24.

8.9K 1K 221
                                    

*******
Note : Tolong di baca perlahan, setiap adegannya di rasakan, di bayangkan, supaya apa yang sedang tokoh lakukan, bisa terbayang gambarannya di kepala kalian.

.
..

Semua orang bernafas lega, tersenyum penuh haru, sedangkan Andin, ya pasti menangis, dia begitu cengeng, apalagi jika itu mengenai tentang orang-orang yang dia cintai, dia terus bergelayut di lengan suami nya. Lalu satu persatu orang meninggalkan mereka berdua.

"Pak, saya minta maaf sekali lagi" kata Rendy
"Iya, udah di maafin. Tapi lain kali jangan peluk-peluk saya. Geli" kata Al
"Iya pak, maaf"
"Kamu minta maaf juga dong mas, udah marah-marah"
"Kok saya minta maaf?"
"Kan tadi kamu marah-marah"
"Kan tadi saya marah karena Rendy ninggalin saya"
"Kan dia juga gak tau mas, pasti pak Rendy juga panik"

"Udah buk, gak apa-apa buk, pak Al gak salah kok, wajar kalau pak Al marah"
"Tuh, Rendy aja tau"
"Iya udah iya, terserah kamu aja mas"
"Kalau begitu, saya pamit bu, pak.."
"Balik ke kantor ya Ren"
"Baik pak"
"Ya ampun mas, biarin lah pak Rendy pulang, kasihan"

"Kan masih jam kerja juga ndin"
"Iya buk, saya juga mau ke kantor kok ini, mau urus schedule nya pak Al"
"Schedule apa?" tanya Andin cepat,
"Schedule meeting nya pak Al buk, sama beberapa kunjungan kerja"
"Kunjungan kerja?"
"Iya buk"

"Gak, gak ada kunjungan-kunjungan, suami saya gak boleh kemana-mana, dia hanya boleh ke kantor, gak ada keluar kota lagi"
"Loh ndin"
"Nurut sama istri"
"Tapi kan..."
"Nurut mas, aku cuma gak mau kamu kenapa-napa" kata Andin

Al menelan ludah kasar, lalu mengangguk pelan, "Iya, OK, saya gak kemana-mana" ucapnya
Rendy mematung, melihat bos nya yang begitu manis pada istrinya, sedangkan jika dengannya, Aldebaran bisa berubah menjadi singa jantan yang buas. Rendy menggeleng pelan, lalu pamit untuk kembali ke kantor,

"Hati-hati pak Rendy" kata Andin
Setelah Rendy pergi, mama, papa dan semua orang juga kembali beraktifitas, Andin merebahkan kepala nya di bahu Al,
"Kita lihat Arga yuk" ucap Aldebaran
"Ayok, dia pasti senang papa nya pulang"
"Mama nya seneng gak?"
"Hm?"
"Mama nya seneng gak, papa nya Arga pulang?" tanya Al

Andin tersenyum malu, "Seneng"
"Kok kecil banget suaranya"
"Seneeeng maaaaas. Aku seneng banget, aku udah takut gak bisa ketemu kamu lagi"
"Saya gak akan ingkar janji ndin. Saya buktiin ke kamu"
"Aku selalu percaya sama kamu mas"

Dengan tetap bergandengan, Aldebaran dan Andin berjalan menaiki tangga. Di depan pintu, mata Aldebaran langsung tertuju, pada box bayi yang di sebelahnya ada Mirna yang menjaga,
"Pak bos, Alhamdulillah, pak bos sehat"
"Iya Mir"
"Gimana pak, ce..."

"Udah tanya Kiki aja, gak ada siaran ulang, ini live" kata Al
Mirna menoleh ke arah sahabat nya, lalu mengangguk pelan,
"Thanks ya mir, udah jagain Arga"
"Sama-sama ndin. Ya udah gue turun ya, mau nanya ceritanya pak bos"
"OK"

Aldebaran menatap lekat bayi yang terlelap itu, lalu tersenyum,
"Saya kangen juga sama si rusuh ini" kata Al
"Dia juga pasti kangen kamu mas. sampai sakit loh karena gak ada kamu"

"Masa sih ndin, dia kangen saya sampai sakit?"
"Mas, aku kasih tau ya, masa kemarin, pas badannya panas, terus aku lagi kacau gara-gara kepikiran kamu, dia kan nangis terus, aku jadi bingung, nenen gak mau, tidur apalagi, pokoknya nangis terus beberapa jam, terus aku muterin video yang pernah kamu kirim buat dia pas kamu di Bandung, yang kamu ngomong sendiri, terus kamu bilang itu lagi ajak Arga diskusi, inget gak?"

"Oh yang kata kamu saya kayak lagi pidato?"
"Ha ha, iya mas, inget kan?"
"Inget"
"Nah itu, aku kasih liat dia video nya, karena dia kan kalau nangis dan susah berhenti, biasanya di gendong kamu atau di ajak ngomong sama kamu, dia langsung diem kan"
"Iya, terus?"

SECRET 2 : DEBARANDINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang