Aheng yang tersakiti

17.5K 2.6K 239
                                    

Mark dan Haechan pagi ini akan kembali ke Canada

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mark dan Haechan pagi ini akan kembali ke Canada.
Bocah itu terlihat gembira sekali, sedari pagi dia sudah berceloteh panjang lebar soal rasa rindunya terhadap 'nono'.

Mark diam saja, tak begitu menanggapi celotehan anaknya yang memuji- muji betapa tampannya anjing berbulu putih itu.

"Nononya echan ganteng tau, thaya echan" lagi, bocah itu mulai memuji anjing kesayangannya.

"Benarkah?" Sungchan menanggapinya acuh, terlihat tak berminat sama sekali.

"Iya! Bahkan lebih ganteng dalipada uchan, tan uchan jelek" ungkapnya lagi.

Sungchan sudah mengangkat sendok hendak memukul kepala kriwil makhluk tengil disampingnya itu jika saja suara deheman Mark tak menghentikannya.

"Turunkan sendokmu" titah Mark.

Sungchan hanya mencebik kesal dan beralih memukul-mukul meja dengan sendok.

"Grandma sudah bawakan banyak cookies untuk Haechannie, dimakan ya nanti"

Taeyong menyerahkan tas ransel milik cucunya itu yang penuh dengan makanan.
Haechan memekik girang, berdiri diatas kursi dan mengecup pipi nenek cantiknya.

"Thayang Glenma banyak banyak"

Taeyong tertawa melihat tingkah menggemaskan cucunya.

"Grandma juga sayang echan" Taeyong mengusap pipi bulat itu sesekali mencubitnya karna kelewat gemas.

"Duduk baby, habiskan sarapanmu"

Bocah itu kembali pada kursinya saat suara berat Daddynya menegur.

"Ayayay boc" dengan pose hormat andalannya, makhluk gembul berkepala kriwil itu kembali tenang melahap semua makanan.

"Wah sepertinya aku telat"

Suasana hening meja makan berubah menjadi semakin hening kala suara bariton seseorang menggema diruang itu.
Memang hanya diucapkan dengan nada biasa, tapi karna dia berbicara disaat yang lain tak bersuara, membuatnya menjadi pusat perhatian.

Seorang pria berwajah blesteran dengan rambut blonde dan kaos tanpa lengan terlihat berjalan kearah mereka.

Mark menggenggam erat sendok ditangannya.
Ah, dia lupa bahwa dirumah ini tidak hanya ada orang tuanya dan Sungchan.

"NONOOOO!"

Semua orang dimeja langsung menoleh pada balita berusia tiga tahun itu, anak itu meloncat turun dari kursinya, lalu berlari kearah Jeno dan memeluk kakinya.

"Halo boy" sapa Jeno dengan senyum bulan sabitnya.

"Halo boy" sapa Jeno dengan senyum bulan sabitnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Little AngelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang