Part 25

14.4K 1.4K 34
                                    

Halaww semuaanyaa selamat malamm

Hari ini kalian libur gaa? BTW walaupun udah telat, selamat memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW bagi yang merayakan, maap telat ucapinnya hehe

Yukk sebelum bacaaa

Jangan lupa untuk Votee🌟⭐⭐ , komen, dan follow aku kalau mau..

Selamat membaca semuaa❤❤

--------------

Albercio, Eros, Eric, dan Philip sedang berada di kamar Albercio. Albercio tidak mengajak mereka untuk bersinggah. Hell no! Tadinya dia ingin kembali kekamar untuk beristirahat sebentar. Lalu mereka penasaran dengan isi kamarnya seperti orang kampungan yang tidak pernah melihat kemewahan. Padahal mereka adalah salah satu keluarga terkaya di dunia. Lalu salah satu temannya memaksa untuk masuk melihat ruangan Albercio. Yang mungkin kalian juga sudah menebaknya, yaitu, si bocah gila, Eros. Albercio pun sudah menyerah untuk meladeni Eros, waktunya lebih berharga daripada untuk mendengarkan ocehan si anak gila. Maka dari itu, disinilah mereka ber-empat.

"Wow, kamarmu bagus sekali, dude. Mungkin inilah enaknya jadi anak pemilik sekolah." Eros berkata sambil melihat furniture yang ada di kamar Albercio. Dan tiba-tiba saja Philip mengangkat sebuah boneka. Boneka kelincinya, Bunny!

"Tidak ada yang tahu, bahwa seorang Montgomerie, menaruh boneka imut seperti ini di kamarnya." Philip berkata sambil mengangkat boneka kelinci itu. Langsung saja Albercio menerjang Philip untuk mengambil bonekanya, boneka dari Annie.

"Wow, wow, calm dude. Kami akan jaga rahasia terbesarmu itu." Eros berbicara sambil mengedipkan satu matanya. Semua tertawa kecuali Albercio yang sekarang merasa jengkel.

"Itu dari adikku, kau tahu. Jadi jangan mengejek barang pemberiannya!" Albercio menjelaskan kepada semuanya bahwa si bunny merupakan hadiah dari adiknya. Albercio menaruh Bunny ke tempat semula dengan sangat hati-hati, seperti menaruh keramik yang mudah pecah.

"Oh, yeah by the way, sister huh? What's her name? Annie, right?" Eric berbasa-basi menanyakan tentang Annie kepada Albercio sambil mendudukan dirinya disofa.

"Iya, aku mendengarnya, namanya Annie. Adikmu lucu sekali, tidak seperti kakaknya yang marah melulu." Ucap Eros yang lagi-lagi membuat Eric dan Philip tertawa.

"Touch her and you're dead." Albercio berkata dengan nada serius hingga matanya menajam. Membuat Eros ketakutan hingga memeluk dirinya sendiri karena bulu kuduknya berdiri.

"Alright, waktunya untuk kembali ke kelas." Philip menengahi suasana yang mencekam tersebut. Mereka pun kembali ke sekolah untuk mengambil kelas selanjutnya, yaitu kelas bela diri.

------------------

"Wow, pria itu lumayan juga." Ucap Eros ketika melihat pria yang lumayan jago dalam bela diri. Sedari tadi dilihat, pria itu memang benar-benar mempunyai skill dalam beda diri. Dia bahkan hampir membuat pingsan 2 orang jika tidak segera diberhentikan oleh guru.

"Hei! Disini." Eric berteriak kearah Albercio ketika melihat Albercio kebingungan mencari mereka. Tadi, mereka bertiga pergi dulu ke ruangan bela diri karena Albercio harus pergi ke toilet terlebih dahulu. Albercio pun berjalan ke arah teman-temannya.

"Pemenangnya adalah Leo!" Semua orang bertepuk tangan, ketika guru bela diri memberi tahu pemenangnya. Albercio yang melihat Leo pun langsung marah. Tidak pernah dia menyangka akan sekelas dengan si Leona hari ini. Albercio menyeringai dan dia pun berdiri dari duduknya sambil berkata,

"Saya mau battle dengan dia." Albercio berkata dengan lantang. Semua orang memberi sorak dan tepuk tangan ketika melihat pertandingan menjadi lebih seru karena sekarang yang bertanding adalah Leo, yang terkenal akan kehebatannya dalam bela diri, dan Albercio, anak dari pemilik sekolah yang tidak kalah hebat.

"Sebelum itu, saya ingin berbicara dulu dengannya sendiri." Albercio memberi permintaan yang disetujui gurunya. Oh, ayolah, semua guru pasti akan menyetujui apapun yang dia minta, secara dia adalah anak dari pemilik sekolah. Albercio berjalan keluar dari kelas yang diikuti oleh Leo. Tidak berbasa-basi, Albercio pun mengatakan keinginannya.

"If I win, leave my sister alone."

"Then, if I win?" Leo berkata dengan santai sambil menaikan sebelah alisnya.

"What do you want?"

"Your sister." Perkataan dari Leo tentu membuat Albercio menjadi semakin marah. Dia yakin, dirinya tidak akan kalah tetapi tetap saja, Leo adalah tandingan yang sebanding dengannya. Sangat beresiko, jika dirinya yang menang, Leo tidak akan menemui Annie lagi. Tetapi jika Leo yang memenangkan pertandingan, dia akan membuat Annie menjadi miliknya. Dan itu adalah hal yang tidak akan selamanya terjadi jika ia masih bernapas. Tidak akan pernah, dirinya membiarkan Annie bersama si banci Leona.

"Agree." Albercio menjulurkan tangannya kepada Leo dan Leo pun membalasnya. Hal tersebut menandakan bahwa perang akan segera terjadi. Tidak tahu siapa yang kalah dan siapa yang menang, tetapi mereka berdua telah bersepakat untuk menerima resikonya.

---------------

Bugh...bughh

Albercio berhasil memukul Leo sebanyak dua kali. Sudah 15 menit berlalu dan mereka masih bertanding. Keduanya belum ada yang menyerah dan masih berjuang. Para penonton yang tadinya hanya siswa-siswa yang mengikuti kelas bela diri saja, sekarang menjadi bertambah banyak. Bahkan mereka rela skip kelas untuk menonton pertandingan antara Albercio dan Leo. Eric, Eros, dan Philip pun tak kalah bersemangat menontonnya. Mereka meneriaki nama Albercio untuk memberikan sahabatnya itu semangat.

Bugh..bugh..bugh

Kali ini Albercio tidak berhasil untuk menangkis pukulan dari Leo. Leo menonjok Albercio sebanyak 3 kali. Mereka berdua sudah babak belur, tetapi tidak ada salah satu dari mereka yang ingin mengibarkan bendera putih. Mereka berdua mempunyai misi masing-masing. Tentu Albercio tidak ingin adik kecilnya bersama Leona, bahkan adiknya masih terlalu kecil untuk memulai cinta monyet ini. Sedangkan Leo, dia tidak ingin cintanya dihalangi oleh apapun itu. Dia akan berjuang demi Annie. Walaupun dirinya baru pertama kali bertemu dengan Annie, dia tahu bahwa perasaannya pada Annie bukanlah cinta monyet. Jadi, dia akan berjuang sekarang agar bisa memenangkan Annie, apapun itu resikonya.

Bughh...bughh...bughh

Priitttttt

Guru bela diri yang sudah melihat suasana yang tidak kondusif langsung meniup peluitnya agar mereka berhenti. Guru bela diri itu menunjuk salah satu orang yang sudah terkapar tidak berdaya, walaupun masih bernafas.

"Dann pemenangnya adalah....."

-------------------

Haiii guyss

Kira-kira siapa yang menang yaa???

Alberciooo atau Leoo

Yuk untuk next part

290 votee ⭐🌟⭐

My Little AnnieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang