05. Sebuah Permintaan

867 72 0
                                    

•••

Kak Sera tertawa, maksudku menertawakanku setelah aku dengan polosnya menceritakan kejadian tadi siang.

"Airin... Airin...jadi kau sampai se-grogi itu di ajak bicara dengan Tae Hwan?"

Aku menghela nafas, siapa juga yang tidak akan canggung jika langsung di ajak bicara oleh orang yang baru di kenal setelah kedapatan mengambil gambarnya

"sebenarnya hanya salah paham. Aku tidak sengaja mengambil gambarnya dan dia melihat itu. lalu setelahnya aku malu karena terlihat seperti fans yang mengambil gambar idola. Jika dia tidak melihat aku mengambil gambar, aku juga tidak akan secanggung itu mengobrol dengannya" kataku menjelaskan dengan detail

Lalu kak Sera berdecak tapi tetap fokus mengendarai kendaraannya, kami sedang dalam perjalanan pulang

"usahakan jangan terlihat malu lagi di hadapannya. anak itu, semakin kau terlihat malu-malu, dia akan semakin menggodamu habis-habisan. Itu salah satu penyakitnya"

Aku baru tahu itu. pantas si Tae Hwan itu terlihat langsung sok akrab tadi

"oh ya Airin, Tae Hwan itu salah satu teman terdekatku di sini. Kau mungkin akan sering bertemu dengannya. mungkin dia juga akan sering ikut saat aku mengajakmu jalan-jalan. Kau tidak masalah?" Kata kak Sera menyambung ucapannya.

Aku setidaknya butuh lima detik untuk mencerna ucapan kak Sera.

"maksudnya?, tidak! maksudku kenapa kak Sera bilang dia juga akan sering ikut saat kita jalan?" tanyaku dengan posisi lebih menghadapkan badanku ke arahnya.

Kak Sera tersenyum, menatapku sekilas lalu kembali fokus pada jalan di depannya "karena selain model, pekerjaan Tae Hwan adalah menggangguku. Jadi tidak menutup kemungkinan dia akan mengangguku saat aku mengajakmu jalan-jalan juga"

"menganggu? Tapi kenapa kak Sera terlihat tidak keberatan jika kak Sera menganggap dia menganggu"

Kak Sera kembali tersenyum lalu mengeduikkan bahu "entahlah, sepertinya aku sudah terbiasa sama anak nakal itu"

sampai di sini aku penasaran!

Sebenarnya sejauh apa hubungan kak Sera dan Tae Hwan?

***

"Slurp...."

hahah rasanya aku jadi tokoh utama dari sebuah drama Korea karena sepanci kecil Ramyeon di depanku kini. Aku sedang makan malam omong-omong. Makan malam yang kumaksud adalah benar-benar makan malam, karena kini jam sudah menunjukkan pukul sebelas malam lewat.

Salahkan kak Sera, dia yang sudah terbiasa dengan budaya luar yang sering jalan kaki memaksaku juga untuk berjalan kaki menemaninya ke mini market terdekat. terdekat yang kumaksud di sini jaraknya adalah sekitar 400 m dari apartemen, jadi kalau hitung pulang dan pergi, total aku berjalan 800 m. wow untuk aku!,

padahal yah, kakiku bahkan sudah pegal karena jalan-jalan seharian ini. yaps, seharian ini kak Sera meluangkan waktunya untuk mengajakku berkeliling melihat Seoul. Tadi kami habis memutari kawasan Hongdae.

"Slurp..."

Lanjutku menyantap Ramyeon

"ah masta" kuucap dengan khidmat sambil memejam. Tau kan, yang kayak adegan dalam scene drama Korea yang tokohnya kayak lahap plus lapar.


"Slurp..."

Haha sengaja aku slurp-slurp ria mie dengan kuah merah pedas ini agar lebih mendramatisir enaknya makan Ramyeon. Padahal sih, Indomie ngga kalah enak ah.

ASSALAMUALAIKUM SEOULTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang