Chapter 33:Penggalan masa lalu

463 37 9
                                    

Saat dalam pelaksanaan proses melahirkan, Darren terus menggenggam tangan dan menyemangati istrinya, dan terkadang air mata akan mengalir. Istrinya mengejan sesuai instruksi dokter.

"Ayo bu sedikit lagi, sedikit lagi" ucap dokter itu.

"Semangat sayang, kamu pasti selamat, dan anak kita juga pasti selamat" Darren mengecup tangan mungil yang di genggamnya. Istrinya kembali mengajak, dan suara bayi menangis terdengar.

"Selamat bapak ibu anak nya berjenis kelamin perempuan, dan lahir dengan sehat tanpa cacat" dokter itu tersenyum.

"Anak kita perempuan sayang, pasti dia akan cantik sepertimu" Darren tersenyum senang, membuat istrinya juga tersenyum.

"Anak kalian akan dimandikan dulu oleh suster yah."

"Baik dok" ucap Darren. Kemudian suster yang menggendong anaknya itu pergi.

"Apakah bapak bisa keluar dulu sebentar? Masih ada prosedur yang perlu saya lakukan pada istri bapak, sesuai melahirkan" ucap dokter itu memberi penjelasan.

Darren mengangguk dan mencium kening istrinya sebelum melangkah keluar. Saat diluar ia melihat sudah ada keluarga dari pihaknya dan pihak istrinya, kemudian orangtua dan juga mertuanya mulai menanyainya.

"Bagaimana? Apakah persalinan nya lancar?" ucap ibu mertuanya.

"Iya bu, persalinan nya lancar" jawab Darren.

"Bagaimana bayinya? Apakah perempuan atau laki-laki?" tanya ibunya.

"Perempuan bu" jawaban Darren memunculkan senyuman diwajah ke-empat orang tua itu.

"Akhirnya aku punya cucu perempuan" ibu Darren memeluk besannya, begitupun sebaliknya.

"Dad, apakah kami akan mempunyai adik pelempuan?" tanya Arashya dengan binar gembira di matanya.

Darren terkekeh melihat anak-anaknya yang menatap nya dengan binar gembira. "Iya, kalian akan mempunyai adik perempuan boy."

"Yey, kami punya adik perempuan, kami punya adik perempuan" ucap mereka tiga bersamaan, sambil berpegang tangan dan melompat memutar.

Tiba-tiba saja disuasana gembira itu dokter tadi keluar dan memanggil Darren. "Istri anda meminta anda untuk masuk" ucapnya, kemudian mengangguk dan melangkah pergi.

"Mah, pah, Darren kedalam dulu ya, tolong jagain Theo, Elliot, sama Rashya" ucapnya pada kedua orang tuanya.

"Iya, kamu masuk aja, kami akan menjaga anak-anakmu, jangan khawatir" ucap ayah mertuanya, yang di angguki ayahnya.

Darren tersenyum kemudian masuk kedalam, didalam ruangan ia melihat istrinya yang tengah berbaring diranjang melihat kearahnya. Darren segera menghampiri istrinya, dan memeluknya.

"Terima kasih sudah melahirkan anak-anak untukku" ucapnya penuh rasa syukur.

"Sudah kewajibanku" balas istrinya memeluknya. Kemudian istrinya mengurai pelukannya.

"Jika aku sudah tidak ada nanti, tolong jaga anak-anak kita ya, besarkan mereka dengan baik, sampai mereka menjadi orang-orang yang hebat" pesannya pada suaminya.

"Apa yang kau bicarakan?! Kau akan tetap hidup dan melihat anak-anak kita sampai besar nanti, dan melihat mereka menjadi orang-orang hebat seperti katamu" Darren sedikit kesal pada istrinya yang terus membahas perihal kematian, membuatnya takut.

"Baiklah-baiklah, aku tidak akan mati, jangan marah oke?" ucapnya menenangkan.

Darren mengangguk dan kembali memeluk istrinya dengan manja, membuat istrinya terkekeh geli akan kelakuannya.

"Hei, kau sudah menjadi ayah dari empat anak, tapi kau masih bertingkah manja, membuatku geli saja" ucapnya.

"Biarkan saja, memangnya kenapa? Dulu aku bersikap seperti ini kau tidak protes apapun" balasnya.

"Itu dulu, sebelum kau menjadi ayah. Tapi sekarang kau sudah menjadi seorang ayah dan masih bersikap manja?" istrinya menggelengkan kepalanya.

"Aku hanya manja kepadamu" balas Darren.

Setelah beberapa waktu suster tadi tidak juga kunjung datang keruangan itu, membuat Darren heran.

"Dok, bagaimana keadaan anak saya?" tanya nya akhirnya pada sang Dokter yang kebetulan sedang mengecek keadaan istrinya.

"Seharus nya tidak ada apa-apa dengan anak bapak, saya coba lihat sebentar" ucap dokter tersebut kemudian keluar ruangan.

Tak lama dokter itu masuk dengan raut muka khawatir, panik dan takut.

"Anak bapak di bawa kabur" ucap dokter itu dengan ketakutan dan tergagap.

Seketika aura Darren menjadi menyeramkan dan hawa disekitar menjadi mencekam. Darren menatap dokter itu dengan mata tajam dan dingin, yang membuat dokter itu menggigil. Darren memeluk istrinya yang terlihat kaget dengan berita itu.

"Apakah ini rumah sakit abal-abal? Bagaimana anak saya bisa hilang?" ucapnya dengan nada marah.

"Anak bapak di bawa kabur oleh suster tadi yang ternyata bukan staf rumah sakit kami, atas nama rumah sakit saya mohon maaf karena kelalaian kami" dokter itu membungkuk.

"Saya ingin anak saya segera ketemu, jika tidak, kau akan tau akibatnya" ucap Darren mengancam. Darren mengelus kepala istrinya kala istrinya masih menangis karena putri mereka hilang.

"Semuanya akan baik-baik saja sayang, putri kita pasti akan ketemu. Aku akan memberi tahu Dito untuk mencari putri kita, kau tak usah khawatir" ucap Darren menangkan kemudian berjalan keluar untuk menelpon asisten pribadinya.

Namun yang tak Darren duga adalah ketika ia menelpon asisten pribadinya, tiba-tiba saja keadaan istrinya memburuk hingga kehilangan nyawanya. Waktu itu Darren sangat kacau kala tau jika pujaan hatinya meninggal, ditambah dengan masalah putrinya yang hilang dan belum di temukan. Membuat Darren merasa stres.

Bahkan saat pemakaman istrinya Darren tak ingin pulang dan ingin ikut dikuburkan bersama istrinya. Namun berkat putra-putra nya Darren sadar dan tak lagi melakukan hal ceroboh.

Tahun demi tahun berlalu, namun Darren tak juga menemukan celah tentang anak nya. Padahal Darren sudah mengerahkan kekuatan nya. Sampai akhirnya pada hari itu, ia mendapat kabar tentang keberadaan putrinya yang telah hilang selama ini.




☘️


"Kurang lebih seperti itu cerita kau lahir" Darren menatap Agatha, Agatha pun sebaliknya.

"Agatha kami sudah menemukan mu, apakah kau bersedia pulang ke rumah mu?" tanya Rashya dengan penuh harap, karena ia adalah orang pertama yang menemukan adik nya.

Agatha membisu, ia jadi teringat akan kakak nya di dunia nya dulu, apa kabar dengan kakak nya setelah tau jika adik nya mengalami kecelakaan itu?

Melihat Agatha yang termenung, mereka ber-empat saling bersitatap. Kemudian Elliot yang duduk dekat dengan Agatha pun menggoyangkan bahu Agatha ringan, membuat Agatha kembali dari lamunan nya.

Agatha menatap mereka kemudian mengambil nafas. "Aku bersedia, tapi aku punya syarat" Agatha melirik mereka.

"Syarat apa? Akan kami sanggupi selama kau yang memintanya" ucap Theodore.

Trapped In The World Of NovelsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang