Pagi ini Haechan merasa sangat bosan, sedari pagi bocah itu sudah ditinggal oleh Mark karna meeting penting dengan salah satu investor proyek barunya.
Anak itu kini sedang tengkurap dilantai, tepat dipinggir kolam ikan milik Mark yang harga perekornya bisa sampai milyaran.
Itu adalah ikan koi terlangka dan termahal.Disampingnya Hendery nampak berdiri dengan wajah jengkel, menatap pada seonggok manusia dengan kostum kecoa yang masih saja asik berguling-guling dipinggir kolam.
Salahkan saja Daddynya yang hobby mengoleksi kostum aneh untuk dipakaikan pada bocah mungil berambut kriwil itu, kali ini dia mengenakan kostum kecoa.
Terlihat seperti kecoa raksasa yang sedang mencari tempat dingin untuk bersantai.Jika kalian bertanya keberadaan Lucas, dia sudah tak menetap di rumah itu sekarang, masih ingat kan kemana perginya kingkong tampan dengan kulit eksotis itu?
"Aheng"
"Ya tuan muda?"
"Echan bocan tau! Huhu panath cekali lagi didalam"
Kenapa tidak kau nyalakan saja ACnya?!!! _Jerit Hendery dalam hati.
Mata bulat bocah dengan kostum kecoa itu terlihat menatap pada kolam, tangannya pun sudah ia celupkan kedalam sana, menarik segerombolan ikan koi untuk mendekat.
AHA!
Seperti telah mendapatkan pencerahan, bocah dengan kostum kecoa itu menatap Hendery dengan penuh binar.
"A-apa?" Tanya Hendery gugup.
Dia tau, sangat tau malah, bahwa ketika Haechan sudah menatapnya seperti itu, pasti akan ada bencana dirumah ini.
"Aheng, ambilin echan pancing dong"
"h-HAHHH?!" Tuhkan?! Feeling-nya tak pernah salah.
"Tidak tuan muda, itu ikan kesayangan tuan Mark" bujuk Hendery.
Haechan memandangi ikan gemuk yang berenang kesana-kemari dengan lincah, perutnya seketika langsung berbunyi.
Pasti sangat enak jika ikan-ikan gemuk itu dibakar."Tapi echan mau ikan bakal" lirihnya.
"Anda bisa minta pada kepala koki tuan muda, itu hal mudah, tapi jangan ikan milik tuan Mark ya?" Bujuk Hendery lagi.
"Hiks, Aheng jahat! Nanti echan bilangin Daddy loh" mulai lagi drama si bocah bulat berkostum kecoa.
Hendery menghela nafas pasrah.
"Tuhan, jika ini adalah hari terakhirku didunia ini, tolong dikehidupan berikutnya jauhkan aku dari monster jadi-jadian berkostum kecoa itu, amiin" Doa Hendery dalam hati.
Akhirnya setelah semua jurus rengekan dan berakhir ancaman dari bocah gembul itu, kini ia benar-benar mendapatkan sebuah pancing.
Beserta umpan cacing diujungnya.Haechan mencelupkan ujung pancing pada air, menunggu dengan sabar ikan koi gendut itu memakan umpannya.
Mata bulatnya terlihat begitu fokus, menatap salah satu ikan yang sudah mendekati umpannya.
Entah dari mana anak ini belajar memancing, yang jelas tingkahnya sekarang membuat Hendery berkeringat dingin."YETH DAPAT! AHENG, CEPAT KECINI" pekik bocah itu senang.
.
_
Mark menggaruk kepalanya bingung, pasalnya semua menu malam ini adalah ikan.
Bukannya anaknya itu suka daging?Para koki dan maid yang berdiri disamping meja makan pun hanya menunduk takut, Mark tak tau situasi macam apa ini.
Disana, tepat didepan meja bayinya tengah menyantap ikan koi bakar yang sangat besar.
Tunggu?! Apa???!! Ikan koi???
Mark segera berlari kebelekang rumah, melihat kolam ikan koi seharga milyaran rupiah perekor itu.
Dan ya, kolam yang diterangi lampu itu nampak kosong, tanpa ada tanda-tanda kehidupan.Dengan amarah diubun-ubun Mark kembali keruang makan, menatap tajam setiap manusia yang ada disana, termasuk Hendery yang sudah berkeringat dingin.
"Kalian-"
"Daddy, cini deh, echan cuapin!" Bocah itu tanpa rasa berdosa melambaikan tangan kearah Mark dengan secuil daging ikan koi ditangannya.
Mark ingin menangis sambil berguling-guling dilantai sekarang juga rasanya.
"Echan tangkap cendiri tau ikannya! Enak tan? Echan gitu loh! " Mark hanya mengangguk pasrah, mengunyah daging ikan yang disodorkan Haechan dengan tidak rela.
Huhu, ikan ikan mahalku sekarang sudah punah😭
Mark dengan susah payah mencoba menelan daging ikan di mulutnya, mengabaikan tatapan prihatin dari para maid dan guard.
Jangan lupakan keberadaan Hendery yang sedang menahan tawa kali ini.Meski menyebalkan, setidaknya Haechan dapat membalaskan kekesalannya pada Mark yang suka memerintah nya seenaknya.
Hendery rasa, dia mulai menyukai bocah bulat itu.
"Ajeng cini, kalna aheng bantu echan tangkap, aheng echan kacil ikannya catu"
Oke, Hendery tarik kata-katanya barusan.
"Tuhan, lindungi nyawaku" rapalnya dalam hati diiringi tatapan tajam Mark.
Ikan yang ini lebih mahal, karna mengandung serbuk berlian😃
Jangan lupa the little mermaid kita
KAMU SEDANG MEMBACA
Little Angel
FanficKehidupan monoton Mark Lee perlahan berubah karna kedatangan bayi mungil yang ia selamatkan dalam sebuah insiden. Akankah perasaan tak wajar yang tumbuh untuk anak angkatnya ini bisa berbuah manis?