Kehidupan monoton Mark Lee perlahan berubah karna kedatangan bayi mungil yang ia selamatkan dalam sebuah insiden.
Akankah perasaan tak wajar yang tumbuh untuk anak angkatnya ini bisa berbuah manis?
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
_
"Thalam kenal cemuana, aku echan, biaca dipanggil echan ganteng" ucap balita itu cadel.
Satu kelas sontak tertawa, bahkan guru pembimbing yang mendampingi masing-masing siswa pun ikut terkekeh pelan melihat tingkah luar biasa balita gembul itu.
Para siswa di Kindergarten elit kebanyakan adalah balita berusia 4 sampai 5 tahun. Haechan adalah satu-satunya balita berusia 3 tahun yang lolos seleksi untuk dapat memasuki Kindergarten itu. Lagi pula jika dia tidak lolos, Mark juga paling akan membeli Kindergarten itu agar anaknya bisa masuk sana.
Dengan gaya tengil dan cool yang diajarkan uncle Lucas semalam untuk perkenalan, bocah itu perlahan melepas kacamata yang bertengger pada hidung kecilnya, menampilkan senyum kelewat lebar yang menampakkan sederet giginya yang putih.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Para siswi disana memekik senang, menurut mereka Haechan adalah anak paling tampan dan keren dikelas.
Setelah perkenalan singkat itu, Haechan bergabung dalam sebuah kelompok bermain, yaitu sun flower.
Setiap kelompok terdiri dari 4 siswa dengan dua guru pembimbing, fasilitas dan keamanan sekolah elit ini juga sangat terjamin, Lucas memang tak salah mencari tempat.
Salah satu guru pembimbing memberikan selembar kertas kosong, dan masing-masing alat gambar. Mereka diperintahkan untuk membuat gambar apapun sesuai imajinasi mereka kemudian harus mereka warnai untuk dinilai.
Semua siswa dengan antusias mulai menggambar. Ada yang membuat gambar bunga, dua gunung dengan matahari ditengahnya, ikan beserta gelembungnya dan juga awan.
Tapi itu tidak berlaku untuk si balita gembul kesayangan Mark ini.
Dia hanya memainkan alat tulisnya tanpa berniat menggambar apapun, mengambil satu bungkus cookies ditasnya, dan malah makan tanpa peduli tatapan heran teman sekelompoknya.
