Balon lonjong uncle Lucas

17.9K 2.6K 376
                                    

"Nono benelan nda mau ikut echan?" Kesekian kalinya Haechan bertanya.

Kali ini wajahnya sudah memerah dengan dua mata bulatnya yang berkaca-kaca.
Tidak, dia sedang tidak berakting sekarang, dia benar-benar sedih karna Jeno tak mau ikut dia kembali kerumahnya.

Jeno berjongkok, mencoba menyamakan tingginya dengan si balita.

"Nono akan mengunjungi Haechannie Minggu depan, Nono janji, jangan sedih okey baby?" Jeno usap kepala bocah dengan rambut ikal itu sayang.

Sesayang itu dia pada Haechan meski baru mengenalnya tak lebih dari tiga hari.

"Nono, echan janji nda kacih Nono cayul, nda culuh-culuh Nono diet hiks.. Nono pulang ya? Thama echan?"

Balita itu mulai terisak, kini kedua bakpao bulatnya sudah dialiri air mata.

"Tidak bisa sayang, ada yang harus Uncle Jeno selesaikan disini, kita pulang sekarang ya?" Mark mencoba membujuk anaknya, tapi Haechan menolak.

"Nono.. Nono nda cayang echan? Hiks.. nda papa tayo Nono gendut, echan nda malahin Nono lagi, pulang cama echan ya?" Balita itu masih menggenggam telunjuk Jeno erat, tak ada niatan melepaskan jari Jeno.

Dia ingin nononya ikut bersamanya pulang.

"Haechannie.." Jeno kehabisan kata-kata.

Sungguh dia tak tega untuk menolak balita itu.

"Hyung?" Jeno kini menatap Mark memohon, seakan tengah meminta dengan sangat agar dia diizinkan ikut.

"Tidak" jawab Mark tanpa suara.

"Ayo sayang, pesawatnya sebentar lagi lepas landas, nanti kita ketemu Nono lagi kalau sudah sampai rumah ya?"

Mark menggendong Haechan paksa, tautan tangan keduanya secara otomatis terlepas.
Jeno menatap nanar balita yang menangis keras sambil memanggil-manggil namanya.

"Aku janji baby, aku akan menyusulmu, tunggu sebentar lagi okey? Aku akan menyelesaikan traineeku dengan segera"

_

Haechan baru berhenti menangis setengah jam yang lalu.
Mark mengusap kening anaknya yang sedikit hangat.
Kelelahan mungkin?

Dikecupnya kening sempit sewarna madu itu sayang, sembari sesekali mengusak surai ikal milik bayi yang terlelap didekapannya.

"Sepertinya aku membuat keputusan yang salah dengan membawamu kekorea sayang, sekarang tidak hanya si bedebah itu yang mengenali wajahmu, tapi juga adikku Jeno..
Aku harus apa untuk menjagamu tetap disisiku hm? Baby?"

_

"Mereka sudah lepas landas tuan"

"Ikuti, lakukan rencana kalian nanti ketika sampai di bandara Canada"

"Baik, akan segera kami kerjakan"

Jeno tersenyum miring dibalik tembok.

"Ini juga alasanku tak bisa ikut denganmu baby, aku harus membereskan para tikus disini agar tak mengganggu dirimu"

Jeno meregangkan otot-otot tubuhnya sebelum mengeluarkan satu buah pensil dari dalam celananya.

Little AngelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang