18

4.1K 388 32
                                    

Haii, haii!

Red update!! Aku tau ini tuh kelamaan banget update nya, tapi karena suatu alasan aku baru bisa update sekarang, Peace.

Thanks so much udah setia nunggu cerita ini ataupun cerita ku yang lainnya buat update. Semoga kerinduan kalian sama Dion, dkk terobati sekarang.

Nahh kalo gitu sebelum baca jangan lupain yaa, Komen dan klik bintang nya! Thank you!

Happy reading!

Dion mengusap matanya yang bengkak karena terlalu lama menangis kemarin malam. Pria itu terbaring diatas lantai beralaskan kain tipis, sama seperti hari hari sebelumnya. Kia hanya memberikan bantal tanpa selimut kepada pria itu, sedangkan suhu AC kamarnya dengan sengaja kia turunkan.

Sudah berjam jam berlalu dari kejadian kia marah besar padanya. Berjam jam pula Dion menahan rasa lapar pada perutnya, karena kia benar benar tak memesan makanan apapun untuk Dion makan. Hingga kini pagi hari menjelang. Selain itu, Dion sama sekali tak berani untuk menyentuh dapur dan lebih memilih untuk menahan rasa lapar nya sepanjang malam itu.

Dion meringkuk kedinginan, pria yang malang itu bahkan tak berani untuk memohon agar kia memberikan selimut padanya. Namun untunglah, Dion berhasil mengantuk dan terlelap kemarin malam.

Di selimuti oleh rasa lelah dan lapar, Dion hanya menatap kosong ke arah depan nya. Sampai kemudian menyadari jam menunjukkan dini hari dan sudah waktunya untuk Dion menyiapkan makanan.

Dion mengusap perutnya yang mulai sakit karena belum terisi apapun.

Dion akhirnya beranjak bangun dengan perlahan. Sembari memegangi perut nya, Dion meringis kecil dan hendak melangkah keluar. Namun, seseorang yang tak lain adalah Kia tiba tiba menariknya hingga terjatuh di atas ranjang, dan hampir saja menimpa gadis itu.

"K-kia.." ujar Dion dengan suara yang serak, efek baru bangun dan menangis semalaman.

Kia yang memang sudah membuka matanya kini menatap pria itu dengan intens dan tajam. Tangan gadis itu terangkat, Dion yang mengira Kia akan memukulnya berakhir memejamkan kedua matanya dengan erat. Namun, Dion akhirnya menegang ketika menyadari bahwa tangan lembut Kia malah mengusap pipi nya alih alih menampar nya.

Grep!

Spontan, kedua mata Dion terbuka dengan sempurna. Kia... Gadis itu tiba tiba saja menarik tengkuknya dan melumat bibir Dion dengan intens.

"Hmmpph.." Dion hendak menarik diri, namun Kia lebih dulu menahan belakang kepala Dion dan memperdalam ciuman nya.

"Hahh.. hahh.." Dion terengah engah ketika pangutan mereka terlepas. Kia mengusap bibir pria itu lalu memalingkan wajah setelahnya.

"Kia.. D-dion.."

"Masak sana." Singkat Kia tanpa menatap Dion sedikitpun. Dion tersentak, tubuhnya bergetar namun dengan cepat pria itu mengangguk.

"I-iya kia." Dion berdiri dan beranjak keluar dari kamar dengan langkah yang tergesa gesa.

Tepat setelah pria itu keluar dari kamar nya, Kia menghela nafas kasar. Gadis itu menyentuh bibirnya sendiri lalu beralih mengacak rambutnya.

Kia tahu apa yang ia lakukan kemarin adalah salah. Namun, emosi sedang menguasainya kemarin. Kia melukai tangan pria itu karena kemarahan nya, ia menyadari tangan Dion biru, dan itu pasti karena kemarin ia menutup pintu dengan kasar.

Selain itu, Kia membiarkan Dion kelaparan, padahal kia tahu kalau pria itu sama sekali belum menyentuh makanan sedikitpun. Kia merasa bahwa ia sedikit menyesal sekarang, tapi pria itu lagi lagi membohongi nya.

Dion's My BabyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang