentu, rasa takut dan trauma berkepanjangan yang di terima Aldebaran sebab kesalahannya di masa lalu benar-benar buruk

“Mau gak sayang?” tanya Andin kemudian
“Ya udah ayok, saya ikut aja” kata Al
“Beneraaaan?”
“Iyaaa”
“Yeay! Kalau gitu, aku ganti baju dulu ya mas, kamu ganti baju juga”

“Gak usah lah, saya nanti pakai sweater aja”
“Ya udah, bentar ya” Andin berjalan ke arah lemari kecil milik Arga, lemari yang udah hampir gak muat oleh baju dan semua peralatan Arga. Tak lama, Andin kembali membawa satu jaket kecil milik anaknya.

“Pakai jaket ya gantengnya mama” ucap Andin
“Baju tidur nya kan udah tebel ndin”
“Ya tetep aja mas kan anak bayi, nanti kalau masuk angin susah, kalau papa nya kan tinggal pijitin, kasih teh anget atau jahe udah sembuh”
“Siapa?”
“Kamu lah”

“Mana bisa sembuh kalau cuma kayak gitu?”
“Kan biasanya juga gitu”
“Mana ada...”
“Udah, kalau di lanjut, nanti kita gak jadi pergi mas”

Al tersenyum manis, sembari memakai sweater nya. Sedangkan Arga sudah memukul-mukul kasur, dia meminta untuk segera di gendong oleh papa nya

“Iya nak, sebentar dulu sayang, sabar” ucap Andin
“Itu mas, anaknya” ucap Andin
“Iya, iyaa”

Al menggendong Arga, membawanya berkeliling ruangan sembari menunggu mamanya bersiap. Setelah Andin selesai, mereka turun dan pamit untuk pergi keluar, Aldebaran mengambil stroller Arga di dekat garasi, Al memang selalu meletakan stroller bayi itu disana, agar mudah jika akan di gunakan. Al memasukan stroller yang dia beli seharga lebih dari $1,200 itu di bagasi mobilnya, lalu masuk dan meninggalkan halaman rumah.

Andin memakaikan satu kupluk berwarna navy dengan telinga gemas di atasnya, Arga hanya menurut, dia belum bisa protes tentang apapun sekarang, jadi Andin merasa senang memakaikan benda-benda lucu pada anaknya.

SECRET 2 : DEBARANDINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang