Part 8

34.9K 2.8K 21
                                    

Hallow..... guys aku pengen upload sekarang aja hehe

Kasian yang pada udah nunggu. Walaupun yang part 7 votenya belom nyampe target tapi gpp....disini aku cuman pengen bikin karya. Moga kalian ga bosen ya sama cerita aku....

Selamat baca gaess❤❤❤

------------------------

1 hari sebelumnya...

"Kak, jangan lupa untuk minum obat."

Krek...

Tanda bahwa Annie baru saja meninggalkan kamar Albercio.

"Akhh, seharusnya kamu tidak berbicara seperti itu, Albercio." Albercio berbicara pada dirinya sendiri sambil menjabak rambutnya untuk mengutarakan perasaannya yang sedang frustasi dan menyesal setelah mengatakan hal yang sangat tajam kepada Annie. Sebenarnya, Albercio tidak pernah perduli dengan perasaan orang lain. Tetapi dia juga tidak tahu mengapa pada saat melihat air mata jatuh dari kedua mata Annie, sesudah dia membentaknya tadi, Albercio mulai merasa risau. Dia merasa dirinya sangat brengsek hingga membuat Annie menangis.

(Guys kalo kalian lupa si Albercio ngomong apa, liat lagi aja di part 6 okee, pokonya Albercio ngomong kasar sama Annie sampe Annie nangis. Maap ganggu hehe).

Tok..tok..tok

"Permisi, apakah tuan muda ada didalam? Bolehkah saya masuk?" Ria mengetuk pintu dan meminta izin kepada Albercio untuk memasuki kamarnya. Walaupun segenting apapun keadaannya, Ria tidak berani untuk langsung memasuki kamar tuan mudanya itu. Karena pernah sekali, ketika dia baru bekerja sekitar 1 mingguan, Ria memasuki kamar Albercio tanpa izin karena mendengar suara pecahan gelas. Seketika itu juga, Albercio membentaknya karena tidak suka jika ada orang yang sembarangan masuk ke kamarnya. Mulai sejak itu Ria maupun maid yang lainnya, tidak berani untuk masuk ke kamar Albercio tanpa izin dari pemilik kamar tersebut.

"Masuk." Albercio memperbolehkan Ria untuk masuk. Albercio juga bingung, kenapa Ria yang biasanya jarang ke kamarnya sekarang malah meminta izin untuk masuk ke kamarnya. (Maksudnya jarang kekamar bukan untuk curhat yaaa, tapi beresin kamar gituhh).

Kreek..

Pintu kamar Albercio dibuka oleh Ria, dan munculah Ria dengan seragam khusus untuk maid disana sambil membawa baskom dan juga kain lap.

"Maaf, saya hanya ingin memastikan. Apakah tuan muda sedang demam?" Ria menanyakan dengan sangat sopan dan hati-hati. Kalau aja gaji disini ga tinggi, gue udah keluar kali. Tapi ya lumayan lah bisa liat wajah ganteng dari tuan dan tuan muda. Apalagi sekarang ditambah wajah baru yang imut dari nona kecil. Makin deh aku betah kerja disini.

"RIA!" Suara lantang dan keras itu membangunkan Ria dari lamunannya.

"Iya, tuan muda maaf saya tadi kurang dengar." Ria menundukkan kepalanya takut. Aduh gimana kalau tuan muda marah. Lu si bego kenapa mikirin yang ngga-ngga si pas lagi kerja begini.

"Siapa yang memberitahu kamu saya sedang demam?" Albercio tahu, dia sangat yakin bahwa Annie yang sudah memberitahukan hal tersebut kepada Ria. Tetapi dia hanya ingin memastikan saja, apakah benar atau tidak. Albercio ingin kalau yang memberitahu Ria bahwa dirinya sedang sakit bukanlah Annie, walaupun tidak mungkin. Albercio merasa semakin bersalah jika itu adalah Annie, maka dari itu dia ingin bukan Annie lah yang memberitahukan hal ini terhadap Ria.

"Nona kecil, barusan meminta tolong kepada saya, tuan muda. Dia bahkan berlari hingga akan terjatuh untuk sesegera mungkin menolong anda. Nona sangat terlihat khawatir dengan kesehatan anda. Maka dari itu, saya ada disini untuk memastikan." Ria menjawab pertanyaan dari Albercio sambil mengingat kembali kejadian tadi dimana Annie berlari-lari dan hampir terjatuh untuk menolong kakaknya.

"Apakah tuan muda mau saya panggilkan dokter atau-" Ria yang belum selesai bicara tidak membuat Albercio ragu untuk keluar dari kamarnya. Albercio sekarang merasa sangat menyesal karena tidak menerima Annie dengan baik. Padahal adik kecilnya itu sangat sayang dan perduli kepadanya.

Albercio pun mencari Annie dimana-mana. Di ruang makan, di kamar papahnya, di theater, di taman, di dapur, di lapangan, di kolam renang, di seluruh penjuru mansion ini, tetapi tidak ada tanda-tanda keberadaan Annie.

Annie kamu dimana? Kakak minta maaf karena telah bersikap jahat kepada kamu dari awal. Kakak akan merubahnya. Kakak berjanji tidak akan menyakiti Annie lagi. Albercio yang tidak pernah meminta maaf, Albercio yang tidak pernah menurunkan egonya, pada saat ini sedang dikalahkan oleh Annie. Annie membuat Albercio sadar, bahwa ada yang sayang dengannya, ada yang perduli dengan Albercio. Memang Albercio disayang oleh ayahnya, tetapi ayahnya menegaskan kepadanya bahwa laki-laki harus bisa segalanya, bahwa dia harus mandiri bahkan diumurnya yang masih 12 tahun ini. Albercio jarang untuk menghabiskan waktunya berdua dengan sang ayah. Ayahnya hanya akan bersamanya pada waktu sarapan dan makan malam, karena sisa waktunya akan dihabiskan di kantornya. Albercio tidak merasa kesal dengan ayahnya yang tidak bisa meluangkan waktu lebih banyak lagi untuknya, karena dia tahu bahwa beban yang dipikul oleh ayahnya sangat banyak. Maka dari itu, Albercio tidak pernah protes jika ayahnya tidak ada dirumah. Hanya saja, karakter Albercio menjadi seperti ini, kejam dan sadis.

"Robert, lihat Annie tidak?" Albercio menanyakan hal tersebut sambil ngos-ngosan, karena dia dari tadi berlari untuk mencari Annie yang tidak dia temukan.

"Owh, nona kecil. Tadi dia pergi, sepertinya keluar. Oh iya, tuan muda, sebelumnya nona kecil datang kepada saya untuk menanyakan keberadaan anda. Saya melihat nona kecil jalannya agak aneh, seperti kesakitan dan terluka di bagian pergelangan kakinya. Tetapi saya tidak menanyakan lebih lanjut karena nona kecil terlihat seperti sangat bersemangat untuk memberikan teh untuk anda." Robert mengatakan hal yang sedari tadi menjanggal dalam hatinya.

"Terimakasih Robert." Albercio meninggalkan Robert dan langsung menuju ruangan CCTV. Dia ingin melihat dimana adiknya dan ingin memastikan yang dikatakan oleh Robert tadi, bahwa Annie seperti menahan sakit pada kakinya.

Ketika sampai di ruangan CCTV, Albercio langsung mencari rekaman video 2 jam sebelumnya. Pada saat sedang mencari-cari, Albercio menemukan rekaman dimana Annie sedang membuatkan teh untuknya. Albercio menggeram karena melihat Annie jatuh dari kursi dan tidak ada satupun maid yang membantu Annie. Albercio sekarang tahu, bahwa kaki Annie menjadi sakit karena dirinya, karena Annie membuatkan teh untuknya hingga kakinya terluka.

Maaf, tolong maafkan aku Annie. Aku tidak becus menjadi kakak. Bahkan teh yang sudah kamu buat dengan susah payah aku lemparkan begitu saja. Maaf Annie. Albercio menyesal. Sekarang dia tambah menyesali perbuatannya. Karena dia, Annie jadi terjatuh dari kursi dan karena dia, Annie jadi menangis.

Albercio terus memutar rekaman CCTV hingga saat dimana Annie meninggalkan mansion. Albercio pun mengingat kembali perkataannya saat membentak Annie dan menyuruhnya untuk keluar dari rumah ini. Sekarang Albercio tidak bisa apa-apa, pikirannya blank. Dia tidak tahu harus apa. Dia tidak tahu Annie, adik kecilnya ada dimana.

Annie...kamu ada dimana? Kakak mohon jangan tinggalkan kami. Kakak sangat menyesal sudah membentak Annie tadi. Annie, tunggu kakak, kakak pasti akan mencari dan mendapatkan Annie lagi. Albercio menutup matanya dan menangis dalam diam.

-----------------------

Makasih yang udah baca, vote, dan komen❤❤❤

Yuk guys vote ke 35 aku up lagiii.....

My Little AnnieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang