15

4.8K 431 21
                                    

Hai! Jangan lupa tinggalkan jejak sebelum membaca ya. ❤️

Happy reading!
***

Dion merebahkan tubuhnya terlentang di atas lantai beralaskan selimut, rasanya lelah sekali setelah selesai mengerjakan semua tugas nya. Kenapa pria itu tak merebahkan diri nya diatas ranjang saja? Tentu saja Dion tak berani, ranjang itu adalah ranjang Kia, Dion sama sekali tak berani tidur di sana kecuali Kia mengijinkan.

Pria itu mengusap mata nya.

"Ibu, Dion kangen ibu." Mata pria itu mulai berair namun dengan cepat Dion mengucek ucek matanya yang mulai mengeluarkan air mata.

"Huwaaaa... Ibu!! Bapak! Dion kangen hiks hiks.. Dion kangen sama Teddy hikss.. Kia pukul Dion, Kia benci sama Dion, hiks.. hiks.. Dion sedih.." tangis nya mulai pecah. Kia bahkan tak sekalipun melihat lagi ke belakang seolah tak menganggap nya ada.

"D-dion salah, Dion salah hiks hiks.. dada Dion sakit.." entah karena apa, Dion sangat sensitif sejak Kia pergi tadi dari rumah, bahkan pria itu beberapa kali juga menangis saat tadi tengah mencuci pakaian. Entah sudah sesembab apa matanya kini.

Dengan tubuh yang gemetar, Dion merubah posisi nya menjadi duduk dan memeluk lutut nya. Pria itu menatap ke sekitar, tangan nya bergerak mengusap air matanya.

"T-tak seharusnya Dion menangis lagi. Kia sudah pergi, Dion harus cepat keluar." Pria itu berdiri dengan tergesa dan keluar dari kamar itu.

***

Gadis itu meregangkan otot otot tubuh nya yang terasa kaku setelah beberapa jam duduk di depan komputer milik nya.

Sebuah tangan menyodorkan secangkir kopi di depan nya, kia mengambil cangkir itu dan menoleh.

"Thanks, baby." Ujar nya, Cloe mengangguk. Senyuman manis senantiasa terpasang di wajah tampan nya.

Ya, pria itu cuti hari ini dan justru datang ke kantor Kia alih alih beristirahat di apartemen nya.

"Papa kamu gak marah? Kayaknya kamu libur kerja terus." Kekeh Kia, Cloe menggeleng. Setelah kia meletakkan kopi nya diatas meja, Cloe berpindah duduk di atas pangkuan gadis itu.

"Sssttt.. papa kan gak tahu. Aku kangen benget sama kamu." Kia memeluk pinggang pria itu dan tersenyum. Cloe memang bekerja di rumah sakit milik keluarga nya, selain itu cloe juga lah yang turut mengurus rumah sakit itu karena ia merupakan penerus satu satu nya keluarga Ardio.

"Baru kemarin ketemu. Kamu rindu aku atau..."

"Rindu kamu dong!" Pria itu memotong ucapan kia lalu memeluk gadis itu, menyembunyikan wajah nya di ceruk leher Kia.

"Manja banget.. siapa sih ini.." Cloe tersenyum.

"Pacar kia dong, hihi."

Kia menggeleng kecil, tangan nya kemudian bergerak mengusap punggung Cloe, sedangkan tangan kanan nya beralih memegang mouse dan mengklik sebuah site. Dari layar itu Kia bisa menyaksikan apa yang Dion lakukan selama ia tak ada di rumah.

Cloe kembali duduk tegak dan menoleh ke arah belakang, bibir nya langsung mempout.

"Kamu lihat dia padahal aku lagi di sini." Kesal nya, Kia beralih ke arah Cloe dan mengusak rambut nya.

"Kamu cemburu?" Cloe membuang muka, kini ia juga bersedekap dada. Kia tersenyum miring, tangan nya bergerak turun dari pinggang Cloe dan meremas bakpao milik pria itu yang membuat Cloe merinding.

Kia mengikis jarak mereka dan mendekatkan bibirnya dengan telinga Cloe yang perlahan sudah memerah.

"Jangan cemburu, kamu tau.. dia juga calon suami aku." Bisik Kia dengan pelan. Cloe mendengus.

Dion's My BabyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang