Menjadi Im Youngmin, juga berarti aku menyelesaikan segala urusannya. Kuhela nafas, tatap wanita yang sekarang tengah mencengkram pergelangan Hyunmi, sorotnya tajam. "Huh?" senyumannya terlihat licik.
"Lepaskan, putriku." Suaraku merendah, bicara dengan logat Busan ternyata lebih sulit dari dugaanku. Pantas saja Donghyun bilang otakku terbalik, rupanya memang berbeda jauh dari Im Youngmin yang asli. "Woori, lepaskan tangannya."
"Anak ini menghasutmu!" didorongnya tubuh kecil Hyunmi, "Dia pasti menghasutmu! Apa juga yang ia katakan pada lelaki lemahmu?!"
"Donghyun tidak lemah!" tenagaku sebagai Youngmin rupanya cukup kuat, aku bisa menyingkirkan wanita itu dalam sekali hentak. "Dia tidak lemah!"
Hyunmi meringis ketika aku membantunya, dan aku yang sadar segera menggendongnya, hati-hati membersihkan pasir dari lututnya. Sedikit lecet. "Pergilah, lupakan semuanya. Dan jangan ganggu keluargaku lagi,"
Wanita itu menggeram marah, "Kau akan menyesalinya, Youngmin-ah, kau akan menyesalinya!"
"Ya, dan kau juga akan menyesal karena berbuat hal buruk pada keluargaku." Aku berbalik, memperhatikan Donghyun yang rupanya sudah bersembunyi di salah satu toko.
Kenapa lucu sekali, sih...
"Kenapa sembunyi... seharusnya kau menyusulku tadi," kucapit hidungnya, "mungkin menamparnya untuk membantuku."
Lelaki itu jauh lebih diam setelah mengeluarkan semua emosinya. Malah terlihat lucu karena selalu mencoba kabur dari hadapanku. "Yah...," ia menggaruk tengkuk, "seharusnya aku menamparmu hyung, kau yang membawanya dalam situasi ini."
Rasanya seperti tersedak ludah sendiri.
"Bisa kau belikan plester?" aku menyadari Hyunmi sudah hilang suara, "Lihat, putri kita terluka karena penyihir itu."
"Putri kita?"
Aku menunduk, takut-takut wajahku sudah berubah jadi Kim Youngjo.
Oh, masih Im Youngmin ternyata.
"Iya... memangnya Hyunmi ini siapa?" aku tertawa kecil, sembunyikan kegugupanku.
Lelaki itu merona, "A-ah... baiklah," ia memberi jarak, "a-aku akan ke sana, tunggu sebentar, ya."
"Hati-hati, Donghyunie."
~Red Rose~
Benar kan, Hyunmi ternyata menyembunyikan tangisnya. Dan sekarang sedang meminum air yang kubelikan, sekalian untuk Donghyun juga. "Sudah?"
Keduanya menoleh serentak, mengangguk dengan ritme yang sama.
Duh, mereka... bagaimana bisa disakiti sejauh itu?
"Tidak apa... sekarang mau jalan kemana? Donghyunie? Hyunmi? Ingin pergi ke suatu tempat?" aku menepuk pahaku, "Kalian mau kemana?"
"Pulang saja," Donghyun ikutan bangkit, "tak apa, pulang saja."
Kutatap keduanya. "Hidup kita ternyata membosankan ya," kugelengkan kepalaku, sok tahu dengan sejarah hidup Youngmin selama ini. "ya sudah, biar Papa yang bawa kalian."
Hyunmi kuambil dalam rengkuhan, sementara Donghyun ikut kugandeng sebelum mengambil jarak. "Kemari, aku kan suamimu, jangan jauh-jauh begitu."
Tubuh Donghyun sedikit kaku. "Lama sekali," bisiknya sendu, sementara aku menoleh, aku telah melihatnya dengan pandangan hangat.
Astaga...
Astaga, Kim Youngjo...
"Terima kasih telah berubah."
"Papa baik," Hyunmi menimbrung, maniknya berkaca, "Hyunmi senang... Papa baik," ucapnya lagi.
Tuhan, aku tahu kelakuanku sekarang tidak pantas, tapi bisakah aku pinta maaf untuk ini?
Bibirku menyapa pipi gembil Hyunmi, yang kemudian terkikik geli sembari meringis (lututnya masih sakit ternyata), kemudian beralih pada kening Donghyun.
Oh, sial... rambutnya wangi sekali.
~Red Rose~
"Hyung,"
"Iya?"
Donghyun menggigit bibir, "Terima kasih," cicitnya, melangkah ke hadapanku. "senang melihatmu seperti dulu,"
Aku menutup kelopak, menikmati tangan Donghyun yang mengusap sisi wajah, "Aku juga berterima kasih padamu, Donghyunie. Sudah bertahan sejauh ini tanpa memenjarakanku."
Lelaki itu merona, boneka dolphin hasil keberuntunganku tadi masih ia peluk. Tubuhnya merapat, mendekapku hangat. "Terima kasih banyak, kau sudah berusaha keras, hyung."
Youngmin, Hwanwoong, maafkan aku...
Dongju, appa minta maaf...
Donghyun memejamkan kelopak, menyapaku dalam sebuah ciuman panjang. Menghapus airmataku dengan jemari.
Maafkan aku juga Hyunmi, Donghyun... aku berbohong sejauh ini...
Desahan mengudara, ketika aku menyadari Donghyun telah menatapku dengan tangis. Meminta sebuah pernyataan tulus tanpa menyadari siapa aku sebenarnya.
"Aku minta maaf, Donghyun." Bisikku di sela ciuman kami, "Maaf... maaf...,"
Tuhan... tolong ampuni aku...
AN : Engga boleh oleng, tapi aku oleng T~T
KAMU SEDANG MEMBACA
Red Rose || PacaDong MXM || RaWoong ONEUS
FanfictionYeo Hwanwoong. Youngmin melotot ketika melihat seorang bocah cilik di hadapannya, dia bilang namanya Dongju. Namun lebih dari itu, ia lebih terkejut ketika sadar di tubuh siapa ia berada; lelaki pemaaf bernama Kim Youngjo. Kim Donghyun. Youngjo meng...