Chapter 10: tertarik

4.9K 697 18
                                    

Scarlett mengangguk mendengar kan ucapan Agatha, namun pikirannya berkenala dimana saat Kenzie menyuruh Scarlett untuk membaralkan pertunangan nya dengan Leon.



Tap... Tap... Tap...

Suara langkah kaki bisa terdengar jelas dikeadaan sunyi malam itu, saat ini Axton sedang dikejar oleh orang-orang yang menginginkan nyawanya. Axton hanya bisa menghindar karena ia seorang diri dan dan orang-orang itu berjumlah puluhan.

Axton terus berlari, sesekali ia akan menyerang mereka begitu pun sebaliknya. Hingga akhirnya Axton bisa melihat sebuah mobil melaju didepannya dan sepertinya itu bukan mobil orang-orang yang mengejar nya, tanpa pikir panjang Axton langsung berlari kearah mobil itu.

Cit....

Jika saja pengemudi mobilnya terlambat sedikit saat menginjak rem mobil bisa dipastikan saat ini Axton akan terkapar di aspal dengan tubuh berumuran darah.

"Berhenti".

Terdengar teriakan dari belakang Axton, langsung saja Axton berlari ke kursi disamping pengemudi, saat akan membuka pintu tiba-tiba saja pintu itu terbuka sendiri membuat Axton terkejut sebelum tenang kembali.

Axton langsung masuk dan duduk di dalam mobil, pintu itu pun menutup secara otomatis, saat menoleh kearah si pengemudi Axton kembali dikejutkan dengan senjata yang berada tepat didepan wajah nya.

"Cepat kemudikan mobilnya jika kau tidak ingin di tangkap" Axton berbicara dengan dingin pada si pengemudi.

Pengemudi itu langsung mengemudikan mobilnya sesegera mungkin. Saat Axton sedikit merilekskan badannya, Axton mendengar pengemudi itu berbicara.

"Tembak" singkat, padat, dan tidak jelas.

"Orang-orang tadi masih mengejar kita" jelas pengemudi itu.

Dengan penjelasan itu akhirnya Axton mengerti, Axton mengambil pistol yang tadi ia gunakan untuk menembak orang-orang itu, kemudian Axton menurunkan kaca jendela mobil dan mulai menembak mobil yang mengikuti dibelakang mereka dengan serius.

Setelah menembak beberapa kali peluru di pistol Axton sudah habis, Axton menoleh kearah si pengemudi, seolah mengerti pengemudi itu memberikan pistol yang berada ditangan nya kepada Axton. Axton mengambil pistol itu dan mulai kembali menembaki beberapa mobil dibelakangnya.

"Bukankah kau adalah dosen di Stanford University? " pengemudi itu bertanya pada Axton.

"Yah" Axton menjawab dengan singkat. "Bukankah kau juga adalah seorang mahasiswi di Stanford University? "

Pengemudi itu terlihat cukup terkejut saat mendengar ucapan Axton, "yah kau benar, tidak kusangka ternyata kau mengingat ku".

"Bagaimana aku tidak mengingat mu di saat kau adalah mahasiswi berbakat dan populer di kampus".

Pengemudi itu yang ternyata adalah Agatha menjawab, "aku tak seberbakat itu dan tak sepopuler itu, ada orang yang lebih berbakat dan populer dariku. Bagiku aku harus belajar dengan giat agar bisa sepertimu".

Axton hanya menoleh sekilas dan tidak berbicara apa pun lagi, Agatha pun tidak berbicara lagi dan fokus mengemudi untuk menghindari tembakan-tembakan yang diarahkan kepada mobilnya.

Tuan rumah bukankah sudah saya bilang jika mobil ini bisa menyerang? mengapa tuan rumah tak mencoba nya?” sistem tiba-tiba berbicara dan cukup mengejutkan Agatha yang saat ini sedang menyetir.

"Aih,bagaimana aku bisa lupa jika mobil ini bisa menyerang, jika saja kau tak mengingatkanku mungkin aku tak akan ingat" ucap Agatha dalam benak nya.

Agatha mulai menekan salah satu tombol, kemudian bisa terdengar sebuah suara di dalam mobil itu.

{Mode penyerangan di aktifkan}

{Mengunci target}

{Roket diluncurkan}

Axton yang saat itu sedang menembaki mobil dibelakangnya di buat terkejut dengan suara yang tiba-tiba berada dalam mobil ini, Axton menoleh untuk melihat kearah Agatha.

Saat Agatha mendengar jika Roket sudah diluncurkan, Agatha menambahkan kecepatan mobil itu, dan juga menyuruh Axton untuk menutup kaca jendela mobilnya, Axton hanya melakukan yang di perintah Agatha tanpa bertanya lebih lanjut.

Bom....

Ledakan besar terdengar ditelinga Axton dan Agatha, Axton melihat melalui kaca spion mobil jika mobil yang mengikuti mereka tadi... terbakar?.

Agatha juga melihat melalui kaca spion mobil jika mobil-mobil itu sudah meledak dan terbakar, dengan itu Agatha mengurangi kecepatan mobilnya. Saat merasakan tatapan disebelahnya Agatha menoleh sekilas dan melihat Axton sedang menatapnya dengan pandangan rumit.

"Alamat?".

"Jalan xx".

Agatha melajukan mobilnya dan menuju alamat yang sudah disebutkan oleh Axton. Ternyata alamat yang disebutkan oleh Axton adalah alamat sebuah komplek perumahan.

"Terima kasih" setelah mengatakan itu Axton langsung turun dari mobil Agatha.

Agatha menurunkan kaca jendela mobil agar bisa melihat Axton dan berbicara, "sama-sama, dan untuk yang tadi jangan pernah mengungkitnya lagi" Agatha langsung pergi melajukan mobilnya.

Axton hanya tersenyum tipis saat melihat kearah mobil Agatha yang perlahan hilang dari pandangannya. Axton merasa jika Agatha ini dan Agatha yang selalu dibicarakan oleh mahasiswa-mahasiswi kampus berbeda.

Jika yang dibicarakan adalah Agatha yang ramah, murah senyum, menyenangkan, maka Agatha yang dilihatnya tadi adalah Agatha yang dingin, tajam, dan berbahaya.

Axton merasa jika Agatha ini adalah orang yang menarik.

Trapped In The World Of NovelsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang