Jangan lupa vote dan komen ya manteman, sebelum membaca mari biasakan untuk meninggalkan jejak terlebih dahulu 😉
Happy reading!
***Dibalik meja makan itu, kedua paha Dion merapat. Wajahnya merah padam dan ia bahkan tak berani untuk mengangkat barang sedikit kepala nya. Entahlah.. entah kenapa Dion merasa hari ini sangat panas.
Pria itu menutup wajahnya karena malu saat ingatan tentang kejadian di kamar mandi beberapa waktu yang lalu. Rasanya malu sekali, sungguh! Padahal pria itu seharusnya merasa marah karena Kia menyentuh tubuhnya sembarangan. Seketika pria itu teringat sesuatu, kedua matanya seketika memanas saat mengingatnya.
Kia yang memang duduk berhadapan dengan Dion terlihat mengangkat kepalanya, senyum nya luntur saat melihat kalau pria itu kini telah berlinang air mata. Tunggu, suasana hati kia memang cukup baik beberapa waktu yang lalu, walaupun kegiatan asik nya di kamar mandi jadi kacau dan Dion menolaknya, Kia tetap merasa sedikit senang entah karena apa, mungkin karena pria itu bisa ia manfaatkan lebih jauh?
"Hmmpp.." Dion membekap mulutnya sendiri saat menyadari kalau kia sepertinya sudah melihat air mata yang mengalir dari pelupuk matanya. Tangan pria itu juga mengusap air matanya dengan cepat.
"Lo nangis? Kenapa lagi?" Tanya Kia, gadis itu meletakkan garpu nya dan kini beralih fokus menatap Dion.
Dion menggeleng kecil, ia kembali menyendok nasi goreng buatannya namun Kia menarik piring pria itu dan memerintahkan agar Dion mengangkat kepala nya.
"Gue tanya, kenapa Lo nangis?" Ulang Kia. Dion tersentak kecil, jika ia menjawab pertanyaan itu apakah kia akan marah padanya? Yang ada di pikiran Dion adalah ketakutan akan marah nya Kia.
"D-dion.. maafkan Dion." Hanya itu yang terucap dari bibir pink yang kini nampak sedikit kering itu. Kia mengangkat sebelah alisnya.
"Lo tau kan apa akibatnya kalau lo gak jawab pertanyaan gue dengan bener?" Dion membelak kecil, pria itu langsung menggeleng dengan kuat.
"Hiks.. D-dion.. jangan pukul Dion Kia. Maafkan Dion karena tidak menurut.. hiks.. hiks.. maafkan Dion." Kia menghela nafasnya. Lagi lagi begini, bukankah kia seharusnya senang saat melihat ekspresi ketakutan itu? Tapi kenapa sekarang rasanya sungguh tidak nyaman? Entah kenapa ia merasa sedikit bersalah.
"Gue maafin Lo. Jadi, Lo tetep gak mau bilang alasannya?" Tanya Kia dingin, gadis itu meraih kembali sendok nya dan memasukkan sesuap nasi goreng buatan Dion. Sebenarnya, rasanya tak buruk. Kia suka rasa masakan nya.
"D-dion.. Dion kotor hiks.. ibu bilang tubuh Dion tidak boleh di sentuh, t-tapi..."
BRAKK!!
Kia tiba tiba membanting sendok nya, gadis itu menatap Dion dengan tatapan marah.
"Maksud Lo, Lo udah kotor karna gue sentuh, iya?!" Kedua tangan gadis itu mengepal kuat. Dion gemetar takut, lagi lagi... Kia marah besar, dan gadis itu marah padanya.
"Hiks.. hiks.. Di-dion.."
"Lo milik gue Dion! Lo udah dijual ke gue, apa maksud nya Lo jijik gue sentuh?! Lo berani hah?! Sedangkan dulu! Apa Lo inget hah??.." Kia menggantungkan kalimatnya, gadis itu kini berjalan menuju ke sebelah pria itu. Ia mencengkram bahu Dion dan memaksa pria itu untuk menatap nya.
"Hiks.. j-jangan pukul.. hiks.. lagi.." mata gadis itu berkilat marah, tangannya yang tadi terangkat hendak memukul pria itu seketika berhenti, Kia menarik kembali tangan nya. Kia menghentak tubuh pria itu dan mengusap rambutnya frustasi.
"Sialan!!"
Kia berjalan meninggalkan pria itu yang kini menangis tersedu sedu.
Kia tak bisa, ia harus keluar dari sini, sungguh terasa sesak saat Kia melihat Dion. Bahkan saat Dion amnesia pun, pria itu bisa bisanya membuat hati kia sesakit ini.
Braakk!!
Gadis itu menutup pintu dengan keras hingga membuat bunyi gebrakan yang cukup memekakan telinga.
"Halo, Cloe.. datang ke apart sekarang."
Persetan dengan calon suami, Dion bahkan berani menyakiti hatinya, lihat saja bagaimana kia akan menghadapi pria sok lugu itu nanti!
***
Gadis itu mengendarai mobil sport nya dengan kecepatan yang tinggi, sungguh Kia sangat marah mendengar kalimat yang terlontar dari mulut Dion.
Yang ada di dalam pikirannya adalah.. ia hanya butuh Cloe saat ini. Iya, Cloe nya.
Mobil itu kini melaju masuk ke area basement apartemen, Kia memang memiliki sebuah apartemen lain, apartemen yang memang khusus dibelikan oleh Om nya, Abron.
Karena dulu melihat Kia dan juga putrinya tidak cukup akur, Abron akhirnya membelikan apartemen ini untuk Kia tempati, selain itu apartemen ini juga berada di daerah yang strategis juga cukup dekat dengan kantor nya.
Tuk.. tak...
Suara heels nya yang mengetuk lantai terdengar di setiap langkah gadis itu. Sampai kemudian, Kia berhenti di depan pintu kamar nya. Ia menempelkan kartu dan kunci pintu itu pun terbuka.
"Kiaaaa~ Cloe kangenn~" Seorang pria langsung menubruk tubuh Kia dan menghadiahi gadis itu dengan pelukan yang erat.
Kia tersenyum kecil, ia mengusap belakang kepala Cloe.
"Hoho.. Lo udah nunggu lama, Cloe?" Pelukan pria itu melonggar, Cloe menatap Kia dengan kesal dan juga bibir pria itu mengerucut lucu.
"Jangan panggil 'Lo gue', kia~ kita kan hanya berdua disini." ujar nya dengan manja, argh! Sungguh imut jika pria itu sedang berada di fase manja seperti ini.
Kia terkekeh kecil, ia akhirnya mengecup dahi Cloe singkat dan mengacak rambutnya.
"Baiklah, babyku yang manja. Maafkan aku melupakan hal itu."
Cup..
Cloe mengecup bibir Kia singkat, namun siapa sangka kalau kia malah menahan pinggang kecil pria itu. Cloe sempat membelak kecil namun akhirnya bersorak senang di dalam hati.
Dari kecupan berubah menjadi ciuman intens, Cloe berjalan mundur dan otomatis berarti menuntun kia bersama.
Tubuh mereka terjatuh diatas sofa dengan Kia yang kini mengukung tubuh pria itu.
Cloe memukul pelan dada Kia, Kia akhirnya melepaskan pangutan mereka dan tersenyum smirk. Bibir pria itu terasa manis.
Kia mendekati wajah pria itu lagi dan menjilati bibir nya, hanya sebentar karena kemudian Kia berlalu menyamping dan duduk di sebelah pria itu.
Cloe nampak masih terengah engah, ia menoleh dan menatap kearah kia dengan tatapan sayu.
"Haah.. hah.. aku sangat merindukanmu, Kia. Pesta itu adalah pertemuan terakhir kita.." selain mencoba meraup oksigen sebanyak banyak nya, nada Cloe terdengar agak bergetar.
"Kau jarang menemuiku.. a-apakah karena pria itu? Dia--"
Cupp..
Ucapan Cloe terhenti karena Kia kembali mengecup bibir nya.
"Aku juga sangat merindukanmu." Ucap nya, Cloe dapat merasakan bagaimana hangat tangan Kia yang kini tengah menahan kedua sisi rahang nya. Kia menatap kearah Cloe dengan senyuman.
Cloe tersenyum miring, pria itu mendorong sedikit tubuh Kia dan kini beralih posisi dan duduk diatas pangkuan gadis itu.
"Benarkah? Kalau begitu bagaimana seharusnya kamu membuktikan nya?" Ucap Cloe dengan raut wajah yang polos, pria itu menggigit kecil bibir nya.
Plakk..
Gadis itu menghadiahi tamparan kecil di bakpao milik Cloe. Pria itu terlihat semakin menggigit bibir nya dan kini beralih memeluk tubuh Kia.
"Oho.. Mulai nakal kamu, hm. Kamu ingin aku membuktikan nya seperti apa?"
To be continued
KAMU SEDANG MEMBACA
Dion's My Baby
RomanceDulu, Kia adalah gadis yang baik namun dikecewakan. Kia juga setia namun di sia siakan. Trauma dan ego berhasil merubah Kia menjadi sosok yang berbanding terbalik dengan dirinya di masa lalu. Saat orang yang menyebabkan trauma nya itu datang kembali...