16. / From Aldebaran and Forever

8K 835 147
                                    

**********

Kedua tubuh wanita itu masih berhadapan, Michele masih berdiri canggung di depan istri sah Aldebaran itu, sedangkan Andin masih menatap bingung, dia menoleh ke arah suaminya, lalu kembali menatap Michele,

"Michele..."
"Ndin"
"Ka kamu, di Indonesia?" tanya nya dengan sedikit terbata-bata
Michele menoleh ke arah Al yang berdiri di belakangnya, lalu mengangguk pelan, "Iya" ucapnya
"Sengaja, buat ketemu sama Al" kata Michele
Tanpa bicara lagi, perempuan itu melangkah, meninggalkan Andin yang masih mematung di hadapannaya. Andin menatap tubuh Michele yang berlalu dan menghilang di balik pintu, lalu mendekat ke arah suami nya.

"Jadi Michele, yang minta buat ketemuan sama kamu mas?"
"Hah?"
"Iya?"
"Apanya ndin?"
"Udah ngaku aja mas, Michele ya, yang chat kamu terus dan ngajakin kamu ketemu?"
"Bentar, saya gak paham maksud kamu"
"Gak paham apa pura-pura gak paham?" Andin meletakkan kotak makan yang dia bawa dari rumah di atas meja, dengan posisi masih berdiri. Matanya tajam menatap Aldebaran. Pria itu meraih lengan Andin, meski langsung di tepis oleh wanita itu

"Aku kesini anterin makan siang kamu, terus kamu malah pelukan sama mantan pacar kamu itu. aku gak paham sama kamu mas"
'Ndin, kamu salah paham"
"Salah paham apa? orang jelas-jelas aku lihat kamu pelukan sama dia. Kenapa? Kamu mau balikan sama dia? Karena aku gak menarik lagi?"
"Ya Allah"
"Iya kan?"
"Enggak sama sekali. Kan kamu tau, say agak pernah cinta sama dia"

"Terus kamu ngapain janjian sam adia?"
"Siapa yang janjian sih, dia datang sendiri, say agak ngundang, saya gak minta"
"Bohong"
"Duduk, duduk... kamu duduk dulu, kita ngomong yang baik"
"Gak. Jelasin sekarang gak usah pake duduk segala"
"Ok, iya, iya"

Dengan posisi masih berdiri, mereka berhadapan,
"Dia tiba-tiba datang kesini, terus ngasih saya undangan. Dia mau nikah, itu undangannya" Al menunjuk undangan yang tergeletak di atas meja, bertuliskan The Wedding of Michele and Kevin
"Dia minta saya datang, sama kamu. Ya itu kalau kamu mau, kalau kamu gak mau juga gak apa-apa"
"Kalau aku gak mau, kamu datang sendiri gitu, maksudnya?"

"Ya Allah salah lagi"
"Terus apa?"
"Ya kalau kamu gak mau, saya gak akan datang, Andin. Saya gak akan pergi tanpa kamu" ucap Aldebaran
"Terus kalau cuma ngasih undangan, kenapa pakai pelukan? Emangnya kamu mau mas, aku pelukan sama laki-laki lain?"
"Siapa yang berani peluk kamu selain saya? biar saya patahin tangannya" ucap Al

"Tuhkan, kalau istrinya gak boleh, tapi kamu semena-mena"
"Tadi, dia memang minta peluk saya, ya.. gak maksud apa-apa, cuma sebagai dua teman lama aja ndin, dan dia juga bilang kalau itu untuk yang terakhir, jadi ya sudah, saya kasih" jelas Aldebaran
Dengan mata yang masih melirik jutek, Andin menatap Aldebaran

"Gak percaya, sama suaminya?"
"Percaya"
"Yang ikhlas, percaya nya"
"Iya, percaya" ucap Andin dengan nada judesnya,
"Lagian kamu kenapa sih, cemburu?"
"Malah di tanya?" Andin balik bertanya
"Apa yang di cemburuin, ndin?"
"Mas, dia itu cinta banget sama kamu, walaupun aku istri sah kamu, tapi kan aku takuuuut"

Andin dengan manja nya, menyandar ke dada suaminya, Al masih berdiri tegap menopang tubuh Andin yang sudah condong hampir jatuh
"Takut apa sih?"
"Ya takut, kalau kamu di rebut gimana?"
Al menegakkan tubuh Andin, memegang kedua bahunya, mata mereka saling menatap lekat,
"Siapa yang bisa rebut saya dari kamu?"
"Kamu itu pemenangnya ndin, kamu bukan cuma mencintai saya, tapi kamu juga dicintai sama saya"

Al memegang dagu Andin, mengangkat nya perlahan hingga wajah wanita cantik itu menghadap tepat padanya. Al tersenyum, lalu perlahan wajahnya mendekat, matanya sayup terpejam. Detik berikutnya, Al berhasil mengikis jarak diantara keduanya, dalam bayangannya, wajah indah Andin, bibirnya yang manis dan lembut, tergambar jelas.

SECRET 2 : DEBARANDINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang