Part 22

15.6K 1.6K 54
                                    

Guyss, aku mau nanyaaaa JAWAB YAA

Kalian mau baca ga kalau aku buat cerita lagi?

Kalau mau baca, mau cerita tentang

Annie dulu?

Atau Albercio dulu?

Karena aku udah bikin alur ceritanya bakal kaya gimana.

BTW, keduanya ini akan bergenre romantis. Kalian suka ga?

Ini menentukan endingnya My Little Annie. Jadi make sure kalian komen okeee, biar aku tau kalian mau baca atau ngga. Makasih semuaa

Okee sebelum bacaaa, seperti biasaa ya

Jangan lupa vote⭐🌟🌟, dan komen, dan follow aku kalau kalian mau.

Selamat membaca💙💙

----------------

Saat ini, Albercio dan Annie sedang ada di kamar Annie. Annie meminta agar Albercio tidur dikamarnya hari ini, sebelum besok akan pergi meninggalkannya.

"Kakak tadi kenapa pukul Kak Leo? Kakak jadinya telluka  cepelti ini." Annie menempelkan hansaplast pada dahi Albercio. Lebam-lebam yang ada di tubuh Albercio tidak dikompres karena Albercio merasa itu bukanlah hal seberapa. Tapi, Albercio menerima plester dari Annie, yang bergambar ice bear, salah satu karakter dari film kartun berjudul We Bare Bears.

"Tuh kan, kakak jadi babak belul cepelti ini. Cini Annie pacangkan ice beal di luka kakak." Dan Albercio pun menurut kepada Annie seperti anak kucing menurut pada ibunya.

"Annie, kan kakak sudah bilang pada Annie untuk tidak berbicara dengan laki-laki selain kakak, kemarin. Kenapa tadi Annie malah mengobrol dengan si Leona?" Albercio sangat tidak suka ketika tadi dia melihat Annie disentuh oleh laki-laki lain. Annie hanya akan menjadi adik kecilnya yang polos.

"Kenapa kakak mengubah nama Kak Leo menjadi Leona? Kak Leo kan laki-laki. Maca namanya Leona?" protes Annie kebingungan. Perasaannya, tadi kakak tersebut bernama Leo. Kenapa sekarang kakaknya mengganti nama Kak Leo menjadi Leona?

"Dia bernama Leona, Annie. Karena dia sangat lembek dan lemah seperti perempuan." Albercio berbicara dengan santai tanpa melihat perubahan wajah Annie yang menjadi sedikit mendung.

"Kakak mengatai Annie lemah dan lembek?" Albercio yang mendengar perkataan lirih yang keluar dari mulut Annie pun langsung saja menatap Annie dengan panik. Dia sama sekali tidak berniat untuk menyinggung perasaan Annie. Dia hanya kesal saja dengan Si Leo itu yang sok jago dan sok berani. Dan sekarang, karena Leo juga, dirinya dan Annie berantem. Padahal, dia ingin membuat kenangan manis terakhirnya bersama Annie, sebelum besok dia akan pergi meninggalkan Annie. Memang, ini semua gara-gara bocah sialan itu!

"Tidak, tentu saja tidak. Annie adalah adik kecil kakak yang sangat kuat dan pemberani. Buktinya, kakak saja bisa takut pada Annie." Albercio langsung memeluk Annie agar adiknya itu tidak tersinggung dan salah paham. Percayalah, Albercio sangat menyayangi Annie bahkan lebih dari dia menyayangi dirinya sendiri. Maka dari itu, mana mungkin dia sengaja untuk membuat Annie sedih.

"Kakak?" Annie memanggil Albercio dengan lirih.

"Iya, kenapa Annie?"

Hiks..hiks

Tiba-tiba saja Annie menangis. Selama kurang dari 2 minggu ini, Annie tidak pernah menangis lagi. Tetapi, detik ini, Annie menangis lagi sambil memeluk kakaknya dengan erat. Albercio sangat sedih jika sudah mendengar tangisan Annie, karena dia tidak bisa membuat Annie berhenti menangis, dia hanya bisa mendengarkan dan menenangkan Annie sampai Annie berhenti menangis.

"Lho, Annie kenapa menangis?" Albercio menguraikan pelukan mereka dan melihat wajah Annie yang sedikit basah akibat air mata yang dikeluarkannya.

"Kakak akan pelgi meninggalkan Annie becok. Annie akan melindukan kakak. Annie hanya ingin, kakak celalu bica menjaga kecehatan kakak. Jangan campe kakak cakit, nanti Annie cedih. Kakak juga jangan melupakan Annie dicini. Annie akan melindukan kakak cetiap halinya. Jangan lupa untuk membawa Bunny dan menjaga Bunny, ya kak." Annie mengatakannya sambil memberikan Bunny kepada Albercio yang sedari tadi ada disebalahnya. Albercio menerima Bunny, walaupun dalam hati, dirinya meringis melihat boneka kelinci bewarna pink itu. Tapi, Albercio akan membawa boneka tersebut untuk menemaninya saat dirinya pergi.

"Annie, sudah jangan nangis lagi. Annie kan besok harus tampil cantik ketika mengantar kakak ke bandara." Albercio menyingkirkan air mata dipipi Annie dengan tangannya. Annie pun mengangguk menyutujui.

"Good night, kak." Annie mencium pipi Albercio.

"Selamat malam, Annie." Albercio memeluk Annie dan keduanya pun tertidur bersama.

----------------

Montgomerie International Airport

Annie, Albercio, dan Ray sudah ada di bandara untuk mengantar Albercio. Annie memakai baju bewarna hitam, katanya dia ingin memakai baju yang bewarna gelap untuk mengutarakan kesedihannya karena akan berpisah dengan Albercio.

"Kenapa Annie memakai baju bewarna hitam?" Ray bertanya kepada Annie yang berada digendongannya. Dia bingung, karena tidak biasanya anak itu memakai baju yang bewarna gelap. Katanya, Annie memakai baju bewarna terang agar dia bisa membuat orang sekitarnya bahagia, tetapi pada hari ini, dia memakai baju bewarna hitam.

"Annie cedih akan ditinggalkan oleh kakak. Maka dali itu, Annie mau pakai baju walna hitam caja untuk mengutalakan pelacaan Annie yang lagi cedih ini." Ucap Annie sambil melihat kebawah karena suasana hatinya sedang mendung hari ini. Ray yang mendengar alasan itu hanya menghela napas. Kadang-kadang pemikiran Annie terlalu lucu juga, hingga tidak masuk akal.

"Papa, tulunkan Annie, Annie ingin menanyakan cecuatu kepada kakak." Ray pun langsung menurunkan Annie dari gendongannya.

"Kakak cudah bawa Bunny?" Annie memastikan untuk sekian kalinya bahwa sang kakak sudah membawa boneka kelinci imut miliknya itu.

"Sudah, Annie." Albercio terkekeh kecil saat melihat pipi Annie melebar ketika dirinya mencubit pipi Annie. Albercio memeluk Annie dengan erat, dia akan sangat merindukan adiknya ini. Dia berharap Annie tidak akan tumbuh besar, sehingga Annie tetap menjadi Annie yang polos.

Your attention please, Passengers of Montgomerie Airways on flight number AG32 to Montgomerie Private School airport, please boarding from door AF13, Thank you.

Pengumuman pun sudah disampaikan lewat pengeras suara yang menandakan Albercio harus segera untuk menaiki pesawat dan meninggalkan Annie. Albercio tidak tega untuk meninggalkan Annie. Dia melihat Annie sudah akan mengeluarkan air mata lagi dari kedua mata indahnya. Albercio pun langsung memeluk Annie dan berbisik kepada Annie,

"Kakak sayang Annie." Albercio mengatakan hal yang selama ini jarang sekali keluar dari mulutnya. Dia memang sangat menyayangi adiknya itu. Selanjutnya Albercio pun menguraikan pelukannya pada Annie, dan mendekati Ray. Albercio memeluk Ray untuk pertama kalinya dan berkata,

"Terimakasih ayah."

"Belajar yang benar. Kamu adalah satu-satunya harapan bagi ayah." Ray mengelus rambut Albercio dan menatap Albercio dengan mata berkaca-kaca. Untuk pertama kalinya, dia akan melepaskan putra satu-satunya untuk waktu yang cukup lama.

"Kakak pergi dulu, Annie. Nanti kita ketemu lagi ya. Jangan lupa suratnya." Setelah melihat anggukan dari Annie pun, Albercio berjalan mundur untuk melihat lebih lama wajah Annie. Dia akan meninggalkan adiknya untuk waktu yang lama. Albercio pun langsung berjalan lagi dan meninggalkan Annie dan Ray dibelakang.

-----------------

Jangan lupa kasih pendapat kalian dari pertanyaan aku yang diatas yaa

Yuk untuk next part

255 votee🌟⭐⭐🌟

My Little AnnieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang