45. Falling

217 26 5
                                    

Langit Seoul sangat bersahabat malam ini. Seakan tak ingin kalah dengan gemerlap lampu kota, taburan bintang-bintang dengan cahaya hangatnya berpendar indah. Cahaya bulan juga tampak ikut beradu, menjadikannya harmoni yang membuat suasana malam ini sangat menyenangkan

Seakan ingin melengkapi, Sepoi angin membawa sejuk yang pas, sesekali menerbangkan ujung jilbab Airin hingga membuatnya membenarkan letak topi rajutnya.

Malam ini, kombinasi langit Seoul, cuaca, dan Kim Tae Hwan membuat Airin sangat cengeng

"Mau memelukku untuk memastikannya?" Kata Tae Hwan sambil merentangkan tangannya, jelas sekali sedang menggoda Airin yang masih belum percaya akan presensinya malam ini, di tempat ini.

Airin berdecak sebagai respon lantas menyentuh sudut matanya yang sudah berair. Jika tidak malu, Airin benar-benar akan menangis sekarang juga saking terharunya

Kim Tae Hwan

Bagaimana bisa dia sangat mengejutkan malam ini?

Dan lagi, di mata Airin, Tae Hwan terlihat tambah bersinar bahkan hanya dengan celana bahannya, kaos berwarna cream dan jaket tebal selututnya. Airin yakin lelaki itu bahkan tidak menata rambutnya sama sekali! Bahkan terlihat sedikit berantakan karena Tae Hwan sesekali menyugar rambutnya asal. tapi sungguh, jika ditanya, Airin bisa mengatakan bahwa tampilan Tae Hwan hari ini akan jadi salah satu favoritnya

Jangan lupakan senyumnya yang juga semakin menawan. Entah itu hanya perasaan Airin karena rindunya atau Tae Hwan memang terlihat berbeda dengan auranya kini.

"Hey!" Tae Hwan menjentikkan jari lalu maju sedikit untuk berbisik "aku tidak masalah kau melihatku, tapi jangan lupa berkedip" godanya sambil menahan senyum, membuat Airin langsung memalingkan wajah dengan pipi yang terasa panas

Sementara Tae Hwan kini menggigit bibirnya gemas, terhibur sendiri melihat ekspresi Airin, ingin sekali rasanya mencubit pipi gadis yang telah membuatnya jatuh hati ini.

"Airin.." panggil Tae Hwan, senyumnya merekah sambil memasukkan tangan ke saku mantelnya

Degup jantung Airin semakin tidak karuan mendengar namanya dipanggil, berusaha meredam gugupnya, Airin menarik napas dalam-dalam lalu memberanikan diri kembali menatap Tae Hwan

"Apa?" Balasnya

"Kau mau naik bus bersamaku? Aku akan mengantarmu pulang naik bis seperti dulu" Tae Hwan menatapnya

Airin mengulum bibir, menolehkan pandangan ke sekitar taman lalu teringat sesuatu "ah.. itu! aku bersama kedua temanku, mereka..."

"Maksudmu mereka?" Tae Hwan mengedikkan dagunya pada dua gadis yang kini melambai ke arahnya, lalu Airin bisa melihat Shila dan Nisa menggerakkan tangannya dengan gerakan mengusir, seakan memberi izin untuk Airin pergi bersama Tae Hwan

"Sepertinya mereka tidak keberatan" sahut Tae Hwan mengartikan

Airin berdeham lalu kembali menatap Tae Hwan "baiklah, kau juga masih berutang banyak penjelasan padaku" ucapnya lantas berjalan mendahului Tae Hwan

Sekali lagi, Airin rasanya ingin menampar dirinya, memastikan bahwa ini bukan sekedar halusinasinya, sementara Tae Hwan berlari kecil untuk menyamakan langkah dengan senyum yang tidak luntur

"bilang saja kau juga merindukanku" Tae Hwan mensejajarkan langkah

"Kau banyak bicara omong kosong Tae Hwan-ssi!" bantah Airin sambil membenarkan lagi letak topinya

Tae Hwan terkekeh hingga tidak memerhatikan seorang anak yang berlari dan tanpa sengaja sedikit menubruk dirinya di bagian perut, tempat dia mendapatkan luka tusukan beberapa waktu lalu.

ASSALAMUALAIKUM SEOULTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang