"You want to fight your Dad?!" Suara Jaehyun naik beberapa oktaf karna terlalu kesal dengan putra sulungnya.
Ya! Mark Lee, bahkan anak itu enggan memakai marganya, memilih menggunakan marga sang ibu dibanding marga keluarga ayahnya yang kaya raya.
"Aku tidak mau menikah dengannya, sampai kapanpun aku tidak akan menyetujui perjodohan ini!"
Plak!
Satu tamparan berhasil dilayangkan sang ayah, Mark menyeka sudut bibirnya yang berdarah, tak ada raut kesakitan diwajahnya.
Pria berdarah blesteran Korea - Kanada itu nampak tersenyum meremehkan kearah sang ayah, Jung Jaehyun."Aku pikir Daddy berbeda dengan grandpa, ternyata kalian sama saja"
Tuan Jung nampak tertegun mendengar penuturan putra sulungnya, dia hanya mampu terdiam saat Mark melemparkan kunci mobil dan black card pemberiannya ke lantai marmer Mansion Jung.
"Aku kembalikan semua pemberian kalian, setelah ini, aku bukan bagian dari kalian lagi"
Mark menoleh pada sang ibu yang sudah menjerit dan menangis dipelukan adiknya Jung Jeno, sedangkan si bungsu, sungchan terlihat menyembunyikan sebagian tubuhnya pada pilar besar ruang tengah Mansion megah itu, bocah berumur 13 tahun itu nampak bergetar ketakutan.
"Aku pergi"
"Tidak! Markk!! Yeobo hentikan dia! Aku mohon hiks" Taeyong, pria cantik berdarah asli Kanada itu mengguncang lengan sang suami, sambil meraung.
Namun tuan Jung tak kunjung bergeming sedikitpun, dia masih mematung, memandang kearah punggung tegap putra sulungnya yang sudah menghilang dibalik pintu."Kenapa kalian diam saja?! Anakku ingin pergi! Bawa dia kembali padaku.. Mark.. putraku.." tangis Taeyong semakin menjadi, tubuhnya merosot, hampir saja lututnya menghantam lantai jika Tuan Jung tak segera menangkap tubuh sang istri.
Dia berlutut sembari memeluk istrinya, menenggelamkan wajah pria cantik itu pada dada bidangnya."Aku berjanji akan membawa pulang anak kita sayang, aku berjanji"
_
"Yo! What's wrong Man? Ada apa dengan wajahmu itu?" Mark memutar mata jengah melihat kehadiran temannya, Lucas Wong.
Kini dia tengah berada pada sebuah club mewah digangnam.Jangan pikir setelah mengembalikan semua aset orang tuanya dia akan jatuh miskin.
Hell No! Dia Mark Lee, bahkan sejak SMA pria beralis camar itu sudah mampu menghasilkan berjuta-juta won dalam hitungan hari.
Mark Lee, pencipta aplikasi game dan belanja online yang sangat digemari dikorea.Tak hanya itu, asetnya tersebar banyak dipenjuru kota, gedung apartemen, bahkan Mall.
Dia memiliki apapun, wajah tampan, tubuh proporsional, otak cerdas, dan.. kaya.Benar-benar menantu idaman, tak heran Tuan kang si botak penjilat itu mati-matian menghasut kakeknya untuk mendesak sang ayah agar menikahkan Mark dengan Cucu keluarga Kang, Kang Mina.
Gadis itu cantik, ya Mark tau itu, karna mereka satu kampus.
Terlepas dari fakta bahwa gadis itu sangat terobsesi padanya.
Mina seakan mendapat angin segar ditengah kemarau ketika orang tuanya mengutarakan maksud untuk menjodohkannya dengan putra sulung keluarga Jung, sang pewaris seluruh harta kekayaan keluarga.Bukankah sejak awal sudah Mark katakan bahwa gadis itu sangat terobsesi padanya? Dia bahkan tak segan-segan menghabisi gadis dan pria manis yang mencoba mendekati Mark, licik! Ya, Mark tak heran, seluruh keluarganya kan penjilat ups..
"Luke, pesankan aku tiket ke Vancouver malam ini"
"Huh?" Lucas mengangkat alisnya heran
"Vancouver? Kau ingin kembali ke kampung halamanmu?"Mark berdecih tak suka, temannya ini banyak tanya sekali.
"Tak usah banyak tanya, kerjakan saja bodoh!"
"Wow, calm down bro, baiklah, aku hubungi anak buahku dulu untuk menyiapkan penerbanganmu"
Setelahnya Lucas terlihat sibuk berbicara pada orang ditelfon, sedangkan Mark nampak menegak Vodka digelasnya dalam sekali teguk, tak peduli akan rasa terbakar pada tenggorokannya.
Masa bodoh! Toh kadar toleransinya akan alkohol cukup bisa dibanggakan."Pakai jet pribadi saja, Dery dan Kun yang akan mengantarmu"
Mark hanya mengangguk sekilas, meski terlihat bodoh dengan tampang penuh cengiran lebar, Lucas itu type teman yang bisa diandalkan.
"Berapa lama kau akan disana?" Lucas kembali angkat bicara setelah hening beberapa saat, pria bertubuh bongsor itu menegak minumannya dengan tenang, 'berkelas sekali'
"Entah, sepertinya aku akan menetap disana"
"Eyy bro, kau bercanda? Kau berniat meninggalkanku eoh? Tega sekali"
Ingin sekali Mark melemparkan gelas digenggamnya pada wajah super menyebalkan milik lucas yang sekarang sedang berakting sok tersakiti, menggelikan sekali.
"Ck, kau membuatku mual sialan!" Umpat Mark.
Lucas hanya tertawa dengan tampang bodoh dikursinya.
"Kau serius tak ingin cerita sesuatu? Heyy kita berteman sejak embrio, apa-apaan kau ini?"
"That's enough luke, kau semakin menjengkelkan setiap harinya"
Lucas kembali tertawa, entahlah, Mark merasa temannya yang satu ini bisa tertawa dikondisi apapun, bahkan pemakaman orang.. wait, ini berlebihan.
"Baiklah, aku tak akan memaksamu untuk bercerita, tapi bro, aku selalu ada jika kau butuh bantuan"
Mark menepuk bahu Lucas, senyum perlahan terukir pada wajahnya yang dingin dan datar.
"Cukup rahasiakan kepergian ku dari siapapun, dan bantu aku membereskan mata-mata kakek tua itu"
Mark berbisik di telinga Lucas, namun ekor matanya melirik kearah dua pria yang tengah duduk tak jauh dari tempatnya mengobrol dengan Lucas.
Lucas mengikuti arah pandangan Mark, senyum mengembang di bibirnya yang tebal.
"Aku pastikan, ini malam terakhir mereka bisa menghirup udara" setelah mengatakan itu Lucas melenggang pergi, diikuti suara keributan setelahnya.
Ya kaki tangan Lucas sudah bertindak, menyeret bedebah kiriman Kakek Lee pergi.
Mark menghabiskan minuman digelasnya, meraih jaket kulit keluaran brand ternama itu setelahnya melenggang pergi bersama Dery yang sudah menjemputnya diambang pintu masuk club.
"Canada, I'm coming"
Cupcake👋
KAMU SEDANG MEMBACA
Little Angel
FanfictionKehidupan monoton Mark Lee perlahan berubah karna kedatangan bayi mungil yang ia selamatkan dalam sebuah insiden. Akankah perasaan tak wajar yang tumbuh untuk anak angkatnya ini bisa berbuah manis?