Happy reading💕
•
•
•Setelah mendengar jawaban dokter itu, tanpa mengucapkan apa pun lagi Axton segera berjalan dengan cepat menuju Agatha. Aiden mengangguk sedikit ke arah dokter tersebut sambil tersenyum ramah, kemudian menyusul Axton dengan Keana.
•
•
•
Ketika malam hari tiba Agatha masih tidak sadar, padahal dari perkataan dokter itu seharusnya Agatha sudah sadar. Hal ini membuat Axton cemas. Axton kemudian memerintah kan Aiden agar memanggil dokter untuk memastikan keadaan Agatha.Yang datang sekarang adalah dokter pria tadi pagi, saat Axton melihat nya dengan cepat Axton meminta nya untuk memeriksa Agatha. Saat ini Axton tak peduli siapa yang memeriksa Agatha, Axton saat ini ketakutan saat melihat Agatha yang tak sadarkan diri. Apalagi di tambah dengan tubuh Agatha yang dari waktu ke waktu seperti mendingin membuat Axton tambah cemas.
Dokter pria itu dengan cepat memeriksa Agatha sembari sesekali bertanya pada Axton. Setelah memeriksa nya dokter pria itu memandang Axton, "tidak ada yang salah dengan pasien. Tunggu beberapa saat lagi, mungkin pasien akan sadar." Dokter pria itu tersenyum ke arah Axton untuk menenangkan nya, atau menenangkan diri sendiri? Entah lah, dokter pria itu pun tak tahu apa yang terjadi, namun dia merasa ikut cemas sama seperti Axton. Namun dengan perasaan nya ini, dokter pria itu pun semakin menguatkan dugaan nya tentang Agatha.
Dokter itu memandang Agatha sekali lagi, sebelum pergi dari ruangan VVIP itu dengan tangan mengepal. Axton duduk di dekat Agatha dan menggenggam tangan Agatha, entah mengapa tapi Axton selalu merasa jika Agatha akan menghilang, untuk selama nya dan mungkin Axton tak akan pernah bisa bertemu kembali dengan Agatha. Omong-omong Keana sudah di antar pulang ke rumah nya oleh Aiden atas perintah Axton.
Aiden melihat waktu di arloji nya dan berdiri ketika melihat itu sudah waktu nya makan malam. "Saya akan membeli makanan, apakah anda ingin menitip?"
Axton mengangguk, melihat Axton mengangguk Aiden kembali bertanya. "Apa yang ingin anda makan?"
"Samakan saja dengan anda."
Aiden mengangguk dan berjalan keluar, sedangkan Axton mengeluarkan ponsel nya dan menghubungi Hans.
"Tuan muda?" suara Hans terdengar dari sebrang telpon.
"Tanyakan kepada mereka siapa yang menyuruh mereka untuk membunuh kekasihku" Axton kembali memberi perintah pada Hans untuk 'menanyakan' siapa yang menyuruh 'mereka'.
Hans tentu tahu apa di maksud dengan menanyakan yang sebenarnya adalah mengintrogasi, dan mereka yang sebenarnya para pembunuh yang ingin membunuh Nyonya muda masa depan keluarga Florenza. "Baik Tuan muda, apakah ada hal lain yang perlu saya lakukan?"
"Aku tidak akan pulang" jawab Axton. Sebenarnya Axton sama sekali tak perlu memberitahu Hans apakah ia akan pulang atau tidak, namun Hans dan pelayan tua itu pasti akan menunggu nya.
Meskipun penasaran mengapa Tuan muda-nya tidak akan pulang, namun Hans tidak menanyakan nya, karena pasti Tuan muda-nya memiliki sesuatu yang harus dikerjakan. "Iya Tuan muda."
Tanpa berkata apapun lagi Axton langsung menutup telpon-nya, dan memasukan ponsel itu kedalam saku nya. Kemudian kembali menggenggam tangan Agatha yang terasa lebih dingin, Axton menyelimuti Agatha dan duduk di dekat brankar Agatha. Axton menggosok tangan Agatha.
Aiden yang memasuki ruangan kebetulan melihat ini dan diam-diam tersenyum pahit, saat Axton menoleh ke arah nya, dengan cepat Aiden mengganti ekspresi nya menjadi senyum sopan dan lembut seperti biasa nya. Aiden berjalan ke ke arah Axton dan menyerah kan bungkus makanan dan air yang di belinya tadi.
Axton menerima nya dan memakan nya, Aiden juga duduk di sofa yang berada di ruangan itu dan perlahan memakan makanan milik nya. Setelah selesai memakan makanan milik nya, Axton meminum minuman kemasan itu.
Axton menaruh botol minuman itu dan berkata. "Sebaik nya anda segera pulang."
Aiden yang juga telah selesai makan, ingin menjawab jika ia ingin berada disini, namun setelah memikirkan sesuatu Aiden hanya mengangguk. Kemudian pamit dan pergi, meninggalkan Axton dan Agatha berdua di dalam ruangan.
Axton memperhatikan lekuk wajah Agatha yang dipahat sempurna, dengan bibir pink alami yang sedikit pucat, membuat Axton merasa iba dengan Agatha. Karena Agatha sekarang terlihat lemah, sangat berbeda dengan penampilan Agatha yang biasanya ceria dan bersemangat. Axton berharap Agatha segera bangun dan kembali seperti semula.
Di sisi lain seorang pria tengah melihat kertas di tangan nya dengan ekspresi tidak percaya, kemudian perlahan sudut bibir nya tertarik ke atas membuat senyuman yang menawan.
"Jadi tebakan ku benar" pria yang bernama lengkap Arashya Derya Hill's ini begitu senang karena akhirnya bisa menemukan sang adik yang telah hilang selama belasan tahun lalu. Namun di sisi lain ia juga khawatir dengan kondisi sang adik sekarang.
•
•
•Keesokan harinya, Agatha kembali di periksa oleh dokter pria semalam. Dokter pria itu mengerutkan keningnya karena tak menemukan ada masalah apapun di tubuh Agatha namun mengapa sampai sekarang ia belum bangun?
Axton melirik name-tag dokter yang tengah memeriksa Agatha, ternyata dokter itu bernama Arashya Derya Hill's. Axton menyipitkan matanya kala dia menyadari identitas dokter pria itu.
Karena dokter yang bernama depan Arashya itu adalah seorang jenius di bidang kedokteran, apalagi ia mempunyai identitas yang kuat. Axton menatap dokter itu dengan curiga, mengapa seorang dokter jenius sepertinya yang mempunyai jadwal penuh malah merawat Agatha di sini? Bahkan seseorang yang ingin si rawat oleh nya saja harus menunggu beberapa minggu, karena Arashya yang sulit untuk di temui.
Namun sekarang ia malah merawat Agatha disini, jika karena Axton adalah Tuan Muda keluarga Florenza itu tidak mungkin, karena identitas Axton bahkan bisa dibilang lebih rendah dari pria itu. Namun jika karena Axton adalah seorang ketua Mafia dari Renzacks, maka itu bisa menjadi alasan yang tepat mengapa Arashya berada di sini.
Tapi Axton masalahnya belum menggunakan identitasnya sebagai seorang ketua dari Renzacks, juga tidak mungkin Arashya mengetahui identitas tersembunyi nya itu. Karena bahkan orang yang lebih kuat dari keluarga Hill's saja tak bisa mengetahui identitasnya, apalagi hanya keluarga Hill's.
Saat Arashya tengah kebingungan dengan kondisi Agatha, terdengar sebuah suara ketukan pintu yang membuat nya menoleh. Axton pun ikut menoleh dan melihat Keana yang tengah di gendong oleh seorang pria yang setidaknya seumuran dengan nya, dan seorang perempuan berparas cantik yang berdiri di samping pria itu.
•
•
•Maaf baru bisa up🙏, nanti saya usahain buat bisa up secepatnya. Jujur, saya agak pusing mau lanjutin cerita ini kayak apa lagi, kalo readers punya saran komen yah?!. Semoga para readers gak pernah bosen baca cerita saya😁.
See you in the next part👋
KAMU SEDANG MEMBACA
Trapped In The World Of Novels
Romantizm-Warning!!! - [Cerita ini adalah fiksi, jika ada kesamaan dalam nama tokoh, tempat, atau yang lain nya dalam cerita, penulis minta maaf karena itu adalah ketidaksengajaan] [Dilarang Plagiat❌] [Cerita murni imajinasi penulis] [Follow sebelum baca] [J...