Hwanwoong mengangguk singkat. Segera pergi setelah membungkuk sopan, membiarkanku untuk memperhatikan punggungnya.
Aku merindukanmu. Ucapan yang tak sampai bibir. Aku mengerti bahwa lelaki itu bisa salah paham dengan kalimatku.
Lelakiku itu bekerja di sebuah restoran, menjadi pelayan. Lalu akan pergi ke minimarket di sore hari untuk berjaga. Benar-benar tak melihatnya berhubungan dengan Keonhee lagi. Padahal pekerjaanku juga masih cukup untuk membiayainya.
"Dongju-ya!"
Hwanwoong bisa menjemput Dongju dalam sewaktu-waktu, tapi aku lebih sering melihat Youngmin yang menjemputnya. Menyambutnya tanpa gerakan heboh atau apapun yang biasanya kulakukan.
Dasar alpaka sok keren.
Dan aku harus terjebak di tubuhnya.
Menghela nafas, entah apa yang membawaku untuk mengikuti Hwanwoong belakangan ini. Aku terlalu merindukan mereka, meski terkadang lupa karena Donghyun di rumah.
~Red Rose~
Aku berusaha menahan diri, melihat Youngmin yang datang menghampiri Woori dan menepis tangannya. Sementara tugasku adalah memanas-manasi keadaan.
Dongju memang guru terbaik.
"Ap---eh paman jahat?"
Putraku menatapku dengan pandangan memusuhi, lalu beralih pada Hyunmi yang menyandar di bahu. "Paman habis pukul anak paman? Tuh menangis begitu, paman pasti jahat!"
Youngmin mengatupkan bibir, aku tahu dia mau tertawa, tapi berhubung aku di dalam tubuhnya, ia pasti berpikir ulang.
Hidup kenapa rumit sekali, sih...
"Maafkan paman ya, sudah memukul ayahmu." Aku bicara duluan, "Kemarin hanya salah paham saja."
"Kalau salah paham... Appa bilang bisa dibicarakan baik-baik."
Dongju masih vokal dalam menyuarakan pendapatnya. Aku yang sempat khawatir akan perlakuan Youngmin jadi lega melihat putraku ceria begini. Perilakunya juga tak banyak berubah, aku menyadari ia mulai segan dan lebih sopan dari biasanya.
"Hari ini kita makan siang dulu ya? Paman mau traktir untuk minta maaf,"
"Eomma enggak di ajak?"//"Mama?"
Kami berpandangan. "Ke tempat eomma bekerja saja bagaimana? Sekalian ajak makan." Usul Youngmin,
Aku mengangguk setuju, "Jemput Mama-nya Hyunmi dulu ya,"
"Anak paman kenapa menangis?"
"Oh ini... tadi dipegang nenek sihir," aku tersenyum lebar pada putraku, "tenang saja, paman tidak suka menyakiti putri paman sendiri."
Ya ya, aku tahu kok terkadang suka cari masalah dengan Youngmin. Tapi entah kenapa aku sulit sekali menerima perlakuan lelaki itu terhadap keluarganya.
~Red Rose~
"Selamat datang---hyung! Hyunmi!" Donghyun menghampiriku, memeriksa putrinya yang kini berpindah tangan. "Oh, anda datang lagi ternyata."
Siapa dat---Youngmin? Aku mengerjap bodoh.
"Dia datang akhir-akhir ini, beli bunga tulip dan mawar." Donghyun terlihat ceria, "Ini suami saya, Im Youngmin namanya."
Oh, iya... aku lupa kalau Youngmin dan aku bukan kawan lama.
"Tadi nenek sihir itu datang lagi, lalu Youngjo datang menyelamatkan Hyunmi." Aku mengusap rambut Donghyun, dan lelaki itu bersemburat tipis.
"Benarkah?" Donghyun terlihat kaget, membungkuk penuh terima kasih dan mempererat pelukannya pada Hyunmi. "Terima kasih, terima kasih banyak...,"
"Ayo makan siang," aku mengambil tas Donghyun, "sekalian makan di restoran Hwanwoong."
"Hwanwoong?" Donghyun menatapku, "O-oh, yang dulu kau sebut waktu bangun ya?"
Bisa kulihat Youngmin melotot dari balik punggung Donghyun, memakiku tanpa suara.
"Putramu tampan sekali," Donghyun lanjut bicara, tampaknya tak mempermasalahkan, entah dia memang lelah dengan kelakuan Youngmin atau hanya berusaha untuk tidak menunjukkan apapun yang memicu cemas Hyunmi. "siapa namanya?"
"Dongju," jawab Youngmin, "Kim Dongju, kau?"
"Im Donghyun, margaku sebelum menikah adalah Kim." Donghyun terlihat senang dengan pertanyaan itu, "Dongju usianya berapa?"
"Empat tahun, dia lahir Januari," aku yang jawab, "seumuran Hyunmi, kok."
Manikku beralih pada Dongju, menyadari putraku itu terus menatap Hyunmi yang tengah memainkan kerah kemeja Donghyun. Mengancing dan membukanya, lalu menaikkan kerah dan menurunkan lagi, sementara Donghyun tak terlihat keberatan.
"Dongju mau kenalan dengan Hyunmi?"
Pertanyaan barusan membuatku dan Youngmin menoleh serentak. Menatap putra-putri kami yang berada digendongan tubuh asli masing-masing.
"Hyunmi?" ulang Dongju, "Namanya cantik ya...,"
"Terima kasih," lirih Hyunmi menjawab,
"Orangnya juga,"
Sumpah, aku tidak pernah mengajari Dongju kalimat seperti ini!
Jangan salah paham!
AN : Eum... halo^^ terima kasih banyak untuk antusias kalian terhadap cerita ini. Untuk vote dan komentarnya... bener-bener bikin Peppermint punya semangat untuk lanjutin ceritanya, bahkan waktu lagi capek. Maaf kalau belum sempetin balas komentar ya... terima kasih lagi yang sudah luangin waktunya buat baca^^ you guys mean everything to me!
Kritik-saran terbuka, DM juga terbuka kalau kalian mau cerita, curhat atau apapun... Peppermint enggak akan makan kalian kok, tenang...
Selamat malam, terima kasih banyak buat antusiasnya... bahagia selalu untuk kalian, dan semoga esok kalian menyenangkan^^
Salam hangat,
Peppermint Snow
KAMU SEDANG MEMBACA
Red Rose || PacaDong MXM || RaWoong ONEUS
FanfictionYeo Hwanwoong. Youngmin melotot ketika melihat seorang bocah cilik di hadapannya, dia bilang namanya Dongju. Namun lebih dari itu, ia lebih terkejut ketika sadar di tubuh siapa ia berada; lelaki pemaaf bernama Kim Youngjo. Kim Donghyun. Youngjo meng...