21. / My Other Half

6K 896 343
                                    

*********  
Sebelum baca vote dan bismillah dulu
.

“Pak Rendy...” Andin turun bersama Arga di gendongannya. Dia menatap nanar ke arah asisten pribadi suami nya itu
“Bu Andin, gimana keadaan ibu sekarang?” tanya nya
“Ya beginilah pak Rendy, masih berharap keajaiban” jawab Andin
“Buk, saya minta maaf yang sebesar-besarnya. Karena saya gak tau kalau kejadiannya akan seperti ini”
“Bukan salah pak Rendy. Gak usah minta maaf”
Wajah Andin sama sekali tak memiliki ekspresi, dia hanya diam dengan tatapan kosong yang menyakitkan
“Saya langsung pulang waktu mendengar pesawat yang pak Al naiki kecelakaan”

“Iya pak Rendy. Saya masih nunggu kabar. Saya tau, suami saya mungkin gak selamat dan saya sudah siap untuk semua kenyataan yang akan terjadi. Sekarang saya hanya berharap kalau dia bisa di temukan, walau mungkin hanya tersisa serpihan-serpihan tubuhnya aja” mata Andin kembali panas, satu tetes air mata jatuh lagi membasahi pipinya

“Buk.. yang kuat ya...”
“Makasih pak Rendy”
“Saya gak tau harus ngomong apa lagi sekarang. Saya bingung” ucap Andin. Dia memang nampak seperti orang linglung setelah membaca berita bahwa puing-puing pesawat yang kemungkinan membawa suaminya hancur menghantam lautan.
“Pak Al orang yang baik” ucap Rendy
“Dan dia orang yang sangat saya cintai”
“Saya sangat menghormati pak Al”
“Saya juga” kata Andin
“Bu Andin pasti kuat”

“Saya harap juga begitu. Tapi saya bingung, gimana nanti jelasinnya ke Reyna, apalagi Arga, dia masih kecil,  bahkan dia mungkin gak akan tau papa nya seperti apa”
“Buk, saya akan urus masalah ini. Saya akan ke bandara dan mengabari keluarga secepatnya. Bu Andin di rumah yang tenang, apapun yang terjadi, harus ikhlas ya”
“Makasih banyak pak Rndy, sudah banyak membantu suami saya”
“Sudah kewajiban saya buk”
“Pak Rendy, saya boleh minta tolong satu lagi”
“Apa buk?”

“Kalau memang, suami saya bisa di identifikasi, bawa dia pulang, walaupun saya gak akan bisa melihat dia lagi buat yang terakhir kali, tapi saya mau lihat peti nya”
“Baik bu” jawab Rendy dengan suara nya yang parau
Andin nampak begitu tegar, padahal dunia tau, betapa hancurnya dia sebab harus kehilangan belahan jiwa nya.
“Ada lagi buk?” tanya Rendy
“Nanti kalau memang suami saya udah ketemu, pak Rendy pesan dua liang makam ya, di satu blok yang sama, harus sebelahan”

“Dua? Satunya bu...”
“Buat saya”
“Bu Andin...”
“Saya mau selalu bersama mas Al”

Kalimat yang begitu melukai hati Rendy, kalimat yang akhirnya mampu membuat Rendy meneteskan air matanya. Dia menunduk, menyembunyikan matanya yang sudah basah sebab obrolan bersama istri bos nya itu.
Rendy sudah tidak sanggup melanjutkan obrolan itu, dia berdiri dan pamit, untuk pergi ke bandara

“Hati-hati pak Rendy...” kata Andin
“Ya Allah pak Al, apa mungkin masih ada keajaiban? Saya gak tega lihat bu Andin pak” ucap Rendy setelah masuk ke dalam mobilnya
“Kita akan terus sama-sama mas, kamu gak usah takut sendirian ya...” ucap Andin

======== 

Malam itu, rumah menjadi begitu berbeda, semua orang tak ada lagi yang bicara. Reyna duduk di samping Arga yang masih berguling-guling di ranjang, sesekali gadis kecil itu menoleh ke arah mama nya yang juga duduk di ranjang dengannya. Andin menatap kosong sekitar kamarnya, sesekali dia menekan ponsel nya, menghubungi nomor yang sama dengan yang selalu dia telfon setiap hari.

“Mama...” suara Reyna membuyarkan lamunan Andin
“Iya nak? Kenapa sayang?”
“Papa kok belum pulang ya?”
Pertanyaan yang di takuti Andin akhirnya keluar dari mulut anak pertama nya itu, Andin tidak langsung menjawab, dia membelai rambut panjang Reyna yang halus

SECRET 2 : DEBARANDINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang