4.Anyone, I Really Like This Game (s2)

1.4K 233 28
                                    

Sejak hari itu, awan mendung seolah enggan pergi dari kediaman Chanyeol dan Ren. Dan sejujurnya, awan itu perlahan mengahasilkan badai yang kemudian akan menjadi bencana terbesar dalam rumah tangga keduanya mulai kini.

Salah, rumah tangga Ren lebih tepatnya karena sejak awal hanya dirinya lah yang menganggapnya demikian. Sementara Chanyeol hanya menjadikan Ren sebatas teman satu atap, tidak lebih. Itu juga di bawah paksaan, sebab jika tidak, ia jelas menolak tinggal bersama orang yang ia anggap asing. Terlebih itu Ren.

Kedatangan Baixian jelas mendatangkan petaka lain, badai yang lebih dari sekedar saling mendiami atau tidur dengan di kamar terpisah. Lebih dari itu, keinginan Baixian atau yang Ren tau itu Baekhyun meminta untuk satu ruangan bersama Chanyeol jelas menjadi pukulan telak. Suaminya bahkan hanya diam saja atau memang pria itu justru senang saat jalannya bersama Baekhyun/Baixian kian terbentang bahkan tanpa hambatan berarti membuat Ren kian gentar.

Begitu rendahkah posisinya di rumah ini hingga Baixian bisa dengan leluasa menempati kamar Chanyeol, sesuatu yang bahkan Ren tidak pernah sekalipun di perbolehkan masuk.

"Apapun maksud mu datang kesini, hentikan sebelum__

"Sebelum ibu mertua atau ayah sialanmu itu datang ya?"

Dada Ren naik turun, keberanian Baixian jelas menguji kesabarannya. Menyentil egonya, ia putra dari seorang menteri, bagaimana bisa di perlakukan sedemikian rupa seolah titelnya tidak berlaku bahkan untuk sekedar mengintimidasi Baixian?

"Mengadu saja sana? Bukannya itu keahlianmu ya?"

Setiap kata yang terucap dari bibir tipis itu selalu berhasil menimbulkan kobaran api di hatinya, Ren tidak tahu kalau Baekhyun ternyata punya keahlian menyulut emosi yang luar biasa handalnya.

Tempo hari Tiffany berkata jika ia harus tetap berada di posisinya sekalipun Chanyeol dan Baekhyun memiliki anak. Tiffany bahkan tahu jika Ren akan mendukung usaha Chanyeol untuk menggulingkannya. Keluarga ini sungguh luar biasa, di luar ekspektasinya, bahkan lebih. Segila itu.

"Baekhyun, ayo bicarakan ini dengan kepala dingin. Bersikaplah dewasa, aku tahu kalau kau di sekolahkan di tempat bergengsi. Apa begini sikap dari seorang yang berpendidikan tinggi?" Tukas Ren, mencoba mengais sisa kesabaran yang sudah tercecer.

"Kau jelas lebih terhormat, tapi kenapa murahan sekali? Kau tahu sejak awal kalau Chanyeol milikku, kenapa masih mau saja menikah dengannya dan berlagak seperti kau manusia paling suci?"

Bungkam. Semua yang Baekhyun ucapakan benar adanya. Tak sedikitpun Ren bisa menyangkal.

Tidak ada yang Baixian lakukan di rumah ini setelah sekitar tiga hari berlalu, ia bahkan masih tertidur saat Chanyeol pergi. Terbangun ketika matahari hampir di atas ubun-ubun, melakukan hal-hal yang monoton lalu saat bosan ia akan mengganggu Ren, seperti sekarang.

"Berhenti bersikap menyebalkan, Baekhyun."

"Berhenti bersikap so berkuasa, Choi Minki."

Senyum culas itu menyungging sempurna, bagaimana mengaduk emosi Ren bisa semenyenangkan ini? Baixian tahu sekarang bagaimana akan menghabiskan waktunya di rumah ini.

Ren frustasi, lalu memilih pergi. Berkelahi jelas bukan gayanya meski ia luar biasa ingin melakukannya. Tapi adu jotos jelas tidak akan menyelesaikan apapun, hanya akan menyisakan luka lebam serta rasa malu. Ia akan membalas Baekhyun saat waktunya sudah tepat.


















Sementara itu, kegusaran Chanyeol berhasil terbaca dua saudaranya. Jong In dan Sehun jelas tahu bahwa tuan mudanya sedang tidak baik-baik saja. Sesuatu sedang mengganggunya, membuatnya termenung hingga setengah jam lamanya hingga luput menyadari jika keduanya sudah disana, memperhatikan cukup lama.

WATER & FIRE ( The Diorama ) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang