"Hyung."
Empat puluh lima menit sejak pertama kali ia datang, Baixian hanya duduk termenung bersama Kris yang masih setia bungkam di sampingnya. Langit senja serta gurat-gurat jingga keemasan tak sedikitpun menarik perhatian dua kakak beradik yang baru kembali bertemu dalam keadaan yang sejujurnya Baixian sesali. Seandainya ia lebih dulu datang, menjadi kakak untuk Baekhyun, sesuatu yang seharusnya ia lakukan sejak dulu.
"Andai aku datang lebih cepat, apa Baekhyun kita masih berada disini?"
Getaran tipis itu mulai terlihat meski samar di bibir pucat Kris yang belakangan menjadi penghias garis wajah tegas yang kini perlahan hilang di telan duka berkepanjangan.
"Andai aku disini bersama kalian, apa Baekhyun tidak akan mengalami hal ini?"
Air mata kembali luruh, seperti biasa. Baixian sering melihat ini setelah kepergian Baekhyun, wajah Kris bahkan nampak asing. Jika beberapa bulan lalu masih terlihat hangat dan penuh cinta, kini yang terlihat hanya luka yang kemudian berakhir dengan tangis tanpa suara.
"Hyung maaf. Aku minta maaf atas keegoisan ku, atas keangkuhan ku, atas ketidak pedulian ku pada mu dan Baekhyun. Aku terlalu percaya diri bahwa adik kita tidak begitu membutuhkan ku, bahwa kehadiran ku tidak akan merubah apapun. Aku menyesal. Aku minta maaf."
Kedua kalinya Baixian menangis. Pertama saat kabar kecelakaan orang tuanya ia dengar, lalu sekarang saat ia menyadari bahwa saudara kembar bukan hanya tentang kemiripan serta ikatan, lebih dari itu hubungan keduanya memang baik tapi sejauh yang ia ingat, Baixian tidak pernah sekalipun mencoba mendekatkan diri meski Baekhyun pernah mencobanya beberapa kali.
Keberangkatannya ke Canada 7 bulan lalu, hanya ia anggap sebagai misi biasa, sebuah pekerjaan yang sering ia lakoni hanya saja kali ini dalam skala kecil serta tugas ringan. Ia hanya membutuhkan kesabaran sebab Baekhyun biasanya banyak merengek seperti anak kecil. Itulah yang ia tahu tentang adik kembarnya, luput menyadari jika keduanya sudah berada di usia cukup dewasa.
Dugaannya tentang Baekhyun salah, anak itu terlihat mandiri, tidak banyak meminta apalagi merengek, sesuatu yang kemudian menjadi penyesalan terbesar Baixian hingga datang dimana Baekhyun di vonis mengalami pre-eklamsia.
Baixian menyadari sesuatu.
Ia tidak sedekat itu dengan Baekhyun hingga tak sedikitpun memperhatikan bagaimana anak itu sering mengeluh sakit selama kehamilannya di trimester pertama. Ia hanya mengawasi Baekhyun sesuai yang di intruksikan Kris tanpa mencoba setidaknya bertanya apakah anak itu baik-baik saja? Atau bagaimana keadaannya hari ini?
Saat kembali mengingatnya, hati Baixian terasa di remas kuat.
Lalu ingatannya kembali pada satu-satunya hal berharga yang entah mampu bertahan atau tidak, satu-satunya yang tersisa dari adik yang secara tak sengaja ia telantarkan.
Nyawa lain yang kini sedang bertahan hidup, tapi jika anak itu mampu, Baixian tidak akan sanggup menatap mata yang entah akan mirip papanya atau daddy nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
WATER & FIRE ( The Diorama )
FanficBxB area 🔞 CHANBAEK Baixian, kembali setelah 10 tahun lamanya dan mendapati banyak hal yang kemudian membuatnya terlibat dengan salah satu keluarga paling berpengaruh dan terpandang di Korea Selatan. SEASON 1 & SEASON 2 dalam satu buku. Chanbaek...