Kehidupan monoton Mark Lee perlahan berubah karna kedatangan bayi mungil yang ia selamatkan dalam sebuah insiden.
Akankah perasaan tak wajar yang tumbuh untuk anak angkatnya ini bisa berbuah manis?
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"ey bro, enjoy your first night?"
Mark melotot kaget melihat keberadaan makhluk kelebihan pigmen ketika ia baru saja memasuki ruangannya.
"Sejak kapan kau disini?" Desis Mark.
Pria tan itu, Lucas.. hanya tertawa, kakinya yang panjang ia silangkan, bertumpu pada kaki lainnya, memasang pose berfikir yang entah kenapa nampak menggelikan dimata Mark.
"Entahlah, 30 menit mungkin"
Mark berdecak sebal, sial, Senin indahnya harus berantakan karena keberadaan manusia jelmaan Titan ini.
"Kau membolos lagi Luke? Oh God! Jika seperti ini kapan kau akan lulus?"
"C'mon man! Kau bersenang-senang dengan banyak wanita cantik, dan aku harus berkutat dengan materi kuliah, itu tidak adil sekali!"
Mark lagi-lagi memutar mata jengah, memilih abai dan menghampiri meja kerjanya. Disana, tepat diatas sofa Lucas sudah mengubah posisi menjadi telentang, kakinya yang sepanjang galah itu terlihat menggelantung diujung sofa.
"Ck! Lebih baik kau pergi kehotel dan meniduri jalang dari pada berbaring disofa milikku dan merusak pemandangan"
Lucas tak menanggapi lagi, pria itu malah sibuk memandangi langit-langit ruang kerja Mark.
"Bro"
"Hn?"
"Kakekmu masuk rumah sakit, kau tau soal ini?"
Tak ada sahutan dari Mark, Lucas mengangkat kepalanya, memandangi temannya yang hanya fokus untuk membolak balik berkas dimejanya.
"Ian"
"Don't call me with that name"
Lucas merasakan hawa tak enak menguar dari pria beralis camar itu. Ey ini pertanda tak baik, seakan ada alarm kebakaran yang berbunyi nyaring diatas kepalanya, Lucas dengan sigap merubah posisi kembali untuk duduk.
"Bagaimana jika kita lakukan strip bar malam ini? Ey, wanita di sini cantik-cantik, aku tak ingin melewatkannya sebelum kembali ke Korea besok" hiburnya dengan diselingi candaan diakhir kalimat, tipikal Lucas sekali.
Mark berdecak sebal, moodnya makin jelek saja, Lucas memang definisi teman biadab. Well! Bagaimana dia bernafsu pada para wanita disaat kakeknya terbaring lemah dirumah sakit, dia bahkan tak tau kondisinya saat ini, entah masih hidup atau sudah mati, Jongdae belum memberinya kabar apapun hari ini.
