Setahun telah berlalu, kami baru saja selesai menjemput Dongju, ingin mengajaknya jalan-jalan. Putra tunggal kami itu telah berusia 5 tahun, dan entah kenapa masih juga menanyakan keberadaan Hyunmi padaku.
Hari dimana kelopak mawar terakhir gugur, adalah hari pertamaku memulai awal sebagai Kim Youngjo. Aku terbangun dengan Hwanwoong dan Dongju di sisi, berteriak tak percaya (lalu Hwanwoong melemparku dengan bantal karena berisik) dan ingin segera menghubungi Youngmin.
Panggilan tak terjawab.
Kunci rumah Youngmin ada di tanganku, dan kami hanya bertemu satu kali (wajahnya bengkak) setelah kejadian itu.
Berjarak seminggu, dan keberadaan mereka hilang. Tanpa kabar sama sekali.
"Dongju belum minta hadiah, loh." Aku mengingatkan putraku, "Dongju mau apa?"
Putraku itu tak lagi meminta jepit atau rok, namun telah beralih pada make-up (biasanya perona pipi). Tak heran juga wajah Hwanwoong harus jadi kanvas kalau ia sedang penasaran. Dan lelakiku itu juga tak lagi protes tatkala Dongju meminta perona pipi untuk dipulas.
Youngmin mendidik keluargaku dengan baik, ternyata.
Baiklah, kuakui Youngmin itu hebat.
Tapi tetap aku yang paling tampan.
"Youngjo hyung," Hwanwoong berjalan lambat disebelah putra kami, perutnya sudah membesar. Segera kududukkan ia, "kakiku sakit...,"
Senyum kupulas, memijat kaki Hwanwoong yang menjulur. "Lelah sekali ya... sudah kubilang biar aku saja yang memasak."
Lelakiku itu merengut, "Aku tidak mau merepotkanmu... Youngjo hyung kan sudah bekerja seharian penuh." Tangannya beralih pada perut, mengusapnya perlahan. "Dongju... kira-kira di dalam sini laki-laki atau perempuan?"
Dongju menoleh, bergeser ke sebelah Hwanwoong. "Euh... perempuan saja,"
"Waaahhh ingin menjadi oppa?"
"Bukan," anak itu menggaruk tengkuk, "tapi sepertinya perempuan saja... tidak usah laki-laki."
"Lho kenapa?" Hwanwoong mengeryit, "Eomma pikir Dongju mau punya adik laki-laki, kan bisa diajak main."
"Tidak mauuuu tidak boleh." Dongju menggeleng cepat, "Nanti kalau laki-laki terus dia juga suka Hyunmi bagaimana?!"
~Red Rose~
"Terima kasih,"
"Senang bekerjasama denganmu."
Aku menghela nafas, merapikan kertas-kertas lirik yang terserak. Bekerja di agensi rupanya membuatku lebih kepayahan dari sebelumnya. Dan sekarang tengah mengurusi segala-macam persiapan full album untuk soloist.
Ya, aku tak lagi bekerja di kantor lamaku. Menemukan jalan hidup yang baru dan menitinya bersama keluarga kecilku.
Keonhee sudah berada di penjara, kami memenangkan pengadilan setelah berusaha keras. Bersama beberapa korban lain yang ikut angkat suara setelah pengakuan Hwanwoong. Meski setelahnya memburuk, Hwanwoong kerapkali panik begitu sadar aku tak dalam jangkauannya.
"Hyung akan menceraikanku!" lalu menangis terus-terusan, ini juga membuat Dongju jadi mudah khawatir dan telah melupakan beberapa waktunya demi berada di sisi Hwanwoong. Menjadi penopang sang ibu yang dilanda kecemasan berlebihan.
"Appa,"
"Hm?"
"Itu Hyunmi, bukan?"
Aku sudah mau mendengus, tapi sadar kalau Dongju akan tersinggung. Jadilah aku berbalik, temukan keluarga Im sudah menghampiri kami. "Youngjo-ya!" Youngmin membawa Hyunmi di bahunya. Gadis kecil itu memiliki rambut yang lebih panjang sekarang.
"Aku lebih tua darimu,"
"Hanya berbeda 3 bulan, jangan sok tua." Dengus Youngmin, menatap Dongju dalam rengkuhanku, "Oh, hai... Dongju,"
Tak ada sahutan, aku melihat putraku---yang sudah mendongak untuk menatap Hyunmi.
Ditambah sekarang sedang musim gugur, bagus sekali dramanya.
"Halo, Hyunmi."
Youngmin mengerjap, "Melihat putriku ternyata," ia terkekeh geli, menepuk pelan kaki putrinya. "Bilang halo pada Dongju,"
"Iya... halo... euh, Dong... Dongju," Hyunmi diturunkan oleh Youngmin, pindah pada gendongan Donghyun. Lelaki itu sedikit tembam kali ini, tak ada lagi raut wajah murung dan kebingungan darinya.
"Dongju semakin tampan saja," Donghyun mencubit kecil pipi gembul putraku, "sepertinya Hyunmi menyukaimu juga."
"Sudah sana main," Hwanwoong menengahi, "nih, beli gulali tuh. Eomma mau mengobrol dengan Donghyunie dulu ya,"
Menyisakan kami berdua.
"Apa kabar?"
"Basi sekali pertanyaanmu, tidak kelihatan apa?"
Youngmin memukul bahuku, "Kau sudah tua jangan macam-macam ya,"
"Kau juga tua!"
"Tapi kau lebih tua tiga bulan!"
"Diam kau muka alpaka!"
"Apa kau kucing jalanan?!"
Aku mendengus, "Dasar sok keren,"
"Aku memang keren, kau yang iri padaku!" balas Youngmin tak terima,
"Aku lebih tampan, maaf maaf saja,"
"Wajahmu mirip kucing jalanan, tampan darimana?!"
"Daripada kau! Alpaka gigi besar!"
"Bisa diam tidak?!"
"Kau yang diam!"
Kim Youngjo's Point of View, end.
KAMU SEDANG MEMBACA
Red Rose || PacaDong MXM || RaWoong ONEUS
FanfictionYeo Hwanwoong. Youngmin melotot ketika melihat seorang bocah cilik di hadapannya, dia bilang namanya Dongju. Namun lebih dari itu, ia lebih terkejut ketika sadar di tubuh siapa ia berada; lelaki pemaaf bernama Kim Youngjo. Kim Donghyun. Youngjo meng...