12. Seseorang Dari Masa Lalu

614 69 2
                                    


sebuah situasi yang canggung bagi Airin.

Dalam tiga detik pertama, Airin hanya mengerjap. seperti bingung hendak bereaksi seperti apa. Dia risih sendiri melihat Tae Hwan di peluk se-posesif itu.

Wanita yang memeluk Tae Hwan masih menenggelamkan kepalanya pada dada Tae Hwan. bahkan pelukannya terlalu erat menurut Airin. Airin seperti melihat adegan drama romantis live!

"Oppa, apa kau tidak tahu aku sudah kembali?kenapa tidak menghubungiku? Kenapa tidak menjemputku?" tanya sang wanita bertubi-tubi masih dengan posisi yang sama

Sedang Tae Hwan sepertinya juga bingung. Bukan bingung dalam artian tidak mengenal sang wanita. Sebaliknya, Tae Hwan mengenal baik wanita yang sedak memeluknya kini.

Hanya saja, dia bingung bagaiamana dia harus bersikap.

Tae Hwan lantas menatap Airin lalu tangannya berusaha pelan-pelan mengurai pelukan "ah, Jung Yena, bisa kau lepaskan pelukanmu dulu?

"sireo!. aku meridukanmu Oppa. Sangat! Aku masih ingin memelukmu. Kau bahkan tidak menjemputku di bandara"

Detik itu Airin sudah bisa mencerna situasi dan memahami hubungan keduanya. Walaupun dalam versi sepuhaknya tentu saja. Airin lalu menggaruk tengkuknya singkat dan memberi isyarat pada Tae Hwan melalui bahasa tubuh jika dia akan pergi duluan.

Tae Hwan langsung menggeleng begitu mengetahui maksud Airin

"Yena-ya..." kata Tae Hwan bersamaan dia berhasil mengurai pelukan sepihak wanita cantk itu

"kenapa? kau tidak merindukanku Oppa?" protes Yena.

Tae Hwan hanya tersenyum lalu beralih untuk mengenalkan Airin "perkenalakn ini temanku"

Airin sebenarnya cukup tidak menyangka dirinya akan di perkenalkan, begitu sang wanita yang Tae Hwan panggil dengan Yena menoleh padanya, Airin hanya bisa tersenyum tipis lalu membungkuk singkat.

Yena pun hanya melirik Airin singkat, dia berdecak kecil namun masih bisa terdengar oleh telinga Airin. tatapnnya mendelik "tidak penting! Kau bahkan belum menanyakan kabarku tapi sudah mengenalkan seseorang" ucap Yena Lagi. Raut wajahnya jelas sekali menatap tidak suka pada Airin.

Airin tersenyum sumbang mendengarkan itu, kata-kata Yena membuat harga dirinya sedikit tergores, itu membuatnya mengeluarkan suara "ah benar. Tentu tidak penting karena kita tidak saling mengenal nona." kata Airin yang langsung mendapat pelototan dari Yena.

"Baiklah kau mungkin butuh waktu dengan Tae Hwan-ssi. Aku pamit duluan. Tae Hwan-ssi aku permisi" sambung Airin lalu segera meninggalkan mereka berdua.


Samar-samar, Airin masih ammpu mendenagr suara baritone Tae Hwan memanggil namanya. Tapi dia bersikap seolah idak mendengarnya saja.

Yean tertawa kosong "siapa perempuan itu? sombong sekali! kau kenal dengannnya di mana Oppa?" tanyanya lalu mendengus dan ikut menatap kepergian Airin.

Tae Hwan menghela napas "kita perlu bicara Jung Yena"

Secepat kilat Yena merubah raut wajahnya. ia langsung tersenyum manis "tentu saja Oppa"


***

Airin pulang menaiki bus. Sebenarnya dia cukup bingung tentang rute bus daerah tempatnya berada saat ini. tanganya juga malas membuka aplikasi-aplikasi penunjuk jalan. Jadi pada saat dia tiba di halte pertama dari pemberhentian bus, dia menelpon Sera dan memberitahu lokasi dirinya. ia meminta Sera menjemputnya.

Airin menunggu Sera dengan duduk di halte bus. Separuh pikirannya masih memutar adegan pelukan Tae Hwan tadi. Batinnya mengatakan dia seperti konyol jika mengingat itu. tapi lebih konyol lagi, Airin seperti merasa tidak suka dengan wanita yang memeluk Tae Hwan tadi.

ASSALAMUALAIKUM SEOULTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang