Jealous

27.7K 3K 86
                                    

Warning! Jangan memberikan komentar buruk atau tanggapan sampah untuk karya saya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Warning! Jangan memberikan komentar buruk atau tanggapan sampah untuk karya saya.
Anda suka, silahkan baca, jika ada hal yang anda tak suka, silahkan tinggalkan book ini, blokir saya sekalian tak masalah dari pada memberikan saran sok bijak untuk menjatuhkan.
Tak menerima saran apapun, jadi harap paham.



_

"Presdir ada nona Wu didalam"

Baru saja Mark menapakkan kakinya dilantai teratas gedung tempat perusahaannya berdiri, sekertarisnya segera menginfokan soal keberadaan Nancy, iya putri Kris wu yang ternyata seperti lintah itu, sulit sekali Mark lepas.

"Kenapa kau membiarkannya masuk tanpa persetujuanku?"

Tatapan tajam Mark arahkan pada sekertarisnya yang langsung menundukkan kepala takut.

"Maaf Presdir, tapi nona Wu memaksa ma-"

"Markkk" Nancy keluar dari ruangan Mark dengan tas mahal ditangannya.

"Kenapa lama sekali? Aku sudah menunggumu dua jam disini"

Mark memejamkan mata, mencoba mengontrol emosi yang siap meledak kapan saja.
Dia tersenyum terpaksa didepan wanita itu.

'sebentar lagi Mark.. kau hanya perlu menunggu beberapa lama lagi untuk menyingkirkannya'

"Ah maafkan aku, ada beberapa hal yang harus aku urus sebelum kemari"

Nancy bergelayut manja di lengan kanan Mark, menarik pria itu menjauhi pintu ruangan.

"Aku sudah membeli banyak bahan makanan, ayo kita ke apartemenmu, aku akan masak banyak" ajak gadis itu.

Baru saja Mark ingin menolak namun tangannya sudah diseret untuk kembali memasuki lift.

Mark mendengus jengkel, sial! Jika begini lebih baik dia mendekam dirumah menemani bayinya.

"Baiklah" pasrahnya.

Mark memberi kedipan mata pada Sehun.
Isyarat untuk pria pucat itu agar menggantikan posisinya selama dia memenuhi keinginan putri rekan bisnisnya ini.

Sehun dan beberapa bawahan Mark yang lain membungkuk hormat sampai keduanya tertelan pintu lift yang tertutup.

"Miris sekali nasip Presdir" celetuk Kun yang masih memandangi kepergian atasannya itu.

"Kembali bekerja, ku dengar devisi keuangan belum mengirimkan laporan Minggu ini"

Kun seketika menoleh pada Sehun, double shit! Dia lupa keberadaan kaki tangan bosnya itu.
Segera ia membungkuk hormat sebelum meninggalkan ruangan untuk kembali ke departemen keuangan.

Sehun terkekeh melihat wajah panik bawahannya itu.
Dia hanya menggeleng maklum, sebelum memasuki ruangannya yang terhubung langsung dengan ruang kerja sang bos. Dia harus bekerja ekstra hari ini.

_

Di halaman Mansion besar milik Mark.
Lucas terlihat mendorong kereta bayi.
Didalamnya ada si bulat Lee Haechan dengan dot dimulutnya.
Banyak guard yang menjaga dihampir seluruh penjuru Mansion, menyebar dari gerbang masuk yang berjarak 20 menit jika ditempuh dengan kendaraan menuju satu-satunya bangunan disana.
Lucas jadi berfikir tempat ini lebih mirip markas besar mafia dari pada Mansion.

"Eddy thuu" celotehan dengan suara bayi itu mengalun merdu.
Mengalihkan semua etensi orang disana pada satu-satunya bayi yang berada ditempat itu.

Iya, Haechan. Dia berceloteh dengan riang setelah dotnya terlepas dan terjatuh disisi kepalanya.
Tangannya membuka dan mengepal, seakan tengah menangkap udara.
Bayi itu begitu aktif dan periang, membuat semua orang gemas, termasuk para maid, dan Lucas sendiri yang Mark tugaskan secara langsung mengasuh bayi bulat itu.

"Astaga, sebenarnya kau ini makhluk apa? Kenapa bisa semenggemaskan ini??!" Pekik Lucas.

Dia mengambil Haechan dari kereta bayi, lalu menimangnya sayang.
Semua guard disana mengulum senyum, tuan muda mereka lebih mirip dengan Lucas dari pada tuan besar.
Lihatlah itu, kulit coklat yang nampak begitu serasi dimiliki seorang anak dan ayah.

"Hihihi" balita itu terkikik geli, berulang kali memukul bahkan berusaha menggigit hidung Lucas saat tubuhnya didekatkan dengan pria bongsor itu.

Lucas tertawa saat hidungnya disedot layaknya bocah itu tengah menghisap dotnya.

"Eoh? Keponakan uncle lapar ya?"

Haechan mengerjap lucu, kedua kaki pendeknya yang gemuk bergerak lincah menendang-nendang dada Lucas.

"Buatkan susu" titah Lucas pada maid yang berdiri tak jauh darinya.
Maid itu segera membungkuk sebelum menghilang dari tempat itu untuk membuat pesanan Lucas.

"Ayo bayi, waktunya tidur siang dan minum susu"

Lucas mencium perut buncit si balita, sebelum mendekap erat tubuh gembul itu dan berjalan memasuki Mansion.







_



"Sudah kalian temukan keberadaan putraku?"

Keempatnya menggeleng, membuat emosi si penanya tersulut.
Jaehyun bangkit dari kursinya, sebelum mendaratkan banyak pukulan pada bawahannya yang hanya diam tanpa melawan sedikitpun.
Bahkan kepala mereka tertunduk dalam, tak berani menatap majikannya yang sedang murka.

Tiga dari keempat pria berbadan besar itu masih tersungkur dilantai setelah menerima puluhan pukulan, sedangkan satu lagi nampak berlutut dengan kepala yang senantiasa menunduk.

"Tak berguna! Aku membayar kalian mahal untuk menemukannya bodoh!" Jaehyun berteriak diruang kerjanya.

Sungguh kepalanya sudah mau pecah memikirkan keberadaan putra sulungnya itu.
Sudah banyak guard yang dia kerahkan, tapi tak satupun yang bisa menemukan Mark.

Sungguh dia sangat menyesal membiarkan anak itu bisa melangkahkan kaki keluar dari Mansion malam itu.
Dia tak menyangka, bahwa Mark akan benar-benar hilang seakan ditelan bumi.

Mark Jung, putra sulungnya, kemana lagi ia harus mencari anak itu?
Daddy dan istrinya sedang sakit saat ini, itu semua karna Mark.

Daddynya tak mau berbicara apapun padanya lagi sebelum keberadaan si pewaris tahta ditemukan.
Sedangkan istrinya Jung Taeyong sakit-sakitan karna memikirkan anak kesayangannya yang tak tau dimana.

Pernah sekali Jaehyun menemui Yunho, mengatakan untuk menggantikan posisi Mark dengan Jeno, putra keduanya.
Namun bukanlah persetujuan melainkan tamparan keras yang ia terima.
Dimata orang tua itu hanya Mark, cucu kesayangannya yang mampu mengemban tugas untuk menjalankan kerajaan bisnis milik keluarga Jung.

Itu membuat Jaehyun semakin tertekan saja.

"Mark.. harus kemana lagi Daddy mencarimu?"









Cupcake👋

Little AngelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang