Chapter 6: Mimpi (1)

6.8K 695 4
                                    

Happy reading💕



"Mm, sistem apakah aku bisa mengubah akhir hidup dari sang antagonis pria Axton, dan juga Clara, Qiana dan orang-orang yang berakhir tragis?" tanya Agatha penasaran pada sistem.



Anda bisa menyelamatkan nya juga tidak bisa menyelamatkan nya.

"Maksudnya?" tanya Agatha tak mengerti.

Jika tuan rumah mengubah takdir hidup seseorang, maka tuan rumah akan mendapatkan balasannya. Tapi jika orang yang mempunyai takdir itu mengubah takdir mereka, mereka tidak akan mendapatkan balasannya.

Agatha mengambil salah satu senjata yang dibelinya di toko sistem dan memainkannya ditangannya, "jika aku mengubah takdir 'Agatha' apakah aku akan mendapatkan balasannya?"

Tidak.

"Mengapa? bukankah aku adalah orang lain yang ingin mengubah takdir dari 'Agatha'?" Agatha mengerut kan kening nya ketika mendengar jawaban dari sistem, Agatha sama sekali tidak mengerti.

Anda bukan 'orang lain' tuan rumah.

"Apa maksudmu aku bukan orang lain?"

Tuan rumah akan mengetahuinya sendiri.

Agatha tidak bertanya apa-apa lagi, Agatha menaruh senjata tadi di tempat semula, Agatha bersiap-siap untuk tidurnya karena malam sudah larut. Sebenarnya Agatha masih ingin menanyakan hal lain pada sistem namun Agatha tak jadi bertanya, Agatha menarik selimut untuk menutupi sebagian tubuh nya dan mulai menuju alam mimpi.



Agatha melihat sekeliling, namun yang ditemukan Agatha hanyalah hitam. Agatha bahkan tak bisa melihat lengannya walaupun Agatha sudah yakin jika lengannya berada didepan wajah nya, Agatha seperti orang buta.

Agatha kembali melihat sekeliling, kali ini semua nya menjadi buram dalam penglihatan Agatha, kemudian entah bagaimana Agatha seperti muncul ditempat lain. Agatha mengamati sekitar dan menemukan jika ia sedang berada di taman sebuah mansion mewah.

Agatha bisa melihat rumput hijau yang terawat, bunga mekar berwarna-warni yang indah, air pancuran, seorang perempuan cantik, seorang anak perempuan lucu, dan seorang laki-laki.

Laki-laki itu berjalan menuju tempat dimana perempuan dan anak perempuan itu duduk, Agatha tidak bisa melihat wajah laki-laki itu. Agatha yakin jika berada dalam posisi ini Agatha bisa melihat wajah nya dengan jelas,namun Agatha hanya melihat sebuah punggung kokoh yang tidak asing, Agatha merasa jika ia pernah melihat punggung itu di suatu tempat namun Agatha tak bisa mengingat nya dengan jelas.

Laki-laki itu seperti mengucapkan sesuatu namun Agatha seakan tuli, Agatha tak bisa mendengar nya. Mata Agatha membelalak saat Agatha bisa melihat wajah perempuan itu, persis sama dengan milik 'Agatha'. Agatha berpikir mungkinkah itu 'Agatha' asli?

Agatha perlahan berjalan menuju mereka, namun setelah berjalan untuk sekian lama Agatha sadar jika ia berada ditempatnya tadi dan tidak bergerak se-inci pun. Agatha kembali berjalan dan memperhatikan jika kaki nya memang berjalan namun di saat bersamaan seolah Agatha tidak berjalan, akhirnya Agatha berhenti berjalan dan memperhatikan  keluarga kecil itu dari tempat nya.

"Sungguh keluarga yang bahagia, membuat orang iri dengan kebahagiaan mereka" terdengar suara disamping kanan Agatha membuat nya menoleh, dan mendapati seorang perempuan tengah tersenyum memperhatikan keluarga itu kemudian menoleh kearahnya.

"Kau adalah 'Agatha'?" Agatha bertanya pada perempuan disebelahnya.

"Ya kau benar, aku adalah 'Agatha' " 'Agatha' asli mengangguk membenarkan ucapan Agatha.

"Apakah perempuan itu pun 'Agatha'?" Agatha menunjuk kearah perempuan yang saat ini sedang bercanda riang dengan keluarga kecil nya.

'Agatha' asli menggeleng, "Bukan hanya aku tapi kita, KITA" 'Agatha' menekankan kata akhirnya.

"Kita? apakah kau dan aku?" Agatha bertanya dengan ragu.

"Yah itu adalah kita."

"Bagaimana itu bisa menjadi kita sedangkan perempuan itu hanya ada satu? apakah karena raganya kau dan jiwa nya aku?" Agatha bertanya dengan ragu kepada 'Agatha' asli.

"Mungkin bisa dibilang begitu, namun yang perlu kau tau adalah kita itu satu."

Trapped In The World Of NovelsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang