39. Bubur Ayam at Midnight

6.2K 791 150
                                    

***************

Aldebaran berpapasan dengan satu laki-laki yang tak asing, dia tak sengaja menabrak laki-laki itu, di depan sebuah pusat perbelanjaan.
“Maaf, maaf, saya gak senga...”
“Aldebaran...”
“Anda...”

Laki-laki itu adalah Nino, laki-laki yang pernah menghancurkan Andin. Dia melihat ke sekitar Aldebaran, seperti sedang mencari seseorang
“Cari siapa? Andin?” tanya Aldebaran
“Anda sendiri?” tanya Nino
“Kelihatanya sama siapa?”
“Andin gak ikut?”
“Kenapa tanya-tanya istri saya?”
“Ya gak apa-apa, saya cuma tanya”
“Kebetulan, kita ketemu disini, saya mau tanya sesuatu” kata Aldebaran

“Tanya soal apa?”
“Waktu itu, istri anda pernah bilang ke saya, katanya Anda masih menyimpan foto Andin. Apa benar?”

Nino nampak kaget mendengar pertanyaan dari suami mantan kekasihnya itu.
“Gak usah di jawab. Saya cuma ingin kasih tau anda, kalau Andin itu adalah istri saya dan dulu anda sudah mencampakkan dia dengan menikahi adiknya. Jadi sekarang, anda harus sadar, Andin sudah sangat bahagia hidup bersama saya”

“Jadi, tolong kesadaran dirinya untuk tidak berharap atau mengingat Andin lagi. Karena dia bukan lagi Andin yang dulu bersama anda. Paham?”

“Urusi saja hidup anda dan istri anda itu, jangan pernah main-main dengan saya. Apalagi kalau benar anda masih menyimpan foto Andin dan diam-diam masih menaruh perasaan kepada Andin, anda akan menyesal. Permisi”

Nino masih terdiam, dia justru kesal terhdap Elsa, karena sudah mengatakan hal itu pada Aldebaran. Dia tau betul, siapa Aldebaran Alfahri. Pemilik banyak hotel dan Villa yang tersebar di seluruh Indonesia.
Dengan bisnis dimana-mana dan kehidupan yang luar biasa. Tentu Andin sudah bahagia, tanpa kekurangan apapun.

Justru sekarang, Nino merasa ada yang hilang, semenjak Andin menikah. Wajar jika dia menyesal, karena Andin memang wanita yang baik dan penuh perhatian. Nino yang salah, dia tau dia yang salah.

Tentang apa yang dulu dia lakukan, rasanya ingin sekali bicara berdua bersama Andin, meminta ampun untuk semuanya. Meski dia tau mustahil untuk bersama lagi, tapi setidaknya Nino ingin mendapat kedamaian yang sudah hilang sejak dia melukai Andin waktu itu.
Aldebaran meninggalkan parkiran, melajukan mobilnya menuju rumah. Beberapa orang di rumah dan orang tua Andin sudah tau, tentang kehamilan Andin itu.

Meski Andin masih sering melamun dan merasa ketakutan, namun Al tak pernah membiarkan Andin sibuk dengan pikirannya. Dia selalu mengajak Andin bicara, bersenda gurau bahkan membelikan hadiah-hadiah kecil untuk Andin.

===========

Kehamilan Andin sudah memasuki usia 8 minggu. Sore itu, Andin dan Aldebaran menuju ke sebuah rumah sakit untuk mengecek kesehatan Andin.
Wanita itu nampak begitu khawatir, namun pria di sampingnya, selalu bisa menenangkan Andin dengan begitu lembut. Dia mengingat kalimat dari mamanya,

“Andin sedang butuh kamu, dia sedang butuh dukungan mental dari kamu dan orang-orang yang dia cintai. Dia sedang berusaha mengembalikan kepercayaan dirinya sekarang. Jadi jangan sampai kamu membuat dia tidak nyaman, Al”

“Kita masuk ya,” ucap Aldebaran
Andin mencengkeram kuat lengan baju Aldebaran,
“Saya temani ya” kata Al
Andin mengangguk pelan, lalu melangkah pelan masuk ke ruangan pemeriksaan. Dengan terus menggenggam tangan Aldebaran, Andin berbaring, membiarkan dokter memeriksa dan mengecek kandungannya.
Dokter juga melakukan USG kepada Andin. Untuk beberapa waktu, dokter terdiam, lalu menyelesaikan pemeriksaan.

“Bu, saya suntik dulu ya, ini vitamin penguat kandungan. Habis ini bu Andin istirahat dulu”
Setelah menyutikan vitamin kepada Andin, dokter memberi isyarat kepada Aldebaran untuk bicara dengannya.
“Saya tinggal dulu sebentar ya, kamu disini dulu” ucap Aldebaran.

SECRET 2 : DEBARANDINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang