44. Scenario

130 30 11
                                    

Ternyata benar, perempuan itu makhluk yang sangat rumit!.

Beberapa waktu lalu, aku masih kurang setuju pada anggapan ini. aku pikir, bukan perempuan yang rumit tapi lelaki saja yang kurang inisiatif untuk bisa memahami itu, tapi lucunya, sekarang aku rasanya bisa mengakui itu sepenuhnya.

Iya, karena sekarang aku salah satunya.

Aku sendiri mungkin akan bingung jika bertemu sosok seperti diriku. bagaimana plin-plannya aku, bagaimana labilnya perasaan dan kata-kata yang kuucapkan dan bagaimana randomnya tindakanku yang tidak konsisten pada arah kiri atau kanan.

Ya... Itu aku, dan sekarang aku menyesal.

Aku menyukai Tae Hwan, egoku selalu membuatku ingin bersamanya, membayangkan mungkin akan lucu jika aku bersuami orang Korea pada akhirnya. Ya Tuhan lihatlah, sejauh mana aku kadang berpikir.

Tapi, aku juga tidak menyangkal aku cukup realistis. Jadi, saat pikiranku mulai cenderung terkuasai oleh ego, aku sendiri juga yang memangkas itu dengan habis-habisan.

Itu yang kulakukan sore itu di taman rumah sakit yang ternyata sangat berefek.

Pemikiran realistisku yang pada akhirnya membuatku sakit hati sendiri.

Huufft...

Airin, ayolah! setidaknya aku tidak sepenuhnya salah kan?

Masalah perasaan seperti ini memang bukan hal remeh.

Mungkin endingnya memang paling keren seperti ini.

Lucunya, sebesar apa usahaku menghibur diri, dadaku tetap sesak bahkan semakin sesak saat malam ini melihat letusan-letusan kembang api megah di area Lotte world

Jdar!

Duar!

Pak!

Tak!

Tak!

"Wohooo!"

"Neomu Yeppeuda!"

"Wah"

"Best view ever!"

"Rin, Rin lihat Rin!"

"Airin!"

Sorak Sorai teman-temanku sangat kontras denganku yang kembali ingin menangis tapi memaksa tersenyum pada akhirnya. Aku tidak cukup baik-baik saja, tapi tidak ingin mengorbankan tour berhargaku ini dengan terus bersedih

"Hm... Cantik sekali" sahutku pada akhirnya lalu menahan pandangan pada warna dan pola cantik kembang api yang meletus pada langit malam

Dulu, dijembatan dekat sungai Han, aku dan Tae Hwan melihat kembang api juga, tidak semegah ini tapi cerita yang dia bagi malam itu sangat berharga

Aaaah. Bagaimana ini? Kapan aku bisa keluar dari perangkap rasa ini? Payah sekali!

🍂🍂🍂

"Destinasi kita selanjutnya adalah Busan. Silahkan manfaatkan hari ini untuk berjalan-jalan, besok pagi kita akan berangkat ke Busan. Pastikan untuk tidak membuat masalah, terlebih kau Airin" ucap Dimas dengan tegas lalu beranjak dengan cepat meninggalkan guest house bersama beberapa temanku

"Yeee... Memangnya Airin kenapa? Cowok kok julid!" Teriak Nisa tidak terima, aku menyikutnya lalu menggeleng pada Nisa.

"Kecut banget tuh mulut Dimas, sialan!" Tambah Shila ikut emosi

ASSALAMUALAIKUM SEOULTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang