KYJ : Im Youngmin

87 14 1
                                    

Aku terbangun, berhadapan dengan seorang lelaki dengan wajah basah. Ia bahkan mengenakan seragam berwarna cornflower blue, "Hyung...," panggilnya lembut.

Hah?

"Kau siapa?"

Lelaki itu menatapku, "Donghyun... aku Donghyun," suaranya melirih, "kita menikah 5 tahun yang lalu,"

Mengerjap. "Aku?"

Seingatku, aku menikah dengan Yeo Hwanwoong, bukan orang ini. "Hwanwoongie kemana?"

Maniknya melebar. "Siapa Hwanwoong?" ia menatapku, "Hyung selingkuh?!"

"Selingkuh apa?" aku membela diri, dan tak menyadari bahwa dokter sudah masuk untuk memeriksa. "Tidak! Kau salah orang! Aku menikahi Hwanwoong, bukan kau!"

"Hyung--apa?!" suaranya ikut melengking, "Hwanwoong siapa sih?!"

Dokter memegangiku, "Sebentar, Tuan Im, kami akan memeriksa kondisimu terlebih dulu."

"Aku Kim!" kali ini aku berteriak, "Siapa lagi Im di sini?"


~Red Rose~


Aku tidak bisa ingat berapa kali kugosok mataku. Dan tetap saja tercengang dengan si pemilik wajah. Rambutnya yang hitam legam, dan aku menyadari tubuhnya sedikit lebih tinggi dari tubuhku dulu.

Apa ini, pertukaran arwah?!

"Kau ingin melihat Hyunmi?"

Siapa lagi Hyunmi ini?

"Hah?"

Wajahnya meredup, "Hyunmi belum bangun dari tidurnya," ia menggigit bibir, "maaf... seharusnya aku meninggalkan pesanan itu dan tak menyuruhmu menjemputnya."

"Di-dimana?" aku terlanjur penasaran, membuatnya mengangkat pandangan dan menuntunku pelan menuju kamar lain. Dimana seorang gadis kecil tengah berbaring, kepalanya terbalut perban, beserta selang oksigen yang membantunya.

"I-ini Hyunmi?"

"Putri kita... usianya empat tahun," nampaknya ia berpikir kalau aku sungguhan amnesia, padahal aku tidak bisa mengenal mereka. Dan berpura-pura menjadi lelaki ini sampai aku bisa kembali. "para saksi bilang ia berusaha untuk menyebrang, dan terjebak ditengah karena terlalu takut dengan suara klakson."

Aku menyentuhnya pelan, "Ini apa?"

Lelaki itu berdeham. "Aku tidak tahu pantas bicara atau tidak. Tapi hyung sedikit brengsek untuk seorang ayah." Ia menyingkap sedikit baju gadis itu, "Hyung pernah mencubitnya sampai terluka, lalu ini... bekas pukulan dua hari lalu."

Ingin sekali kukatakan aku agak menyesal terjebak ditubuh ini, mencubit Dongju saja tak pernah mampir di pikiran. Apalagi ini gadis cilik berusia 4 tahun. "A-aku minta maaf,"

untuk hal yang tidak kulakukan, bagus sekali, Kim Youngjo.

Dari ceritanya, aku jadi bisa menerka-nerka ditubuh siapa aku berada.

Im Youngmin, 27 tahun. Cukup kasar dengan keluarganya, dan aku harus terus meminta maaf untuk mengorek lebih banyak informasi dari Donghyun.

Lelaki itu namanya Donghyun, tepatnya Kim Donghyun. Sedikit lucu, sebab putraku bernama Kim Dongju. Kepribadiannya benar-benar bertolak dari Hwanwoong, alih-alih terus bicara, Donghyun lebih penurut. Ia memastikan kebutuhanku siap sekaligus mengurusi Hyunmi yang keluar 5 hari setelahku.

"Hyunmi mau?"

Ini yang membuatku kesal dengan si pemilik tubuh. Bagaimana bisa ia bertindak sekasar itu pada seorang gadis? Apalagi Hyunmi hampir tak pernah marah, meski sedikit cengeng. Bibir mungilnya akan terus terbata setiap bicara denganku.

Donghyun bilang, ia takut padaku.

"Bo-bolleehh?" tubuhnya menyusut ketika aku mendekat, menatapku ketakutan dan langsung mundur ketika aku mengulurkan kue untuknya. "Eung,"

"Boleh, nih." Kubagi kue itu, menunjukkan kalau aku tak akan kasar padanya. "Hyunmi, aaa~"

Biasanya Dongju akan menggigit tanganku sekalian dan kabur sambil meledekku. Tapi Hyunmi justru sebaliknya, malah semakin ketakutan dengan tangan yang sedikit terulur. "Ayo ambil, buka mulutnya, appa suapin."

"Eungh?" responnya, "Ppa," ucapnya terbata.

Ah... iya... Youngmin ini dipanggil Papa, ya?

"Ma-maksudnya Papa," buru-buru tersenyum, "ayo sini, Papa tidak akan memukul, lihat?"

Berikutnya malah aku yang panik, ketika kue masuk, saat itu juga Hyunmi menangis. Tubuh mungilnya gemetaran dengan mulut yang lucunya masih sempat mengunyah kue yang kusuapkan untuknya.

"Kenapa lagi hyung?!" suara Donghyun terdengar, "Kau apakan lagi?!"

"Aku hanya menyuapkan kue!" kuangkat dua lenganku, "Lihat kan? Aku tidak memukulnya, coba kau cek sendiri."

Donghyun melepaskan sapu, menatapku sinis dan beralih pada Hyunmi yang masih sibuk dengan tangisnya. "Pppaa, aammm,"

"Iya, sayang. Ada Mama disini, Hyunmi kenapa?"

"Heungh-eung...," jemarinya mencengkram erat pergelangan Donghyun, meninggalkanku yang benar-benar berusaha menyusun kalimat.

"Pppa... keik...,"

"Hyunmi nangis karena Papa suapin kue?"

"Eung...,"

"Hyunmi senang?"

"Sen-eung,"

Aku sudah siap disemprot ketika Donghyun mengangkat Hyunmi dalam gendongan. "Tidak biasanya kau menyuapi kue," sebelah tangannya terulur, "bisa antar Hyunmi tidur?"

Red Rose || PacaDong MXM || RaWoong ONEUSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang