_Jam digital dinakas sudah menunjukkan pukul 2 dini hari.
Waktu bagi para manusia untuk mengistirahatkan diri.
Tapi itu tidak berlaku bagi bayi gembul berusia 10 bulan yang satu ini.Haechan sudah terbangun setengah jam yang lalu, dan setengah jam itu hanya bayi itu gunakan untuk mengerjap, memandangi langit-langit kamar Daddynya.
Iya, Haechan tidur dengan Mark sejak satu Minggu yang lalu, tepat setelah dua baby sitter bayi itu dipecat, dan Lucas resmi menjadi bodyguard untuk balita gembul itu.
"Eddy.. thuthu" bayi itu berusaha melepaskan diri dari Kungkungan tangan besar Daddynya.
Berulang kali menggeliat namun tak membuahkan hasil, membuat wajahnya mulai memerah dengan mata yang berkaca-kaca.
"Hiks" satu isakan lolos dari bibir kecil balita itu, disusul tangisan kencang setelahnya.
Mark tersentak kaget dan dengan reflek membuka mata dan mendudukkan dirinya.
Dilihatnya anaknya sudah dalam kondisi telungkup tanpa bisa berbalik.Iya, Haechan memang sudah bisa telungkup tanpa bantuan, bahkan merangkak dengan begitu cepat.
Membuat Mark dan para guard dan maid yang menjaga bocah itu harus ekstra hati-hati dalam pengawasan.Lalai sedikit saja bisa-bisa nyawa si bocah jadi taruhannya.
Dengan panik Mark segera mengangkat tubuh gembul bayinya, lalu memeluk balita gendut itu pelan sembari membisikkan kata-kata penenang."Ssst baby, Daddy disini sayang, sudah ya? Jangan menangis, nanti sesak nafas" bujuk Mark.
Seolah mengerti apa yang dikatakan Daddynya, Haechan berhenti menangis, meski masih sesekali sesenggukan.
Mark terkekeh dan mencium bibir yang mencebil lucu itu berulang kali.
Rasa asin langsung menguasai Indra pengecapnya saat merasakan air mata dari bayi gembul itu."Eddy, thuthu" si balita mulai kembali berceloteh.
Jujur saja, Mark belum bisa beradaptasi dengan bahasa yang bayinya keluarkan, percayalah, Lucas lebih handal berbicara dengan Haechan dibanding dirinya yang notabenenya orangtua tunggal balita itu.
"Thuthu?" Mark mengulangi kata yang Haechan ucapkan.
Sialnya otaknya malah memutar salah satu sound tiktok yang pernah ia dengar.
Itu lho, yang nyanyi pake suara bayi.
"Thuthu" desak si balita.
Bayi itu kini beranjak memanjat tubuh besar Daddynya, minta untuk digendong.
"Eddy thuthu!" Bayi gembul itu mulai memekik tak sabar, dia menampakkan wajah garang miliknya.
Kedua bola mata bulatnya mendelik lucu, dengan bibir kecilnya yang berbentuk hati menekuk kebawah.
Mark menyemburkan tawa renyah hingga rasanya ia kesulitan menopang dirinya sendiri. Mleyot gaes.
"EDDY THUTHU" lagi, kali ini si balita berteriak disamping telinga Mark, membuat pemuda itu berjengit kaget.
"Iya iya, kita cari thuthu okey?"
Menyerah untuk mencari tau apa arti kata 'thuthu' Mark akhirnya menggendong Haechan dan membawanya kekamar Lucas yang tepat bersebelahan dengan kamar miliknya.
"Eddy" panggil Haechan saat melihat Lucas yang tidur dengan posisi berantakan.
"No baby, dia bukan Daddynya Haechannie, panggil uncle okey?"
Haechan hanya mengerjap tanpa mengerti apa yang Mark katakan.
Mark menepuk jidat, gila juga dia mengajak bayi berbicara."Luke, wake up"
Mark menepuk keras punggung pemuda Hongkong itu, tapi tak juga membuahkan respon."Ck dia tidur seperti mayat saja" decak Mark kesal.
"EDDY THUTHU" Mark kembali menoleh pada bayi gembul digendongannya saat suara anak itu kembali melengking menggema dikamar kedap suara itu.
"Susu ya? Sebentar sayang"
Mark melongo melihat Lucas bangkit dari tidurnya dengan rambut awut-awutan.
Tanpa berniat membuka mata pemuda Hongkong itu berjalan keluar kamar, menuruni tangga menuju dapur untuk membuatkan Haechan susu.Mungkin sudah menjadi rutinitas pemuda itu, dia bisa mengetahui semua letak perabot dan bahan yang ia perlukan tanpa membuka mata.
Lucas kembali memasuki kamar dengan sebotol susu hangat ditangannya.Haechan memekik girang melihat kedatangan Lucas.
Diambilnya Haechan dari tangan Mark.
Lucas menidurkan Haechan diranjangnya, lalu memberikan sebotol susu untuk bayi gendut yang langsung meringkuk nyaman dipelukannya itu.Sial! Mark jadi iri sekarang, lihat itu.. Haechan bahkan terlihat sangat nyaman bersama Lucas.
Bayi itu kembali tertidur bersama si pembuat susu.Mark berdecak jengkel.
"Ck, Daddynya itu aku!" Dengusnya.Namun pada akhirnya dia memilih meninggalkan keduanya setelah menutup pintu.
Dia perlu istirahat karna besok dia harus bekerja._
"Daddy berangkat dulu ya baby?" Mark menciumi setiap inci wajah bayinya dengan gemas.
Balita itu sangat lucu pagi ini, dengan outfitnya yang bertemakan kostum beruang.
Tak rugi Mark membayar mahal untuk setiap potong pakaian yang dirancang khusus oleh desainer ternama itu untuk Haechannya.Anaknya nampak begitu menakjubkan.
"Eddy .. Poo" bayi itu kembali berceloteh dengan riang, kakinya bergerak lucu menendang-nendang selimut.
Mark tertawa, membawa anak itu kegendongannya.
"Ah, rasanya Daddy jadi malas bekerja jika harus berpisah denganmu baby"
Mark berucap sendu.Haechan hanya mengerjap dengan mulut yang tersumpal kepalan tangan kecilnya.
"Pergi sana, ini sudah jam 8, pimpinan macam apa yang telat pergi kekantor" sembur Lucas yang sudah jengah dengan tingkah sahabatnya itu.
Iya, Mark sebenarnya sudah siap sejak satu jam yang lalu, tapi pria beralis camar itu malah asik menggoda anak gembulnya.
Tak ada orang yang berani menegurnya, well siapa juga yang berani menegur tuan rumah, yang ada mereka didepak dari rumah ini.
Kecualikan Lucas, karna dia bukan orang, dia itu kingkong wakanda."Pengganggu" decih Mark.
Lucas hanya acuh, dia mengangkat tubuh gembul Haechan yang tertidur dikereta bayi, lalu menggendongnya keluar, memisahkan anak itu dari Mark.
"Aku jadi menyesal memperkerjakannya sebagai baby sitter"
Cupcake 👋
KAMU SEDANG MEMBACA
Little Angel
FanfictionKehidupan monoton Mark Lee perlahan berubah karna kedatangan bayi mungil yang ia selamatkan dalam sebuah insiden. Akankah perasaan tak wajar yang tumbuh untuk anak angkatnya ini bisa berbuah manis?